Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , » Penjahat Pratima ke-13 Tertangkap di Sultra

Penjahat Pratima ke-13 Tertangkap di Sultra

Written By Dre@ming Post on Selasa, 17 September 2013 | 11:55:00 AM

Satu lagi tersangka kasus pencurian pratima (benda sakral) di pura-pura ditangkap polisi. Dia adalah Dimyati alias Dim, 29, bromocorah (penjahat pratima) asal Banjar Pancoran, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng, yang ditangkap polisi di tempat persembunyiannya di Sulawesi Tenggara, Jumat (13/9) lalu. Dimyati notabene merupakan putra sulung dari Abdul Razak, 48, otak jaringan pencurian pratima yang sudah lebih dulu ditangkap polisi sebulan lalu.
MANGUPURA - Satu lagi tersangka kasus pencurian pratima (benda sakral) di pura-pura ditangkap polisi. Dia adalah Dimyati alias Dim, 29, bromocorah (penjahat pratima) asal Banjar Pancoran, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng, yang ditangkap polisi di tempat persembunyiannya di Sulawesi Tenggara, Jumat (13/9) lalu. Dimyati notabene merupakan putra sulung dari Abdul Razak, 48, otak jaringan pencurian pratima yang sudah lebih dulu ditangkap polisi sebulan lalu.

Dimyati yang dinyatakan buron sejak ayahnya tertangkap, pertengahan Agustus 2013 lalu, diringkus polisi dalam persembunyiannya di rumah pamannya di Desa Lamo Meak, Kecamatan Konda, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Jumat lalu. Tersangka yang berperan sebagai joki pratima (penunjuk jalan pura-pura yang akan dijarah pratimanya) ini ditangkap oleh Tim Polres Badung yang memburunya ke luar Bali. Begitu tertangkap, Dimyati yang kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan langsung dibawa ke Mapolres Badung di Mengwi untuk penahanan dan proses lebih lanjut. Hingga Senin (16/9), tersangka yang telah dikaruniai satu anak berusia 7 tahun ini masih diperiksa intensif penyidik di Mapolres Badung. Kapolres Badung, AKBP Komang Suartana, menyatakan penangkapan Dimyati berawal dari pengakuan Istianah alias Iis, 28, perempuan asal Buleleng yang sudah lebih dulu ditangkap petugas selaku tersangka jaringan pencurian pratima di kawasan Ubung, Denpasar Utara, 30 Agustus 2013 lalu.

Tersangka Istiniah yang kala itu ditangkap jajaran Polres Tabanan, mengatakan putra sulung tersangka utama Abdul Razak, Dimyati, juga terlibat dalam beberapa kasus pencurian pratima. Seperti halnya Istiniah yang berperan sebagai joki dalam pencurian pratima, Dimyati juga memiliki peran yang sama. “Sebelumnya, nama Dimyati ini tidak pernah disebut-sebut. Mungkin karena dilindungi bapaknya (Abdul Razak),” jelas Kapolres Komang Suartana didampingi Kasat Reskrim Polres Badung, AKP I Wayan Arta Ariawan, Senin (16/9). Begitu mendapat info dari tersangka Istiniah, kata Komang Suartana, petugas gabungan langsung melakukan perburuan terhadap Dimyati. Namun, saat digerebek di rumahnya di Banjar Pancoran, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Dimyati tidak ada di tempat.

Dimnyati ternyata sudah kabur dari rumahnya di Desa Panji Anom berselang dua hari setelah ayahnya, Abdul Razak, ditangkap polisi. Sat Reskrim Polres Badung yang dipimpin Kanit I Reskrim Iptu I Wayan Sujana akhirnya berhasil melacak tempat persembunyian Dimyati di rumah pamannya di Desa Lamo Meak, Kecamatan Konda, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, hingga dilakukan penangkapan, 13 September 2013 lalu. “Dimyati ini kabur ke Sulawesi dua hari setelah bapaknya (Abdul Razak) tertangkap,” jelas Komang Suartana. Dari hasil pemeriksaan sementara, Dimyati mengaku baru dua kali ikut beraksi dalam pencurian pratima, selaku joki (penunjuk lokasi pura yang dijarah). Dua lokasi TKP pencurian pratima di mana Dimyati terlibat ini masing-masing Pura Puru Sada di Banjar Pemebetan, Desa Adat Kapal (Kecamatan Mengwi, Badung) dan Pura Desa lan Puseh Desa Pakraman Kelan (Kecamatan Kuta, Badung).

Di dua pura kawasan Badung yang dijarah ini, Dimyati beraksi bersama ayahnya, Abdul Razak (otak pelaku pencurian pretima), Fauzi (pelaku yang masih buron), dan Istiniah (tersangka joki pratima asal Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng yang tertangkap sepulangh dari persembunyiannya selama sepekan ke Jawa Timur, 30 Agustus 2013). “Saya cuma bonceng Fauzi ke lokasi dan menunggu di luar pura,” jelas Dimyati kepada polisi. Menurut Dimyati, dia diajak ayahnya (Abdul Razak) dan Istiniah untuk ikut aksi pencurian pretima pada dua pura di kawasan Badung ini. Untuk keikutsertaannya, Dimyati mengaku hanya sekali diberikan upah sebesar Rp 400.000 oleh ayahnya selaku dalang pencurian peratima.

