DENPASAR - Kerusuhan terjadi di atas Kapal Motor (KM) Awu saat pelayaran dari Kupang (NTT) menuju Pelabuhan Benoa (Denpasar Selatan, Bali), Senin (28/4) malam. Diduga stres, seorang penumpang tiba-tiba ngamuk dengan senjata pisau dan penyerang ratusan orang dalam kapal. Akibat insiden berdarah ini, satu orang dilaporkan tewas, sementara enam korban lainnya terluka tusuk.
Penumpang yang ngamuk di atas KM Awu malam itu adalah Benediktus Leo, 26, asal Soe, NTT. Sedangkan penumpang yang tewas mengenaskan dalam insiden berdarah tersebut adalah Agustinus Timo, 28, juga asal Soe, NTT. Korban Agustinus Timo yang notabene ipar dari pelaku Benediktus Leo langsung tewas di tempat akibat luka tusukan tepat mengenai hulu hati.
Sementara 6 korban terluka tusuk dalam insiden maut malam itu masing-masing Yuliana Muluk, 27 (juga asal Soe, NTT), Ejra Adol Pina Paratu, 32 (asal Kupang, NTT), Maria Hurlatu, 40 (asal Kupang, NTT), Feri Mandola, 22 (asal Kupang, NTT), Mustajap, 52 (asal Kupang, NTT), dan Simon Umbu Kaleka, 21 (asal Kupang, NTT).
Pelaku Benediktus sendiri kemudian dikeroyok kru kapal dan para penumpang lainnya setelah menyerang banyak orang secara membabibuta. Akibat pengeroyokan kru kapal dan para penumpang tersebut, pelaku Benediktus Leo babak belur dalam kondisi pingsan.
Sumber di Pelabuhan Benoa menyebutkan, aksi penyerangan oleh pelaku Benediktus Leo tersebut berawal saat KM Awu jurusan Kupang-Waingapu-Bima-Denpasar berangkat dari Pelabuhan Bima, NTB, Senin sore sekitar pukul 05.00 Wita. Setelah berlayar selama hampir 6 jam, tepatnya Senin malam pukul 22.50 Wita, meledak kerusuhan di atas kapal. Saat kerusuhan terjadi, Kapal Awu masih berada di perairan Dompu, NTB.
Pelaku Benediktus Leo, penumpang yang saat itu berada di Dek 5 bersama beberapa saudara dan temannya, terlihat makan roti bersama Yuliana Muluk. Perempuan bernama Yuliana Muluk ini notabene merupakan saudara dari pelaku dan ikut terluka dalam insiden tersebut. “Pelaku (Benediktus Leo) sempat makan roti dengan saudaranya, Yuliana Muluk,” ungkap salah satu saksi yang saat kejadian juga berada dalam Dek 5 Kapal Awu, di Pelabuhan Benoa, Selasa (29/4). Nah, tatkala sedang melahap roti dengan tangan kiri, pelaku Benediktus Leo sudah terlihat menggenggam pisau di tangan kanannya. Entah karena masalah apa, Benediktus Leo tiba-tiba menghujamkan pisau ke arah lengan kanan Yuliana Muluk yang masih saudaranya. Begitu terkena sabetan pisau, Yuliana Muluk langsung lari dan berteriak minta tolong.
Saat itulah suami korban, Agustinus Timo, mencoba menyelamatkan Yuliana Muluk. Apes bagi Agustinus Timo, karena dia justru ikut jadi korban penusukan oleh iparnya, Benediktus Leo. Agustinus Timo kena tusukan pisau tepat di hulu hati hingga langsung tewas di tempat.
Setelah melukasi pasutri Agustinus Timo dan Yuliana Muluk hingga salah satunya tewas, pelaku Benediktus Leo bukan lantas menghentikan aksi brutalnya. Pria berusia 26 tahun ini kembali mengamuk dan menyerang penumpang lainnya di Dek 5 dan Dek 4 dengan pisau secara membabibuta.
Akibatnya, 5 korban lainnya juga terluka, masing-masing Ejra Adol Pina Paratu, Maria Hurlatu, Feri Mandola, Mustajap, dan Simon Umbu Kaleka. “Waktu kejadian malam itu, kebanyakan penumpang kapal sedang tidur dan terbangun setelah mendengar teriakan korban,” jelas saksi tadi.
Saksi yang lari terbirtir-birit menyelamatkan diri ini mengisahkan, pelaku Benediktus Leo mengamuk dengan pisaunya sambil jalan di Dek 5 dan Dek 4 Kapal Awu. “Siapa saja yang dilihat di depannya, langsung ditusuk dengan pisau,” katanya.
Setelah mengamuk dan menyerang selama 20 menit, Benediktus Leo coba ditenangkan beberapa kru Kapal Awu dibantu sejumlah penumpang. Namun, pelaku Benediktus Leo bukannya luluh, melainkan justru balik menyerang petugas dan penumpang lainnya. Tak ayal, kru kapal dan para penumpang pun langsung keroyok Bendiktus Leo. Pelaku dihajar beramai-ramai hingga pingsan. Sementara itu, para korban terluka tusuk sempat dirawat darurat oleh krus kapal di atas Kapal Awu. “Korban sempat dirawat kru sambil menunggu kapal sandar di Pelabuhan Benoa. Setelah kapal sandar, para korban dilarikan ke rumh sakit,” jelas saksi tersebut.
Kapal Awu yang memuat ribuan penumpang dalam pelayaran dari Kupang akhirnya sandar di Pelabuhan Benoa, Selasa sore pukul 15.00 Wita. Pelaku Benediktus Leo yang dalam kondisi penuh luka akibat dikeroyok kru kapal dan penumpang lain, diturunkan pertama oleh petugas kepolisian bersenjata lengkap. Setelah itu, satu per satu korban luka tusuk diturunkan untuk dibawa dengan ambulans menuju RS Sanglah, Denpasar.
Petuga Polair Polda Bali dan Polsek Benoa kemarin langsung naik ke atas Kapal Awu untuk mengamankan barang bukti pisau yang digunakan pelaku Benidetus Leo. Menurut Dir Polair Polda Bali, Kombes Tubuh Musyareh, haknya sudah mengamankan pelaku. Namun, pelaku masih dalam perawatan, karena mengalami luka-luka akibat pengeroyokan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal terhadap saksi-saksi, aksi penyerangan malam itu diduga dilakukan Benediktus Leo karena stres. Hal itu diperkuat fakta bahwa tidak ada ditemukan alkohol atau barang lainnya di atas kapal. “Sekarang masih kami periksa saksi dan akan dilanjutkan pemeriksaan pelaku,” tandas Tubuh Musyareh, Selasa sore.
Dihubungi secara terpisah, Selasa kemarin, Kabag Operasional Pelni, Sampto, menyatakan biaya perawatan semua penumpang yang kini dirawat di rumah sakit ditangggung PT Pelni. “Biaya perawatan para korban ditanggung PT Pelni hingga mereka sembuh. Terkait masalah ini, kami juga akan berkordinasi dengan petugas pusat” ujar Sampto.
Dia menambahkan, PT Pelni juga akan tanggung pemulangan jenazah korban tewas insiden pensusukan di atas Kapal Awu ke tempat asalnya di NTT. “Nanti pemulangan jenazah korban akan dibiayai juga oleh PT Pelni,” katanya.
sumber : NusaBali