Selasa, 19 Februari 2013, 08:59
Sumber menyebutkan, DPC PDIP Denpasar telah mencoret nama Made Arjaya dari DCS untuk kursi DPRD Bali di Pileg 2014. Dia menduga pemberangusan politisi muda militan asal Sanur, Denpasar Selatan ini terkait erat dengan Pilgub Bali 2013. PDIP sudah resmi mengusung pasangan AA Puspayoga-Dewa Sukrawan sebagai Cagub-Cawagub Bali 2013. Tapi, selama ini Arjaya dikenal pro Gubernur Pastika, kandidat incumbent yang diusung sebagai Cagub oleh Koalisi Bali Mandara yang dimotori Golkar-Demokrat. “Pak De (maksudnya Made Arjaya) sudah pasti dicoret, tidak dicalonkan lagi untuk kursi DPRD Bali di Pileg 2014.
Padahal, namanya masih muncul dan diusulkan dari PAC PDIP Denpasar Selatan sebagai calon untuk kursi DPRD Bali,” ujar sumber tersebut, Senin (18/2). Menurut sumber tadi, ada kabar Arjaya---yang notabene pendulang suara terbanyak kedua dari Dapil Denpasar untuk kursi DPRD Bali dalam Pileg 2009 lalu---akan diarahkan maju berebut kursi DPR RI di Pileg 2014 mendatang. Namun, hal itu juga belum pasti. “Kalaupun diarahkan ke DPR RI, ya sama artinya Arjaya dibuang,” ujar sumber tadi. Pasalnya, lanjut dia, Arjaya kemungkinan tersingkir jika maju ke pusat karena harus berhadapan dengan kandidat incumbent seperti I Gusti Agung Rai Wirajaya (anggota Fraksi PDIP DPR dua kali periode asal Denpasar). Bocoran yang diperoleh, AA Puspayoga yang diusung PDIP sebagai Cagub ke Pilgub Bali 2013 juga masuk dalam
DCS untuk kursi DPR di Pileg 2014.
DCS untuk kursi DPR di Pileg 2014.
Nama Pupayoga dan Rai Wirajaya diusulkan maju ke kursi DPR oleh PAC PDIP Denpasar Utara, PAC PDIP Denpasar Barat, dan PAC PDIP Denpasar Timur. Informasinya, setelah Arjaya terpental, PDIP akan mengusung beberapa pentolannya dari Dapil Denpasar untuk maju ke kursi DPRD Bali melalui Pileg 2014 mendatang. Mereka, antara lain, AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat (Ketua DPD PDIP Bali yang kini menjabat Ketua DPRD Bali 2009-2014), I Gusti Putu Budiarta (anggota Komisi II DPRD Bali), Jro Mangku Wayan Darsa (Ketua DPRD Denpasar 2009-2014), AA Kompyang Raka (kini anggota Fraksi PDIP DPRD Denpasar), Wayan Kariartha (anggota Fraksi PDIP DPRD Denpasar), Ni Putu Rumiayati (pengurus DPD PDIP Bali), I Ketut Ceteg Rurug (mantan Ketua Komisi D DPRD Denpasar 2004-2009), dan Desak Suparmi (yang diusulkan PAC PDIP Denpasar Selatan).
