Jumat, 8 Maret 2013 , 08:09
Ketua DPD Gerindra Bali, menyatakan partainya membuka diri bagi tokoh masyarakat dari berbagai elemen untuk ikut proses pencalegan menuju Pileg 2014 mendatang. Hingga saat ini, sudah ada 21 kandidat caleg Gerindra untuk kursi DPR dari Dapil Bali. Nama-nama mereka sudah pula dikirimkan ke DPP Gerindra di Jakarta. Menurut IBP Sukarta alias Gus Sukarta, sebagian dari 21 nama itu mendaftar sendiri-sendiri ke DPP Gerindra sebagai kandidat caleg dari Dapil Bali. Sebagian dari 21 nama ini merupakan pengurus struktural Gerindra mulai tingkat DPC hingga DPD. Tapi, sebagian lagi merupakan tokoh masyarakat dari berbagai elemen, termasuk Pino Bahari. “Gerindra sebenarnya hanya rekrut 100 persen caleg (9 orang sesuai jatah kursi DPR dari Dapil Bali).
Tapi, sudah 21 kandidat yang mendaftar. Di DPP Gerindra sampai antre, karena yang mendaftar 1.000 orang. Saya juga mungkin akan maju ke kursi DPR atas perintah partai,” ujar Gus Sukarta yang juga Wakil Ketua DPRD Bali, Kamis (7/3). Kemunculan nama Pino Bahari di Gerindra terbilang surprise. Selama ini, mantan petinju nasional andalan kelas menengah tersebut jarang bersentuhan dengan dunia politik. Namun, dengan nama besar yang disandangnya, Pino Bahari potensial menggaet banyak suara untuk lolos ke kursi DPR. Pino Bahari merupakan putra sulung dari
9 bersaudara pelatih tinju kenamaan Daniel Bahari. Pino bahari---kakak kandung mantan petinju nasional yang kini jadi pendeta, Nemo Bahari, dan petinju profesional juara Asia Pasific Daudy Bahari---adalah mantan petinju nasional kenamaan era 1980-1990-an.
9 bersaudara pelatih tinju kenamaan Daniel Bahari. Pino bahari---kakak kandung mantan petinju nasional yang kini jadi pendeta, Nemo Bahari, dan petinju profesional juara Asia Pasific Daudy Bahari---adalah mantan petinju nasional kenamaan era 1980-1990-an.
Prestasi puncak Pino Bahari terjadi dalam Asian Games Beijing 1990 silam, ketika sukses merebut medali emas kelas bergengsi Menangah (75 kg). Kala itu, Pino Bahari mengalahkan petinju Mongolia, Altangerel Bandin, di babak final. Pasca kejayaan Pino Bahari, tidak pernah ada lagi petinju Indonesia yang mampu menyabet medali emas Asian Games. Setelah pension dari ring pertandingan (amatir), Pino Bahari bersama ayahnya, Daniel Bahari, beralih menjadi promoter tinju profesional. Berkay upaya membangkitkan ring tinju pro yang digalakkan Pino Bahari, lahir kemudian juara dunia Kelas Bulu WBA Chris John seperti sekarang. Pino Bahari bukanlah satu-satunya petarung andal yang disiapkan Gerindra incar kursi DPR dari Dapil Bali di Pileg 2014. Masih ada kader-kader militant seperti Gus Sukarta dan Jro Ray Yudha yang disiapkan berebut tiket ke Senayan, selain juga kandidat incumbent AA Jelantik (asal Buleleng).
Gus Sukarta sendiri sebetulnya masih ingin tetap bertahan di kursi DPRD Bali. Namun, atas nama penugasan partai, politisi Gerindra asal Griya Buruan Sanur, Denpasar Selatan ini siap maju ke Senayan. “Ya, saya nanti mungkin akan tarung sebagai caleg untuk kursi DPR,” katanya. Dikonfirmasi terpisah, Jro Ray Yusha mengaku lebih memilih bertarung ke DPR, karena ingin berkiprah di Jakarta. Pasalnya, politisi Gerindra asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini pengalaman di Jakarta. “Saya ingin berbuat untuk Bali melalui DPR Senayan. Saya kan pengalaman lama di Jakarta,” ujar pensiunan birokrat Kementerian PU yang sempat menjadi Calon Bupati Buleleng di Pilkada 2007 ini. Sementara, untuk tarung perebutan kursi DPRD Bali, Gerindra juga akan andalkan sederet petarung kawakan. Informasinya, mantan Calon Bupati Gianyar Cokorda Gede Putra Nindia alias Cok Nindia juga bersiap maju sebagai caleg Gerindra kursi DPRD Bali Dapil Gianyar. Sebetulnya, Cok Nindia ditawari banyak partai untuk maju ke DPRD Bali, termasuk tawaran dari Golkar yang mengusungnya sebagai Cabup Gianyar dulu. Tapi, pewaris tahta Puri Agung Peliatan ini kabarnya pilih maju melalui Gerindra.
