DENPASAR - Setelah sukses dengan pembangunan Jalan di Atas Perairan (JDP) yang dikenal sebagai Jalan Tol Bali Mandara rute Benoa (Denpasar Selatan)-Bandara Ngurah Rai (Kuta)-Nusa Dua (Kuta Selatan) sepanjang 12,7 km, Pemprov Bali berencana kembali akan mengusulkan proyek JDP rute Kuta (Badung)-Soka (Tabanan)-Pekutatan (Jembrana). Rencana Tol JDP Kuta-Soka-Pekutatan ini bahkan sudah sempat dibicarakan dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Rencana pembangunan Tol JDP Kuta-Soka-Pekutatan yang panjangnya mencapai Rp 70 km ini disampaikan Gubernur Made Mangku Pastika seusai sidang paripurna penyampaian pandangan umum fraksi-fraksi di Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Senin (21/10) siang. Gubernur Pastika menyatakan, Tol JDP yang melintasi pingggiran garis pantai selatan ini direncanakan model penganggarannya sama seperti Tol JDP Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua, yakni dari konsorsium. Paling tidak, dengan menggunakan anggaran pusat. “Kita usulkan untuk bangun Jalan Tol Pantai Kuta-Pantai Soka-Pantai Pekutatan. Itu jalan di atas laut nanti.
Kalau dari pantai Kuta tembus ke Pekutatan, panjangnya mencapai 70 km,” ujar Gubernur Pastika yang kemarin siang didampingi Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta. Pastika menegaskan, Tol JDP Kuta-Soka-Pekutatan diajukan, karena dampak sosialnya kecil dan biayanya lebih murah ketimbang ketimbang membangun jalan di darat yang harus disertai membebaskan lahan, seperti Jalan Bypass Prof Dr Ida Bagus Mantra Tohpati (Denpasar)-Kusamba (Klungkung). ”Begitu dibangun seperti Jalan Bypass Prof IB Mantra, kiri-kanannya kumuh, lahan pun habis,” tandas Pastika.
Jika dibangun Tol JDP Kuta-Soka-Pekutatan, kata Pastika, tidak ada membebaskan lahan, karena dibangunnya di pinggir laut. Rencana ini sudah digarap dan sempat dibicarakan dengan Kementerian PU. “Samalah dengan kajian pembangunan monorel yang pernah direncanakan dulu. Mana yang relevan kira-kira, maka itu yang akan dilaksanakan,” jelas Gubernur yang pernah dinobatkan sebagai Asia Star 2003 oleh Business Week, selaku salah satu tokoh belahan Asia yang membawa perubahan besar dalam kebijakan publik ini. Ditanya soal kemungkinan muncul pro dan kontra serta dituding bermimpi atas usulan pembangunan Tol JDP Kuta-Soka-Pekutatan, menurut Pastika, menyatakan bisa saja itu terjadi. “Lha, semuanya harus berasal dari mimpi. Ya, harus berani bermimpi. Dahlan Iskan itu dari wartawan bisa jadi menteri. Kalau dia bisa, kenapa kita nggak bisa? Cuma, mimpinya jangan kelamaan.
Kalau mimpinnya kelamaan, nanti nggak bangun-bangun,” sergah mantan Kapolda Bali ini. Pastika memaparkan, dalam rancangannya, di kawasan Pantai Soka nantinya akan ada interchange melingkar naik. Sedangkan shot cut bisa dibuat di kawasan berliku seperti di Selemadeg, Tabanan. “Jalan kita ratakan, kita perpendek jalur-jalur macet itu,” katanya. Kalau proyek ini terwujud, kata Pastika, nantinya jarak tempuh Denpasar-Tabanan-Jembrana yang semula minimal 3 jam perjalanan bisa dipersingkat. Jalur Denpasar-Tabnanan-Jembrana yang ada sekarang merupakan peninggalan zaman Belanda. Saat zaman belanda, alat berat belum banyak untuk membuat jalur yang bagus seperti sekarang. Sementara itu, Komisi III DPRD Bali yang membidangi masalah pembangunan, menyatakan saat ini juga sudah ada usulan Jalan Tol Denpasar-Gilimanuk masuk ke badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Ketua Komisi III DPRD Bali, I Gusti Ngurah Suryanta Putra, menduga usulan yang masuk ke Bappenas dan usulan Gubernur Pastika ke Kementerian PU itu barang yang sama. “Mungkin saja itu barangnya satu. Di Bappenas juga ada rencana Jalan Tol Denpasar-Gilimanuk. Apakah ini yang dimaksud Pak Gubernur, harus kita cek dulu. Tapi, prinsipnya kami di komisi yang membidangi pembangunan dan infrasturktur, mendukung sepanjang ada kajian dan memenuhi mekanisme,” ujar Suryanta Putra secara terpisah di Denpasar, Senin kemarin. ”Kalau dari sisi biaya, memang jauh lebih murah membangun jalan di pinggir laut. Tapi, kalau ada biaya, menggunakan daratan juga tidak masalah. Yang penting, buat kajian supaya tidak terjadi alih fungsi di sekitarnya,” lanjut politisi PDIP asal Tabanan ini seraya memprediksi jalan Tol Denpasar-Jembrana akan menelan anggaran sekitar Rp 6 triliun.
sumber : NusaBali