Karena dihentikan, sembilan arkeolog yang melakukan ekskavasi sejak 22 Mei 2013 lalu memutuskan untuk ‘mengubur’ bekas galian dan akan kembali digali jika sudah memiliki anggaran. Hasil temuan berupa ratusan uang kepeng China dan Vietnam abad ke-13-20, pecahan kereweng (gerabah), bibir periuk, pedupaan, dan kendi, akhirnya diserahkan kepada krama Banjar Buangga untuk dirawat. Temuan-temuan itu pun sementara disimpan di petapaan Pura Dalam Banjar Buangga. Penyerahan dilakukan bersamaan dengan sosialisasi atas temuan kuno di dalam perut bumi tersebut, Senin (3/6). Ketua DPRD Badung I Nyoman Giri Prasta, perbekel Getasan, prajuru adat dan dinas Banjar Buangga, dan warga setempat, menghadiri penyerahan temuan itu. “Benda-benda itu sementara akan disimpan masyarakat. Kami sudah minta masyarakat menjaga dan merawatnya,” ujar Ketua Tim Peneliti dari Balai Arkeologi Denpasar AA Gede Oka Astawa, kemarin.
Menurut Oka Astawa, setelah dilakukan sosialisasi atas temuan itu, para arkeolog kemudian menutup lubang galian. Dan rencananya akan diteruskan pada program ekskavasi berikutnya, yakni tahun depan. “Sudah kami tutup galiannya. Tapi pondasi yang telah kami gambar itu ditutupi dengan plastik agar nanti kalau dilakukan ekskavasi lagi lebih mudah mengidentifikasinya,” jelasnya. Rencananya, setelah ekskavasi tahap pertama selesai, tim bersama krama desa akan menggelar upacara di pura. Jika tidak ada kendala, upacara akan dilakukan, Selasa (4/6) hari ini. Kenapa tidak diteruskan? “Anggaran kami (Balai Arkeologi Denpasar) terbatas. Makanya, rencana ekskavasi lanjutan akan kami programkan tahun depan, 2014,” akunya.
Walaupun begitu, pihaknya telah mendapat dukungan dari Ketua DPRD Badung I Nyoman Giri Prasta untuk meneruskan program ekskavasi. “Pak Giri sangat mendukung. Bahkan, dua hari lagi (Rabu) kami akan diantar ke pak sekda (Sekkab Badung Kompyang R Swandika) untuk melakukan audiensi atas temuan itu.” Kalau misalkan Pemkab Badung bersedia mengucurkan anggaran untuk meneruskan ekskavasi, apakah tim arkeolog siap? Dia menyanggupinya. “Iya, kalau pemerintah membantu, kami akan meneruskan. Tapi kalau tidak, kami akan menunggu program ekskavasi berikutnya tahun depan,” tandasnya.
sumber : NusaBali