Ada tiga kader Beringin yang digadang-gadang layak diapercaya menjadi Ketua DPRD Karangasem hasil Pileg 2014, karena termasuk pengurus struktural dengan jabatan tinggi di partrainya yang lolos ke kursi Dewan. Mereka masing-masing I Wayan Tama (Sekretaris DPD II Golkar Karangasem yang kini Ketua Komisi A DPRD Karangasem), I Nengah Sumardi (Ketua Pengurus Kecamatan Golkar Bebandem yang kini Ketua Fraksi Golkar DPRD Karangasem 2009-2014), dan I Nengah Sudarsa (mantan Sekkab kaarngasem yang kini Ketua SOKSI Karangasem).
Jika jabatan strukturan partai sebagai ukurannya, maka yang paling berhak menduduki kursi Ketua DPRD Karangasem 2014-2019 adalah Wayan Tama. Tapi, jika ukurannya adalah peraih suara tertinggi di Pileg 2014, maka justru kader non struktural yang berhak menduduki kursi Ketua DPRD Karangasem hasil Pileg 2014. Dia adalah I Nyoman Rena.
Berdasarkan pleno rekapitulasi KPU Karangasem, Nyoman Rena adalah caleg internal Golkar yang peraih suara tertinggi untuk kursi DPRD Karangasem. Caleg new comer yang maju dari Dapil III (Kecamatan Selat-Rendang-Sidemen) ini berjaya dengan perolehan 4.834 suara.
Sedangkan Wayan Tama (yang Sekretaris DPD II Golkar Karangasem) adalah caleg yang menduduki peringkat kedua urusan suara terbanyak internal partainya. Maju ke Pileg 2014 dari Dapil II (Kecamatan Bebandem-Manggis), Wayan Tama lolos dengan torehan 4.704 suara.
Disusul kemudian Nengah Sumardi (lolos dari Dapil II dengan torehan 4.370 suara), kemudian I Nengah Musna Antara (lolos dari Dapil IV Kecamatan Kubu/dengan 4.087 suara), I Gusti Agung Dwi Putra (lolos dari Dapil III Kecamatan Bebandem-Manggis/dengan 3.717 suara), dan I Nengah Sudarsa (lolos dari Dapil I Kecamatan Karangasem/dengan 3.519 suara).
Golkar sendiri berhak atas jabatan Ketua DPRD Karangasem 2014-2019, karena keluar sebagai jawara Pileg di Gumi Lahar. Golkar menyabet 13 kursi dari total 45 kursi Dewan yang diperebutkan. Sedangkan PDIP selaku juara bertahan harus puas berada di peringkat kedua di Karangasem dengan raihan 12 kursi, disusul Gerindra (5 kursi), Demokrat (5 kursi), dan NasDem (5 kuri). Ini untuk kali pertama Golkar jawara di Karangasem dalam era Reformasi, sejak Pileg 1999. Selama ini, PDIp selalu tampil sebagai jawara.
Ketua DPD II Golkar Karangasem, I Wayan Geredeg, masih rahasiakan siapa kader partainya yang akan dipercaya menjadi Ketua Dewan 2014-2019. “Belum saatnya saya jelaskan siapa kandidat Ketua DPRD Karangasem. Nanti akan ditentukan melalui mekanisme rapat pleno DPD II Golkar,” elak Geredeg yang juga Bupati Karangasem saat dikonfirmasi di Amlapura, Minggu (27/4). Disinggung kriteria calon Ketua DPRD Karangasem, apakah harus loyal, memiliki dedikasi, berprestasi, dan berpengalaman di struktur partai, Geredeg enggan menjawabnya. “Sudahlah, nanti pada saat tepat pasti akan kami sampaikan,” ujar Geredeg yang notabene ayah dari Ni Putu Yuli Artini, caleg DPRD Bali dari Golkar yang jawara dengan 24.000 suara lebih di Dapil Karamgasem.
Sementara itu, Wayan Baru kemungkinan besar akan dipercaya Gerindra sebagai Ketua DPRD Karangasem hasil Pileg 2014. Pasalnya, Wayan Baru merupakan kader dengan jabatan struktural tertinggi di partainya, yakni sebagai Ketua DPC Gerindra Klungkung, yang lolos ke DPRD Klungkung 2014-2019.
Selain menduduki jabatan tertinggi di struktur partainya, Wayan Baru juga caleg Gerindra peraih suara tertinggi dalam Pileg 2014. Maju dari Dapil Kecamatan Nusa Penida, Wayan Baru tembus kursi DPRD Klungkung hasil Pileg 2014 dengan perolehan 6.183 suara. Maka, Wayan Baru hamper dipastikan akan menggantikan AA Gede Anom (PDIP) sebagai Ketua DPRD Klungkung. Saat dikonfirmasi, Minggu kemarin, Wayan Baru mengakui dirinya yang paling berpeluang jadi Ketua Dewan hasil Pileg 2014. Sebab, selain menduduki jabatan structural tertinggi di partainya, politisi asal Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung ini juga caleg internal Gerindra peraih suara terbanyak.
“Memang saya ini Ketua DPC Gerindra Klungkung dan sekaligus caleg peraih suara terbanyak. Namun, soal jabatan Ketua DPRD Klungkung, semuanya dikembalikan ke mekanisme partai,” jelas Wayan Baru.
Seperti halnya Golkar di Karangasem, Gerindra juga mengukir sejarah untuk kali pertama tampil sebagai jawara di Klungkung dalam Pileg era Reformasi. Sebelumnya, Gumi Serombotan Klungkung selalu berada dalam genggaman PDIP sejak pesta demokrasi pertama era Reformasi yakni Pemilu 1999.
Dalam Pileg 2014 ini, Gerindra tampil sebagai jawara dengan mendominasi 8 kursi dari total 30 kursi DPRD Klungkung yang diperebutkan. Ini lonjakan besar, karena dalam Pileg 2009 lalu, Gerindra hanya kebagian 2 kursi di DPRD Klungkung 2009-2014.
Sedangkan PDIP selaku juara bertahan, harus puas berada di peringkat kedua dengan perolehan 7 kursi parlemen hasil Pileg 2014. Sebaliknya, Golkar justru terlempar ke peringkat empat dengan hanya meraih 4 kursi. Golkar bahkan berada di bawah Hanura, yang sukses menyabet 5 kursi DPRD Klungkung hasil Pileg 2014. Itu artinya, Golkar juga kehilangan kursi Wakil Ketua DPRD Klungkung. Jatah kursi Wakil Ketua Dewan hasil Pileg 2014 masing-masing akan direbut PDIP dan Hanura.
Dengan tampilnya Gerindra sebagai jawara dan terpilihnya Wayan Baru menjadi Ketua DPRD Klungkung 2014-2019, maka Gumi Serombotan benar-benar dalam kekuasaan partai Besutan Prabowo Subianto. Pasalnya, jabatan Bupatiu-Wakil Bupati Klungkung hasil Pilkada 2013 juga diduduki pasangan yang diusung Gerindra, yakni Nyoman Suwirta-Made Kasta.
Ini praktis mengulangi prestasi PDIP sebelumnya, di mana Bupati Klungkung 2003-208 dan 2008-2013 dipegang politisi PDIP Wayan Candra, sementara Ketua DPRD Klungkung 2004-2009 dan 2009-2014 juga dipegang secara bergantian oleh AA Gde Bagus (kader PDIP) dan AA Gede Anom (kader PDIP).
Lebih spesifik lagi, kursi kekuasaan Klungkung pun praktis bergeser ke wilayah seberang Kecamatan Nusa Penida. Pasalnya, Wayan Baru yang akan jadi Ketua Dewan berasal dari Desa Sakti (Kecamatan Nusa Penida), sementara Bupati Nyoman Suwirta berasal dari Banjar Ceningan, Desa Lembongan (Kecamatan Nusa Penida).
sumber : NusaBali