Anggota DPRD Bali dari Dapil Buleleng Ketut Kariyasa Adnyana, mengatakan Bandara Buleleng sudah diputuskan di Desa Sumberkima, Gerokgak, rakyat Buleleng tidak ada masalah. Namun supaya masyarakat benar-benar ikut menikmati, warga bisa ikut sebagai pemilik. “Ya Pemkab Buleleng bisa ikut masuk sebagai pemilik saham dengan patungan. Sebagai investor lah, menyertakan modal,” ujar Kariyasa Adnyana, Rabu (10/7). Selain bisa masuk sebagai pemilik saham, kata politisi asal Kecamatan Busungbiu, ini ketika Bandara Buleleng kelak beroperasi, Pemkab Buleleng bisa mendapatkan bagi hasil pengelolaan bandara yang direncanakan akan dibangun dengan 2 runway itu. Seperti pungutan airport tax, misalnya, pemkab dapat bagi hasil. Kemudian dari parkir juga bisa. “Di daerah lain, pembagian pengelolaan bandara antara lain dari airport tax, sehingga rakyat dan pemerintah daerah bisa juga menikmati,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali, ini.
Menurutnya Bupati Buleleng harus berani segera menetapkan kawasan di Sumberkima, Gerokgak, menjadi kawasan bersih transaksi jual beli tanah. Sehingga tidak ada yang bermain. Kemudian Pemprov Bali supaya segera mewujudkan infrastruktur jalan tol Tanah Lot-Soka-Seririt. “Jadi ini bukan sekadar memeratakan pembagian kue pariwisata dengan bandara di Bali Utara. Kami tidak masalah mau di mana lokasinya, sepanjang rakyat dapat terangkat kesejahteraannya. Jadi bukan penentuan lokasi karena ada orang kuat yang punya lahan di kawasan tertentu, bandara digiring-giring lokasinya. Makanya Perbup atau SK Bupati harus segera keluar. Jalan tembus Soka-Seririt juga segera diwujudkan,” tegasnya. Sedangkan DPRD Bali akan menyajikan data pembanding sebagai upaya mencari kajian terbaik dengan sidak ke lokasi.
Sesuai dengan hear
ing antara Pemprov Bali, Pemkab Buleleng, dan Dirjen Perhubungan, di Gedung Wiswasabha Kantor Gubernur Bali Niti Mandala Denpasar, Selasa (9/7), pembangunan Bandara Buleleng memang difokuskan di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak. Ketimbang di Kecamatan Kubutambahan risikonya terlalu tinggi karena merelokasi banyak pura dan warga. Sementara di Sumberkima memang ada merelokasi pura dan masjid, tetapi tidak banyak. Ketua Komisi III DPRD Bali Gusti Ngurah Suryanta Putra alias Seno secara terpisah mengatakan pekan ini langsung mengagendakan sidak ke lokasi yang difokuskan untuk dibangun Bandara Buleleng.
“Kami akan cek ke lapangan dulu, setelah itu kami akan rapat dengan Dishub Bali dan Tim Kajian Bandara Buleleng,” tegas Seno. Sementara Ketua Tim Kecil Kajian Bandara Buleleng Dewa Punia Asa dihubungi terpisah kemarin mengatakan tim kajian yang dipimpinnya akan mengecek bersama dewan. Pria yang juga Kadishub Informasi dan Komunikasi Pemprov Bali ini menyebutkan tim kecil dan Komisi III DPRD Bali akan mensurvei bersama-sama. “Sesuai dengan permintaan Gubernur dalam penentuan lokasi Bandara Buleleng, ya tunggu juga DPRD Bali. Komisi III akan kami ajak turun ke Sumberkima besok (hari ini). Setelah cek lapangan, kami sampaikan hasilnya. Sebenarnya sudah putus dan final di Sumberkima, tetapi perlu adanya pendapat DPRD Bali juga,” ujar Punia Asa. Sementara Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra mengharapkan keberadaan bandar udara baru di Sumberkima nantinya dapat menyeimbangkan pembangunan Bali di bagian utara dan selatan.
“Bandara itu harus terwujud dengan harapan bisa mengakselerasikan pembangunan ekonomi di Buleleng,” katanya saat ditemui usai upacara mlaspas jalan tol Bali di Kuta, Badung, Rabu kemarin. Pihaknya membutuhkan dukungan seluruh komponen guna terwujudnya bandara baru yang dalam kajian sementara oleh tim kecil, memilih Desa Sumberkima sebagai lokasi rencana pembangunan bandara baru itu. Mengingat hal itu masih dalam kajian sementara, pihaknya belum melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat di desa tersebut. “Kami masih harus mengunggu hingga final. Tahun 2014 ini mudah-mudahan sudah final (kajiannya) untuk diajukan kepada Kementerian Perhubungan,” ujarnya seperti dikutip dari Antara. Pihaknya yakin potensi kedatangan wisatawan akan meningkat ke daerah itu karena dekat dengan wisata pantai dan Pelabuhan Celukan Bawang.
sumber : NusaBali