“Saya dua kali ikut mencuri pratima, tapi hanya sekali dikasi upah Rp 400.000 oleh ayah. Upah itu diberikan setelah pratima berupa uang kepeng (pis bolong) dijual ke Sholeh (tersangka penadah pratima yang juga ditangkap Polda Bali, Red),” jelas Dimyati. Dimyati membantah sudah lama mengetahui aksi kejahatan yang dilakukan sang ayah, Abdul ERazak, bersama komplotannya. Menurut Dimyati, dirinya baru tahu saat diajak sang ayah beraksi mencuri pratima di dua opura kawasan Badung tersebut sekitar Juni 2012 lalu. “Saya tahunya bapak (Abdul Razak) jualan cengkih. Saya juga terakhir ketemu waktu disuruh antar cengkih,” tutur Dimyati. Ternyata, kata Dimyati, keterlibatannya mencuri pratima di dua pura berbuah petaka: dia ditangkap polisi. Dimyati sendiri mengaku berusaha menghindar dari jerat hukum dengan kabur ke Surabaya, Jawa Timur, selang dua hari setelah ayahnya ditangkap polisi.

“Saya kabur ke Surabaya dengan uang hasil pinjaman,” ungkap Dimyati. Dari Surabaya, Dimyati kemudian menyeberang ke Sulawesi Tenggara menuju rumah pamannya di Desa Lamo Meak, Kecamatan Konda. Kepada pamannya, Dimyati berdalih pergi ke Sulawesi Tenggara untuk cari kerja. “Saya tidak berani bilang kepada paman kalau saya dikejar polisi karena kasus pencurian.” Setelah lima hari berada di rumah pamannya di Sulawesi Tenggara, barulah Dimyati mengatakan terus terang kalau dirinya sedang dalam pelarian. “Waktu saya bilang begitu, paman saya langsung takut. Tapi saya tetap diajak tinggal di sana,” tutur Dimyati. Ditanya terkait empat pelaku pencurian pratima aasal Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng yang masih buron yakni Abdul Hadi, Made Somad, Pauzi Zakaria, dan Awabin, menurut Dimyati, dirinya tidak tahu posisi mereka sekarang. “Yang saya kenal cuma tiga orang yaitu Fauzi, Somad, dan Zakaria.

Tapi, saya tidak tahu di mana sekarang mereka,” tandas Dimyati. Dimyati merupakan tersangka pelaku pencurian pratima jaringan Abdul Razak ke-13 yang ditangkap polisi. Sebelum tertangkapnya Dimyati, polisi telah meringkus 12 bromocorah jaringan Abdul Razak yang menjarah pratima di pura-pura selama 2 tahun terakhir. Mereka ditangkap sejak pertengahan Agustus 2013 lalu. Empat (4) orang di antara 13 pelaku yang tertangkap itu adalah tersangka eksekutor (mencuri pratima langsung di pura-pura), 2 tersangka joki pratima, sementara 7 pelaku lagi bertindak sebagai penadah pratima hasil curian. Empat (4) tersangka eksekutor pratima itu masing-masing Abdul Razak, 48 (pemetik dan otak pencurian pratima), serta Amrillah alias Aying, 45, Ramdan alias Adan, 34, dan Muhammad Saleh Abdillah, 41 (ketiganya berperan sebagai pemetik dan pengantar otak pelaku Abdul Razak).

Sedangkan 2 tersangka joki pratima adalah Istiniah, 28 (asal Desa Panji, Buleleng) dan Dimyati (asal Desa Panji Anom, Buleleng). Sebaliknya, 7 tersangka penadah dan pelebur emas dari pratima hasil curian masing-masing Wahyudi, Pak Anik, Hamzah, Achmad, Saleh, Ni Ketut Mingkring, dan Ni Wayan Puleh. Setelah s 13 tersangka pencurian pratima jaringan Abdul Razak ditangkap polisi, hingga saat ini ada 4 pelaku eksekutor pratima yang masih buron. Mereka yang semuanya asal Desa Pegayaman itu masih dikejar polisi, masing-masing Abdul Hadi, Made Somad, Pauzi Zakaria, dan Awabin. Sementara itu, Istiniah yang seorang cewek kafe juga sempat buron, sebelum akhirnya ditangkap polisi, 30 Agustus 2013 lalu. Istiniah diringkus jajaran Polres Tabanan setelah dipancing dengan memanfaatkan pacarnya, I Wayan Puja, untuk bertemu.

Wayan Puja sendiri merupakan pemuda pujaan hati asal Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan. Sebelum dipancing bertemu sang pacar, Istiniah yang buron bersembunyi di kawasan Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, setelah balik ke Bali pasca seminggu kabur ke Jember, Jawa Timur. Berbeda dengan Dimyati, Istiniah sudah terlibat pencurian pratima di 11 pura wilayah Tabanan dan 2 pura di kawasan Badung. Dalam aksinya, Istiniah berperan melakukan survei lokasi pura-pura yang akan disasar. Setelah menemukan lokasi, malamnya Istiniah bersama dua temannya, Abdul Razak dan Made Somad, berangkat dengan sepeda motor Vario.

Dalam hal ini, Istiniah hanya mengantarkan kedua pelaku eksekutor sampai di areal parkir atau dekat lokasi pura yang dijarah. Setelahnya itu, Istiniah langsung pergi, sementara temannya mengobok-obok pura untuk menjarah pratima. Dari aksinya sebagai penunjuk jalan bagi komplotan bromocorah pratima, Istiniah mengaku dapat upah kiasaran Rp 200.000 hingga Rp 400.000 per lokasi TKP. Upah itu biasanya dia terima setelah para tersangka eksekutor sampai di lokasi pura yang disasar.


sumber : NusaBali
Share this article :

DKS

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen