Soal UN SMA Harus Difotokopi
Di beberapa sekolah pelaksanaan UN bahkan harus molor sekitar satu setengah jam lantaran menunggu proses fotokopi. Pihak sekolah hanya bisa pasrah lantaran soal UN yang sedianya tiba, Rabu (17/4), ternyata hingga UN berlangsung, belum juga menerima berkas naskah soal. Ada lima SMA negeri dan satu SMA swasta di Badung yang tidak mendapat kiriman soal UN, yakni SMAN 1 Petang, SMAN 1 Abiansemal, SMAN 1 Mengwi, SMAN 2 Mengwi, SMAN 1 Kuta Utara, dan SMA Taman Rama Jimbaran. Pihak panitia maupun Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Badung saat dikonfirmasi tak mengetahui pasti apakah keterlambatan ini akibat kesalahan pengiriman atau justru tertukar dengan daerah lain seperti santer terdengar pada Rabu kemarin.
Pihak sekolah sudah harap-harap cemas UN akan diundur kembali, mengingat tak ada kejelasan kapan soal UN akan tiba. Beruntung bagi SMA N 1 Petang dan SMA Taman Rama, soal UN yang diharapkan akhirnya tiba, Kamis sekitar pukul 01.00 Wita dini hari. Tapi tidak untuk di SMAN 1 Abiansemal, SMAN 1 Mengwi, SMAN 2 Mengwi, dan SMAN 1 Kuta Utara. Akibat keterlambatan ini, ujian di SMAN 1 Mengwi dan SMAN 2 Mengwi harus molor sekitar satu setengah jam. Sementara untuk di SMAN 1 Abiansemal dan SMAN 1 Kuta Utara tetap berjalan sesuai jadwal, pukul 07.30 Wita. Di SMAN 1 Kuta Utara, peserta UN sebanyak 338 siswa. Mereka terpaksa menggunakan kertas fotokopi untuk ujian. Soal yang difotokopi dibawa langsung oleh pihak pengawas dari Universitas Udayana (Unud).
Pihak pengawas menyerahkan soal asli untuk bisa difotokopi masing-masing sekolah. Proses fotokopi pun dilakukan secara bersama-sama dengan disaksikan pihak sekolah, pengawas, termasuk dari disdikpora dan pihak kepolisian. “Soal kami pakai fotokopi. Mau bagaimana, soalnya tidak datang. Tapi ini pun kami sudah berkoordinasi dengan pihak pengawas (dari Unud),” ujar Kepala SMA N 1 Kuta Utara I Ketut Kerta, Kamis kemarin. Walaupun begitu, pihaknya mengaku pelaksanaan UN tetap berjalan lancar dan terlaksana sesuai jadwal. Sementara SMAN 1 dan SMAN 2 Mengwi harus memundurkan jadwal ujiannya hampir satu setengah jam. Mestinya jadwal ujian dilaksanakan pukul 07.30, tapi dua sekolah ini baru bisa melaksanakan ujian sekitar pukul 09.00. Kepala SMA 2 Mengwi I Ketut Suardana mengaku molornya ujian selain karena terkendala proses fotokopi soal, juga karena jumlah siswanya mencapai 410 siswa.
“Soal kami ambil di SMAN 1 Kuta Utara, karena pengawas menyerahkan soal asli di di sana. Selain itu, siswa kami lumayan banyak sehingga butuh waktu yang lebih lama. Sehingga ujiannya terpaksa mundur menjadi sekitar pukul 09.00 Wita,” ujarnya. Suardana belum bisa memastikan apakah hari kedua UN yang akan dilaksanakan Jumat (19/4) hari ini masih menggunakan soal fotokopi atau tidak. Pasalnya, belum ada informasi terbaru soal distribusi soal UN yang tersendat itu. Mengantisipasi hal itu pihaknya telah menyiapkan ancang-ancang akan kembali memfotokopi sendiri soal UN seperti hari pertama kemarin. “Kalau besok (hari ini) belum datang soalnya, ya terpaksa difotokopi lagi,” akunya sembari menyebut uang untuk fotokopi diambil dari kas sekolah. Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Badung I Ketut Widia Astika menyatakan, keputusan memfotokoi soal UN berdasarkan rekomendasi pihak Unud. Meski diakuinya secara resmi dari pusat tidak ada instruksi boleh atau tidak. Pihaknya sebagai pelaksana hanya menuruti instruksi dari panitia.