Jika lewat Golkar, Cok Nindia harus saling sikut dengan kerabatnya dari Puri Agung Ubud, seperti Cokorda Gede Budi Suryawan alias CBS dan Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, yang kini masih incumbent. Sedangkan dari Dapil Tabanan, Gerindra akan mengandalkan mantan politisi militan PDIP, Made Sudana, untuk incar kursi DPRD Bali di Pileg 2014. Semula, politisi nyentrik asal Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg barat, Tabanan ini ingin bertarung ke DPR. Namun, Sudana beralih bidik kursi DPRD Bali, dengan alasan ingin bertarung dengan Sekretaris DPD PDIP mantan Bupati Tabanan dua kapi periode, Nyoman Adi Wiryatama. “Saya tidak jadi ke DPR, tapi beralih bidik kursi DPRD Bali. Ini saya sudah mengisi formulir caleg DPRD Bali,” ujar Sudana, Kamis kemarin. “Ya, karena Adi Wiryatama ke DPRD Bali. Kalau dia ke DPR, saya pasti ke DPR.
Saya ingin bersaing dan bertempur sacara ksatria sebagai sama-sama politisi asal Tabanan,” lanjut mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali hasil Pileg 2009 yang diberangus partainya hingga loncat ke Gerindra ini. Sementara itu, munculnya tokoh Yoga asal India, Dr Soumvir, masuk DCS PDIP untuk kursi DPRD Bali dari Dapil Buleleng ke Pileg 2014, menimbulkan isu tak sedap. Soumvir dituding suap Ketua PAC PDIP Sukasada, Dewa Indra, agar lolos masuk DCS DPRD Bali. Sumberdi lingkaran PDIP Buleleng menyebut, Dewa Indra diberi hadiah sebuah mobil pick up Mitsubhisi Grand Max oleh Soumvir. Hadiah itu disebut-sebut diberikan Soumvir sebagai balas jasa setelah namanya masuk DCS. Mobil ‘suap’ itu pun kini sudah dipegang Dewa Indra.
“Ini sudah gempar. Wajarkah tamu India jadi caleg, kalau tidak ada sesuatu? Silakan telusuri,” ungkap sumber wanti-wanti namanya ditulis di Singaraja, Kamis kemarin. Sayangnya, Soumvir belum bisa dikonfirmasi terkait isu suap tersebut. Namun, Ketua PAC PDIP Sukasada Dewa Indra membantah tegas tudingan itu. Dewa Indra melihat, isu tersebut sengaja digulirkan karena ada yang merasa tersaingi dalam pencalonan menuju kursi DPRD Bali Dapil Buleleng. “Saya tidak mau sebut namanya. Yang jelas, ini kan masalah persaingan. Tudingan itu sudah saya dengar seminggu lalu, banyak SMS dari Anak Ranting PDIP yang menyampaikan ke saya. Dan, saya tahu siapa orangnya,” tandas Dewa Indra saat dikonfirmasi secara terpisah, Kamis kemarin.
Dewa Indra menjelaskan, mobil Grand Max yang diberikan Soumvir itu bukan ditujukkan ke dirinya. Mobil tersebut diberikan Sumvir untuk menunjang kegiatan sosial, salah satunya kegiatan keagamaan. Pemakaian mobil itu pun digilir oleh masing-masing Ranting PDIP (tingkat Desa) se-Kecamatan Sukasada. “Ini (mobil), setiap minggunya berpindah-pindah dari satu desa ke desa lain. Nah, untuk pertanggungjawabannya, saya yang diberikan kepercayaan selaku Ketua PAC PDIP,” beber politisi yang pengusaha sukses ini. Menurut Dewa Indra, pemberian mobil operasional untuk kegiatan sosial tersebut diketahui oleh seluruh Ranting PDIP di Sukasada. Bahkan, itu didasarkan atas rapat internal PAC PDIP bersama semua Ranting. “Semua ada notulennya itu.
Kalau saya dituding terima suap, silakan saja, stu sah-sah saja. Wong saya juga tidak jadi apa apa kok (nyalon ke Pileg 2014). Usaha saya punya, mobil mewah juga ada. Kalau mau disuap, mending saya minta mobil yang lebih mewah dari milik saya,” tegas Dewa Indra. Ditambahkan Dewa Indra, selain berdasarkan rapat internal yang diketahui seluruh Ranting PDIP, mobil operasional tersebut juga masih atas nama Dr Soumvir.
Selama ini, mobil tersebut belum diberi embel-embel partai, karena masih di bawah yayasan milik Soumvir. “Ini niat Pak Soumvir. Nanti juga akan ada mobil ambulans yang ingin diberikan Pak Soumvir untuk mendukung kegiatan sosial partai. Nanti siapa pun bisa memanfaatkan ambulans tersebut,” katanya. Soumvir sendiri merupakan pemilik Yoga Center di Desa Tegallingah, Kecamatan Sukasada. Soumvir yang sudah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) sejak 2009 dan tinggal di Bali selama 20 tahun sejak 1993, mengaku serius ingin maju ke DPRD Bali. Langkahnya ini sebagai upaya memperjuangkan program Yoga bisa masuk ke sekolah-sekolah. Sejumlah baliho bergambar Soumvir juga sudah mulai terpasang di beberapa titik strategis di wilayah Buleleng. Somvir diusulkan masuk DCS kursi DPRD Bali oleh PAC PDIP Sukasada. Pasalnya, 15 Rating PDIP se-Kecamatan Sukasada mengusulkan nama Soumvir.
sumber : NUSABALI