TABANAN - Kelompok pemuda dari dua banjar asal desa berbeda terlibat bentrok di Pos Kamling Banjar Bandung, Desa Pandak Bandung, Kecamatan Kediri, Tabanan saat perayaan tahun baru 2014, Rabu (1/1) dinihari. Dari kerusuhan yang diwarnai aksi perusakan motor dan Pos Kamling ini, 6 pemuda sebanjar ditetapkan sebagai tersangka.
Ketegangan di awal tahun baru 2014 ini melibatkan kelompok pemuda dari Banjar Taman Sari, Desa Pandag Gede (Kecamatan Kediri, Tabanan) vs Banjar Bandung, Desa Pandak Bandung (Kecamatan Kediri). Ke-6 pemuda yang ditetapkan sebagai tersangka semuanya asal banjar Taman Sari, Desa Pandak Gede, yakni I Putu Eka Susila Putra alias Nova, AA Wahyu Pratama, Agus Dwipayana, Komang Putrayasa, Putu Sarjana Putra, dan I Komang Budiarta Insiden yang disertai penganiayaan dan perusakan di Banjar Bandung, Desa Pandak Bandung ini terjadi Rabu dinihari sekitar pukul 03.00 Wita.
Awalnya, pelaku Putu Eka Susila Putra meminta rekannya, Made Sucita, beli rokok ke salah satu warung sekitar pukul 02.30 Wita. Saat itu, kelompok pemuda Banjar Taman Sari, Desa Pandak Gede ini tengah minum-minum di bale banjar. Karena Made Sucita yang disuruh beli rokok lama tak kunjung kembali, Eka Susila Putra ceriga temannya itu dapat halangan di jalan. Dia kemudian menyusul Made Sucita yang diperkirakan menuju arah utara (Banjar Bandung, Desa Pandak Bandung). Eka Susila sempat turun dari motornya dan bertanya kepada sekelompok pemuda di Banjar Batan Poh, Desa Pandak Bandung. Pemuda setempat memberikan informasi kalau Made Sucita terlihat meluncur ke arah utara menuju Banjar Bandung. Eka Susila pun meluncur seorang diri menyusul ke Banjar Bandung.
“Saat tiba di Pos Kamling Banjar Bandung, saya lihat bajunya Dekta (Made Sucita) lepas. Saya juga lihat dia dikeroyok pemuda di sana,” ungkap Eka Susila saat diperiksa penyidik kepolisian. Eka Susila memaparkan, saat dirinya turun dari motor, sekelompok pemuda di Pos Kamling Banjar Bandung itu membubarkan diri. Dia pun bertanya kepada Made Sucita kenapa bajunya lepas. Made Sucita mengaku dikeroyok pemuda setempat. Karena itu, Eka Susila balik ke Bale Banjar Taman Sari, Desa Pandak Gede untuk mengabarkan soal dikeroyoknya Made Sucita kepada rekan-rekannya. Walhasil, kelompok pemuda dari Banjar Taman Sari yang berjumlah 6 orang berangkat menuju Pos Kamling Banjar Bandung---yang berjarak beberapa kilometer arah utara---untuk mencari Wayan Putra, pemuda asal Banjar Bandung yang diduga berantem dengan Made Sucita.
Namun, sesampai di lokasi, Pos Kamling Banjar Bandung sudah sepi, tidak ada orang. Eka Susila dan rekan-rekannya mang marah kemudian mengeluarkan pipa besi dan merusak Pos Kamling Banjar Bandung. Mereka juga merusak bendera dan terpal di lokasi itu. Tak berselang lama, seorang pemuda Banjar Bandung yakni I Kadek Diana Putra, 16, datang ke Pos Kamling untuk mencari kunci motor Varionya yang hilang. Namun, kunci motornya tak ditemukan. Sial bagi Diana Putra. Saat balik dari Pos Kamling Banjar Bandung menuju rumahnya yang hanya berbatas jalan raya, pemuda 16 tahun dicegat sekelompok orang tak dikenal di depan rumahnya yang dijadikan warung kelontong. Kemudian, Diana Putra dianiaya di depan warungnya. Akibatnya, pelajar Kelas I SMA swasta di Tabanan itu bengkak sebesar jambu biji di bagian pelipis kiri. Pelaku penganiayaan diketahui bernama Komang Budiarta.
Selain menganiaya Diana Putra, sebuah sepeda motor Satria FU warna hitam DK 8755 AQ milik Kadek Wiarsa dirusak di depan rumah korban. Motor tersebut ditendang oleh pelaku AA Wahyu Pratama hingga rusak parah karena terjatuh ke dalam got. Sementara, usai terjadi ribut-ribut di depan warung Diana Putra, salah satu teman korban yakni AA Bgus Paramarta juga ikut dianiaya. Pasalnya, Bagus Permata sempat hendak mampir ke rumah Diana Putra, namun mengurungkan niat karena melihat keributan, lalu balik ke arah selatan dan berteduh di warung milik Bu Kartini yang berjarak sekitar 50 meter. Ketika berteduh bersama rekannya, Gede Wira Adnyana, siswa kelas II salah satu SMA Negeri di Tabanan ini dihampiri sekelompok pemuda. Tanpa basa-basi, salah seorang di antaranya memukul rusuk kiri bagus Permata.
Akibatnya, pemuda dari Banjar Bandung, Desa Pandak Bandung ini pun tersungkur. Sedangkan temannya, Wira Adnyana, juga dijambak rambutnya. Pelaku pemukulan akhirnya dikenali bernama Komang Budiarta. “Saya tak tahu apa-apa. Karena melihat orang ribut-ribut di warung saya ngga jadi mampir temui Kadek Diana, lalu saya berteduh di warung lainnya. Tiba-tiba saya dipukul,” ungkap Bagus Paramarta saat dimintai keterangannya selaku korban di Mapolres Tabanan.
Sementara itu, lima tersangka yakni Eka Susila Putra, AA Wahyu Pratama, Agus Dwipayana, Komang Putrayasa, dan Putu Sarjana Putra dijerat dengan pasal 170 jo 406 KUHP atas perusakan Pos Kamling Banjar Bandung. Sedangkan satu tersangka lagi, Komang Budiarta, dijerat kasus penganiayaan terhadap dua orang pemuda Banjar Bandung di dua tempat berbeda. “Kita menetapkan enam tersangka mulai dari kasus perusakan Pos Kamling Banjar Bandung, peruskan terpal, perusakan motor, hingga kasus penganiayaan. Juga, atas pemilikan senjata tajam,” jelas Kasat Reskrim Polres Tabanan, AKP Wayan Arta Ariawan, Rabu kemarin.
sumber : NusaBali