Sayangnya, hingga Senin kemarin belum ada konfirmasi resmi dari DPC PDIP Denpasar terkait terpentalnya Arjaya dari DCS untuk kursi DPRD Bali di Pileg 2014. Petinggi PDIP yang Ketua DPRD Denpasar, Jro Mangku Darsa, juga belum bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi per telepon kemarin, terdengar nada sambung, namun tidak diangkat. Pupsyoga juga belum berhasil dikonfirmasi soal namanya masuk DCS untuk kursi DPR, karena ponselnya diarahkan mailbox. Namun, spekulasi yang berkembang, Arjaya diberangus partainya karena terkait isu Pilgub Bali 2014. Selama ini, Arjaya memang kerap berdiri tegak membela program-program Pemprov Bali. Arjaya beralasan, program Bali Mandara milik Pemprov Bali ini dijalankan Gubernur Pastika-Wagub Puspayoga, yang notabene diusung PDIP. Pastika dan Puspayoga yang akan bertarung di Pilgub Bali 2013, masih sah menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur usungan PDIP hingga akhir masa jabatannya, 28 Agustus 2013 mendatang. Karena itu, Arjaya selalu berusaha membela program Bali Mandara. Dulu, menjelang Pilgub Bali 2008, Arjaya sebenarnya yang paling vokal menentang pencalonan Mangku Pastika di internal PDIP. Namun, ketika Pastika resmi diusung PDIP sebagai Cagub berpaket dengan Puspayoga di Pilgub Bali 2008, Arjaya tunduk perintah partai hingga akhirnya mendukung dan total memenangkan mereka. Kini, menjelang Pilgub Bali 2013, Arjaya konsisten dengan dukungannya terhadap program Pemprov Bali. Tapi, ternyata berbuah pemberangusan oleh induk partainya. Bukan sekali ini Arjaya disingkirkan. Saat Pileg 2009 lalu, juga mengalami penjegalan, diduga gara-gara kritis terhadap penerapan aturan organisasi yang dinilai tidak melalui tahapan-tahapan, termasuk mekanisme penyusunan caleg.
Kala itu, Arjaya juga paling getol mengkritik pencalegan anak, istri, dan ipar para elite PDIP, hingga membuat petinggi PDIP Denpasar gerah. Akibatnya, Arjaya dilempar ke nomor urut 8 dalam daftar caleg PDIP dari Dapil Denpasar untuk kursi DPRD Bali di Pileg 2009. Kalkulasinya, Arjaya akan tamat riwayat karena proses penentuan caleg yang lolos ke kursi Dewan kala itu awalnya masih menggunakan sistem nomor urut. Pada akhirnya, Arjaya naik satu tingkat ke nomor urut 7 caleg tetap PDIP dari Dapil Denpasar di Pileg 2009, lantaran Ketua DPC PDIP I Gusti Ngurah Jayanegara ditarik menjadi Wakil Walikota Denpasar mendampingi Ida Bagus Dharmawijaya Mantra---setelah Walikota Puspayoga naik ke kursi Wakil Gubernur. Dengan posisi nomor urut 7 pun, Arjaya disekenariokan akan terkubur dan gagal lolos ke DPRD Bali di Pileg 2009. Prediksinya saat itu, PDIP paling banter dapat 4 kursi DPRD Bali dari Dapil Denpasar. Namun, nasib baik berpihak ke Arjaya. Pasalnya, Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan keputusan di mana Pileg 2009 menggunakan sistem tarung bebas.
Artinya, caleg yang berhak lolos ke kursi Dewan haruslag berdasarkans suara terbanyak di Pileg. Hasilnya pun jelas, saat pileg 2009, Arjaya tampil sebagai caleg PDIP dengan status peraih suara terbanyak kedua dari Dapil Denpasar untuk kursi DPRD Bali 2009-2014. Suara Arjaya hanya diungguli Ketua DPD PDIP Bali, Cok Rat. Saat itu, PDIP hanya mertaih 3 kursi DPRD Bali dari Dapil Denpasar. Satu kursi lagi direbut I Gusti Putu Budiartha alias Gung De. Sementara itu, Arjaya enggan banyak komentar saat dikonfirmasi terkait namanya dicoret dari DCS untuk kursi DPRD Bali di Pileg 2014, Senin kemarin. “Saya serahkan ke mekanisme partai saja. Saya belum tahu dicalonkan atau tidak,” ujar Arjaya sambil menuju ke dalam mobilnya saat ditemui di Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar kemarin. Apakah kecewa? “Kalau partai tidak mencalonkan saya, tentu tidak masalah buat saya. Tapi, kalau oknum yang bermain, pasti akan saya ladeni. Mati pun saya ladeni,” tegas Arjaya. “Hidup saya dan keluarga saya untuk partai sejak masih bernama PDI yang tertindas oleh rezim Orde Baru sampai PDIP yang besar seperti sekarang,” lanjut Arjaya yang notabene putra dari tokoh PDIP Nyoman Lepug.
Dre@ming Post______
sumber : NusaBal
Dre@ming Post______
sumber : NusaBal