“Kalau tidak difotokopi, mau bagaimana lagi? Memang dalam SOP ujian ada disebutkan jika kekurangan soal, bisa difotokopi. Ditambah lagi ada rekomendasi Unud, ya kami ikuti saja,” katanya. Disinggung soal biaya fotokopi, pihaknya menyatakan belum tahu pasti bagaimana mekanismenya. “Mungkin untuk sementara ditalangi sekolah dulu. Nanti hal ini akan kami sampaikan ke pimpinan,” lanjut Astika sembari mengatakan, informasi terakhir soal UN baru tiba Jumat (19/4) hari ini.
Denpasar Kelebihan Ratusan Naskah Soal
Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK dan sederajat hari pertama Kamis (18/4) diwarnai kekacauan terkait pendistribusian naskah soal. Ketika di sejumlah daerah lain seperti di Badung, banyak sekolah yang tidak mendapatkan naskah, kondisi berbeda terjadi di Denpasar yang malah mendapat naskah berlimpah alias berlebih.
Informasi yang dihimpun, di Badung terdapat lima sekolah yang kekurangan naskah untuk UN. Akibat kekurangan ini, pelaksanaan UN harus diundur hingga dua jam lamanya. Hal ini berbanding terbalik dengan pengiriman naskah di Denpasar, naskah yang diterima ini bahkan harus berlebih hingga mencapai ratusan lembar. Sejumlah sekolah yang menerima naskah berlebih adalah SMAN 1 Denpasar, kelebihan naskah itu seperti pada Program IPA, menerima kelebihan 20 sampul soal Kimia. Pada tiap sampulnya masing-masing berisi 21 eksemplar. Untuk soal Kimia terjadi kelebihan 23 sampul soal, Biologi 23 sampul, Matematika 25 sampul, Bahasa Indonesia 24 sampul, Fisika 23 sampul dan Bahasa Inggris kelebihan 24 sampul.
“Memang ada kelebihan banyak soal,” kata Kabid Pendidikan Menengah Disdikpora Kota Denpasar I Wayan Supartha didampingi Kepala SMAN 1 Denpasar I Nyoman Purnajaya, Kamis (18/4). Kelebihan naskah di Denpasar juga terjadi pada Program IPS, kelebihan ini terjadi pada SMAN 5 Denpasar. Kelebihan pada sekolah ini juga mencapai puluhan sampul atau ratusan ekslempar. Kelebihan itu terjadi pada berbagai program yang diujikan pada UN. “Kelebihan soal satu sekolah mencapai ratusan eksemplar untuk satu mata pelajaran,” imbuhnya. Sementara itu pengiriman naskah di Denpasar terakhir dikirim pada Kamis dini hari yakni sekitar pukul 02.00 Wita. Secara umum pelaksanaan UN di Denpasar sudah berjalan sesuai rencana. Kepala Disdikpora Provinsi Bali AA Ngurah Gde Sujaya, mengatakan mem-fotocopy naskah diperbolehkan jika dalam kondisi emergency.
Sesuai Surat Badan Standar Nasional Pendidikan No : 0016/SDAR/BSNP/IV/2013 tanggal 10 April 2013, jika terjadi kekurangan naskah (soal -lembar jawaban), maka diberikan satu set naskah cadangan yang terdapat di ruang lain atau sekolah terdekat. Jika sebelum UN dimulai dan diketahui ada kekurangan naskah dalam jumlah banyak dan naskah cadangan tidak mencukupi, maka tingkat penyelenggara satuan pendidikan diperbolehkjan memfotokopi sesuai jumlah yang diperlukan. Namun hal itu harus mendapatkan pengawalan ketat. Sementara itu, seorang siswa bernama Ni Made Ani Pitriani, 18, jurusan IPA Kelas III SMAN 8 Denpasar harus menempuh UN di ruang Praja Amerta 103 RS Wangaya, Denpasar. Ani harus menjalani UN karena dirawat di RS ini sejak Selasa (16/4) akibat terserang Demam Berdarah (DB). Dua pengawas tampak menemaninya mengerjakan soal. Namun karena tangan kanannya terpasang infus, Ani nampak kesulitan untuk menghitamkan lembar jawaban, sehingga dia dibantu tim pengawas.
Menurut Ani tidak ada kesulitan berarti dalam mengerjakan UN. “Saya sudah siap, sudah belajar dari jauh-jauh hari,” ujarnya. Menurut Wakasek Humas SMAN 8 Denpasar, I Ketut Sudana SPd M Hum dari 594 siswanya yang menempuh UN, hanya satu siswa yang menempuh di RS dikarenakan sedang sakit. Menurut Sudana, dari pihak keluarga sebenarnya meminta supaya Ani bisa mengikuti ujian di sekolah bersama teman-temannya. “Namun kata dokter yang merawatnya disini, Ani tidak diizinkan karena trombositnya turun. Jadi ini cara satu-satunya supaya Ani bisa tetap ikut ujian,” terang Sudana.
UN SMA Kacau, Bupati Turun Tangan
Hari pertama pelaksanaan ujian nasional (UN) SMA di Bali, Kamis (18/4), berlangsung kacau. Hampir di semua daerah terjadi kasus kekuarangan naskah, sehingga harus menggunakan soal UN fotokopian. Bahkan, Bupati Gianyar sampai masuk kelas sambil menenangkan para siswa. Sementara, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali khawatir kekacauan serupa akan terulang saat pelaksanan UN SMP, 22-24 April 2013 nanti.
Kekacauan pelaksanaan UN SMA pada hari pertama, Kamis kemarin, terjadi di semua kabupaten/kota. Dari 9 kabupaten/kota di Bali, hanya wilayah Denpasar yang kasusnya agak beda, yakni terjadi kelebihan naskah UN. Sedangkan di 8 daerah lainnya rata-rata kekurangan naskah soal UN, yakni di Badung, Buleleng, Bangli, Gianyar, Karangasem, Klungkung, dan Tabanan. Sebagian sekolah di daerah tersebut terpaksa harus memperbanyak naskah soal UN dengan cara fotokopi, karena tidak dapat kiriman. Sesuai jadwal, pada hari kemarin, siswa masing-masing jurusan menjalani UN dua bidang sutudi. Untuk jurusan IPA, kemarin jalani UN bidang studi Kimia dan Biologi. Sedangkan untuk jurusan IPS, jalani UN bidang studi Sosiologi dan Geografi. Sebaliknya, untuk siswa jurusan IPB kebagian jadwal UN bidang studi Antropologi dan Sastra Indonesia.
Di wilayah Klungkung, terdapat tiga sekolah yang terpaksa menggunakan naskah soal UN fotokopian, yaikni SMAN 2 Semarapura, SMA Saraswati Semarapura, dan SMAN 1 Dawan. Bahkan, seluruh naskah soal UN di SMAN 2 Semarapura dan SMA Saraswati menggunakan fotokopian. Masalahnya, pada semua bidang studi yang diujikan dari ketiga jurusan (IPA, IPS, dan IPB) tidak ada kiriman naskah UN sama sekali. Sedangkan di SMAN 1 Dawan, naskah soal UN yang difotokopi jumlahnya separo dari total kebutuhan.
