Korban Lion Air Bisa Adukan Keluhan
Korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 904 yang tergelincir di Bandara Ngurah Rai Bali, bisa mengadukan keluhan berkaitan perlindungan konsumen bila merasa belum puas.
"Konsumen bisa mengadukan keluhan apabila masih belum merasa puas, termasuk korban kecelakaan pesawat di Bali beberapa waktu lalu," kata Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, di Jakarta, Selasa.
Nus Nuzulia mengatakan, para pengguna jasa penerbangan yang masih belum puas tersebut bisa menyampaikan keluhannya ke Lembaga Perlindungan Konsumen Swadya Masyarakat (LPKSM), Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI), atau Badan Penyelesaian Sengekta Konsumen.
Dia mengatakan, arah dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen tersebut adalah memberikan ganti rugi bagi konsumen yang merasa dirugikan atas kinerja pemberi jasa, dan untuk hal ini adalah pemberi jasa penerbangan.
Tim Pemotong Bangkai Lion Tiba di Bali
Pemindahan bangkai pesawat Lion Air dari perairan Pantai Segara ke Pantai Kelan, Kuta, Bali, melibatkan 12 personel TNI Angkatan Laut.
Sebanyak sembilan personel Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair) Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dari Surabaya sudah mulai bekerja memotong pesawat jenis Boeing 737-800NG itu menjadi beberapa bagian di Pantai Segara, Selasa.
"Tiga orang lainnya masih dalam perjalanan dari Surabaya dengan membawa sejumlah peralatan teknis lainnya," kata Kapten Asih Hamzah selaku Ketua Tim Pemotong Bangkai Pesawat Lion Air.
Menurut dia, 12 personel Dislambair itu menggunakan "Surface Cutting" untuk memotong bagian atas pesawat yang jatuh di Pantai Segara akibat gagal mendarat di Bandara Ngurah Rai, Sabtu (13/4) lalu, sedangkan "Underwater Cutting" untuk memotong bagian bawah pesawat yang berada di dalam air.
Selain itu mereka juga membawa "Hidrolic Cutting" untuk mengangkat badan pesawat berikut empat kantung udara berdiameter 25 meter untuk mengapungkan badan pesawat yang terbelah dua itu. (DWA)
Musibah Lion Tak Kurangi Turis?
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berharap musibah tergelincirnya pesawat Lion Air pada Sabtu (13/4) tidak berdampak mengurangi kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata.
"Kami berharap musibah tersebut tidak berdampak buruk terhadap pariwisata Bali, khususnya sampai mengurangi jumlah kunjungan wisatawan," kata Direktur Eksekutif PHRI Bali, Ida Bagus Purwa Sidemen, di Denpasar, Selasa.
Dampak musibah tersebut tidak dapat dirasakan dalam waktu dekat, sehingga susah menyimpulkan peristiwa naas itu mempengaruhi kunjungan pelancong ke Bali atau tidak.
Dampak itu akan dirasakan sepekan lebih pascamusibah pesawat milik maskapai penerbangan berlambang singa terbang tersebut.
"Penanganan peristiwa yang tidak menimbulkan korban jiwa ini cukup baik. Kondisi tersebut dapat memberikan gambaran bagi wisatawan jika terjadi sesuatu terhadap mereka pasti akan mendapatkan penanganan maksimal dari pihak terkait," ujarnya.
Sebagian Bangkai Pesawat Lion Diangkat
Sebagian bangkai pesawat Lion Air nomor registrasi PK-LKS berhasil diangkat dari perairan Pantai Segara, Kuta, ke daratan, Rabu.
"Sesuai rencana kami targetkan pemotongan tahap kedua ini mengangkat badan depan sehingga bebannya semakin berkurang," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Ngurah Rai, Letkol Atang Sudrajat.
Pemotongan bagian badan depan pesawat jenis Boeing 737-800NG yang gagal mendarat di Bandara Ngurah Rai, Sabtu (13/4) lalu, itu dilakukan dengan tiga cara sesuai.
Tim pemindahan badan pesawat jurusan Bandung-Denpasar itu melalui pemotongan di permukaan air laut dan bawah laut dengan menggunakan peralatan eletronik serta pemotongan dengan peralatan hodrolis.
Setelah berhasil dipotong, bagian depan pesawat nahas itu diangkat dengan menggunakan "crane" ke atas sisi barat landasan pacu Bandara Ngurah Rai untuk selanjutnya dipindakan ke Pantai Kelan yang terletak di sisi selatan bandara. (DWA)
Data Memori "CVR" Lion Air Terendam Air
Data memori rekaman percapakan pilot (Cockpit Voice Recorder/CVR) pesawat Lion Air yang jatuh di Pantai Segara, Kuta, Sabtu (13/4) lalu, terendam air.
"Karena data memori CVR itu terendam air laut, maka kami harus mencari perangkat baru yang bisa menampungnya," kata Kepala Sub-Komunikasi Penelitian Kecelakaan Transportasi Udara pada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Masruri, di Bandar Udara Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Rabu.
Pihaknya belum bisa memastikan waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan data memori yang sangat penting dalam mengungkap penyebab kecelakaan pesawat jurusan Bandung-Denpasar itu.
"Kami masih mengupayakan mencari perangkat baru itu karena sampai saat ini data itu belum bisa terbaca," kata Masruri.
Dia mengungkapkan bahwa salah satu komponen dalam kotak hitam, yakni data penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) sudah bisa diproses dan diketahui kualitas datanya yang bagus. (DWA)
Sayap Pesawat Lion Sulit Dipisahkan
Tim pemindahan bangkai pesawat Lion Air kesulitan memisahkan kedua sisi sayap dengan badan pesawat yang jatuh di Pantai Segara, Kuta, Rabu.
"Kedua sisi sayap bakai pesawat memiliki lapisan yang tebal sehingga itu menyulitkan kami untuk memisahkannya dengan badan," kata Ketua Tim Pemisahan Bangkai Pesawat Lion Air, Kapten Laut, Asih Hamzah di Bandara Internasional Ngurah Rai.
Menurut dia, pemotongan dengan menggunakan las memakan waktu yang lama sehingga tim kemudian memilih untuk menggunakan cara gerinda untuk memisahkan pesawat Boeing 737-800NG itu menjadi lima bagian pesawat.
Rencananya, mesin dibagian kiri sayap pesawat dengan registrasi PK-LKS itu akan dipotong guna menyeimbangkan badan pesawat sedangkan mesin bagian kanan telah lepas akibat benturan yang keras.
"Mesin di sayap kiri yang masih melekat itu akan kami angkat dengan 'crane' kemudian dipotong dengan alat pemotong bawah air," ujarnya.
sumber : antarabali