Informasinya, untuk memperbanyak naskah soal UN, panitia dan pihak sekolah masing-masing harus bergadang semalam penuh sejak Rabu (17/4). “Setelah kami tunggu-tunggu hingga Rabu malam pukul 21.00 Wita, ternyata tidak ada kiriman naskah soal UN untuk sekolah kami,” ungkap Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 2 Semarapura, I Gusti Lanang Made Puji. Setelah berkoordinasi, pihak Disdikpora Klungkung memutuskan untuk memperbanyak naskah soal UN dengan cara fotokopi. “Naskah soal UN yang difotokopi kami pinjam dari SMAN 1 Banjarangkan. Untuk menjaga kerahasiaan, baik saat mengambil, memfotokopi, maupun mengembalikan naskah soal UN, ya dikawal polisi dan pengawasan dari Tim Pengawas Perguruan Tinggi,” kenang Gusti Lanang Puji. Perlu dicatat, jumlah naskah UN yang harus difotokopi sesuai kebutuhan masing-masing bidang studi adalah sama dengan perserta UN di SMAN 2 Semarapura, 113 siswa jurusan IPA, 52 siswa jurusan IPS, dan 10 siswa jurusan IPB. Sedangkan di SMA Saraswati Semarapura, jumlahnya 113 siswa jurusan IPB, 81 siswa jurusan IPA, dan 87 siswa jurusan IPS. “Kami berharap tahun depan jangan terulang lagi kekacauan seperti ini,” harap Kasek SMA Saraswati, I Gusti Made Subrata. Kasus di SMAN 1 Dawan sedikit beda, karena hanya separo naskah soal UN yang kurang.
Naskah soal UN yang kurang itu adalah bidang studi Antropologi untuk jurusan IPB, yang bahkan sama sekali tidak ada kiriman. Untuk membanyak naskah soal UN, mereka terpaksa pinjam dari SMAN 1 Semarapura. “Mau bagaimana lagi, ya harus pinjam,” ujar Kasek SMAN 1 Dawan, I Made Mardika. Untuk lembaran jawaban (LJ), sekolah yang tidak dapat kiriman naskah juga harus bikin dan memformat LJ sendiri dengan kertas HVS. Di SMAN 2 Semarapura, LJ dibuat dengan sistem contreng. “Takutnya nanti kalau dalam pemindaian oleh Tim Pemindai Perguruan Tinggi, salah baca karena tulisan anak-anak terkadang samar antara huruf huruf a dan d,” keluh Kasek Gusti Lanang Puji. Bupati Klungkung Wayan Candra kemarin terjun melakukan pemantauan UN di lapamngan. Bupati Candra sangat menyayangkan carut-marutnya pelaksanaan UN tahun ini.
“Sudah 10 tahun saya jadi Bupati, dalam sejarahnya baru kali ini ada UN yang paling parah. Coba kalau Anda punya saudara, adik yang menghadapi kondisi ini, bagaimana?” ujarnya. Didampingi Kadisdikpora Klungkung Ni Wayan Ringin, Bupati Candra kemarin juga sempat menjenguk salah satu siswa SMA yang terpaksa menjalani UN di Rumah Sakit Bintang Semarapura, karena sedang dirawat di sana. Dia adalah Ngakan Made Mertadana, siswa jurusan IPA dari SMAN 1 Banjarangkan yang dirawat karena gejala serangan DB. “Saya tak sempat belajar karena sakit. Saya merasa payah setelah ikut Porsenijar,” tutur Ngakan Mertadana saat dijenguk Bupati Candra. Kekacauan serupa juga terjadi dalam pelaksanaan UN di wilayah Gianyar. Kasusnya menimpa anak-anak SMAN 1 Blahbatuh dan SMA Dwijendra Gianyar, di mana mereka harus memfotokopi naskah soal UN bidang studi Antropologi dan Sastra Indonesia (untuk siswa jurusan IPB). Atas koordinasi dengan Disdikopra dan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Gianyar, Drs Made Sudama MPd, akhirnya diputuskan SMAN 1 Blahbatuh dan SMA Dwijendra pinjam naskah soal UN dari sekolah lain buat diperpanyak dulu. Mereka harus fotokopi naskah soal UN sampai 2 jam. Akibatnya, pelaksanaan UN pun molor 2 jam. Hal ini membuat para siswa dan para guru di SMA Dwijendra Gianyar dan SMAN 1 Blahbatuh tegang.
Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata yang terjun memantau situasi bersama Plt Sekkab IB Gaga Adisaputra pun langsung minta masing-masing Kasek dari dua sekolah ini menyediakan makanan untuk para siswa peserta UN. ‘’Saya minta carikan juga anak-anak ini nasi, bungkus karena mereka harus pulang molor 2 jam,’’ ujar Bupati Agung Bharata. Bupati Agung Bharata sempat masuk ke semua kelas di mana para siswa jurusan IPB di SMAN 1 Blahbatuh menunggu soal UN difotokopi. Bupati menghibur dan menyemangati mereka agar tidak frustasi menghadapi situasi UN yang kacau ini. Sedangkan siswa jurusan IPA dan IPS setempat, tetap bisa menjalani UN sesuai jadwal sejak pagi pukul 07.30 Wita. Kasek SMAN 1 Blahbatuh yang juga Ketua MKKS Gianyar, Made Sudama, menjelaskan peserta UN di sekolahnya mencapai 313, masing-masing 209 orang jurusan IPA, 40 orang jurusan IPS, dan 64 orang jurusan IPB. Sebaliknya, Kasek SMA Dwijendera Gianyar IB Wedha mengatakan, jumlah siswa ndera yang mengikuti tahun ini 168 orang, terdiri dari 64 siswa jurusan IPA, 35 siswa jurusan IPS, dan 69 siswa jurusan IPB.
Di Karangasem juga terjadi kekacauan UN dengan kasus sama: kekuarangan naskah soal. Bahkan, ada seorang siswi yang jatuh sakit di sekolah, lalu diantar berobat, diduga karena stres. Ssiswi yang semaput itu adalah Ni Ketut Ariani, dari SMA Parisadha Amlapura. Anak ini belum sempat mengerjakan soal ketika mengeluh sakit perut. Padahal, semula cukup sehat. “Saya tiba-tiba sakit saat masih menunggu soal UN difotokopi,” keluh Ketut Ariani. Kasek SMA Parisadha Amlapura, IGKB Wiradnya, akibat kekurangan naskah soal dan penundaan pelaksanaan UN dua kali beruntun, menyebabkan 230 siswanya yang ikut UN grogi. “Psikologi anak-anak terganggu, ini UN paling kacau sepanjang sejarah yang saya tahu,” sesal Wiradnya. Namun, Wiradnya tidak tahu persis apakah siswi Ketut Arini jatuh sakit karena stres, gara-gara penundaan UN kelamaan menunggu naskah soal difotokopi. Sekadar dicatat, kekacauan pelaksanaan UN SMA pada hari pertama, Kamis kemarin, merupakan buntut dari kacaunya pengiriman naskah soal UN dari pusat. Gara-gara pengiriman naskah soal kacau, pelaksanaan UN di Bali bahkan dudah dua kali mengalami penundaan. Semula, dijadwalkan secara nasional pada Senin (15/4).
Gara-gara naskah belum terkirim, ditunda lagi menjadi Rabu (17/4). Itu pun ditunda lagi menjadi Kamis kemarin, karena kasus yang sama. Sementara itu, kacaunya pelaksanaan UN SMA akibat masalah pengiriman naskah soal ini dikhawatirkan terulang lagi dalam pelaksanaan UN SMP di Bali, 22-14 April 2013 mendatang. Untuk menjamin UN SMP tidak mengalami penundaan, naskah soal UN mesti sudah tiba di Bali 2-H, Jumat (19/4) depan. “Tapi, kami belum berani memastikan UN SMP akan dilaksanakan sesuai jadwal atau malah diundur seperti UN SMA,” ungkap Kadisdikpora Provinsi Bali, AA Ngurah Gede Sujaya secara terpisah di Denpasar, Kamis kemarin. Dari informasi yang diperoleh Sujaya, naskah soal untuk UN SMP saat ini sudah dalam tahap pengepakan. “Informasinya, naskah soal UN SMP juga dicetak oleh Percetakan Ghalia Indonesia Printing di Bogor, Jawa Barat,” kata Sujaya. Percetakan ini adalah perusahaan yang mencetak naskah UN SMA/MA/SMK dan Kejar Paket C yang mengalami keterlambatan sebelumnya.
sumber : NusaBali