Sabtu, 7 Januari 2012, 09:09
ilustrasi - v/g : yan andie |
Informasi yang dihimpun di lapangan, kisruh seluruh siswa SMPN 5 Busungbiu ini berawal dari gelombang mutasi guru, pengawas, dan kepala sekolah (Kasek) yang diterbitkan Bupati melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Buleleng tertanggal 28 Desember 2011 lalu. Dalam gelombang mutasi tersebut, Kasek SMPN 5 Busungbiu, Nengah Konten, dipindahkan ke SMPN 1 Busungbiu dengan posisi baru sebagai guru biasa.
Sebagai pengantinya, ditetapkanlah I Ketut Susana, selaku Kasek SMPN 5 Busungbiu yang baru. Sebelum dipromosikan menjadi kepala sekolah, Ketut Susana merupakan guru bidang studi Sejarah di SMPN 5
Busungbiu.
Busungbiu.
Ternyata, pergantian Kasek SMPN 5 Busungbiu ini memicu para siswa setempat. Mereka langsung melakukan aksi mogok belajar, Jumat pagi, setelah mendengar kabar Nengah Konten dipindahtugaskan ke sekolah lain, ddisertai degradasi sebagai guru biasa. Apalagi, kemarin pagi Nengah Konten sudah tidak muncul di SMPN 5 Busungbiu, karena sesuai SK yang diterima pada Kamis (5/1) siang, yang bersangkutan mesti sudah mengajar di SMPN 1 Busungbiu.
Berang atas pemindahan Kasek Nengah Konten, seluruh siswa SMPN 5 Busungbiu---sekolah negeri yang berlokasi di Desa Pucaksari (berada di perbatasan Kecamatan Busungbiu, Buleleng dengan Kabupaten Tabanan dan Jembrana)---kemarin pagi langsung beraksi. Mereka mengancam akan terus melakukan aksi mogok belajar, sampai nanti kepala sekolah kesayangannya dikembalikan. Pantauan di lokasi, Jumat kemarin, aksi mogok belajar dilakukan seluruh siswa SMPN 5 Busungbiu dengan menolak masuk ke halaman sekolah. Mereka memilih berkumpul di depan pintu gerbang sekolah. Aksi para siswa ini sempat membuat panik para guru setempat. Mereka pun berusaha membujuk para siswa agar masuk kelas untuk mengikuti proses belajar mengajar. Namun, ajakan para guru ditolak siswa, sebelum Kepala Sekolah (Kasek) Nengah Konten dikembalikan.
Karena tuntutan para siswa seperti itu, para guru SMPN 5 Busungbiu tidak bisa berbuat banyak. Demikian pula ketika salah satu Pengawas Pendidikan dari Dinas Pendidikan da Olahraga (Disdikpora) Buleleng dan UPP Kecamatan Busungbiu datang ke sekolah ini, para siswa tetap menolak masuk kelas.
Hal ini memaksa pihak Disdikpora dan UPP Kecamatan beserta para guru di SMPN 5 Busungbiu berupaya mencarikan solusi. Mereka kemudian mengadakan pertemuan di salah satu ruang kelas. Pada saat bersamaan, para siswa terus melakukan aksinya di depan pintu gerbang sekolah, sembil membentangkan poster berisi berbagai tulisan
“Kalau tidak ada Pak Konten, tidak akan ada SMPN 5 Busungbiu,” bunyi tulisan pada salah satu poster yang diacungkan siswa. Tulisan itu menandakan bagaimana kecintaan para siswa terhadap kepemimpinan Nengah Konten di SMPN 5 Busungbiu.
Salah seorang siswi setempat memaparkan, sosok Nengah Konten sangat berjasa di balik berdirinya Gedung SMPN 5 Busungbiu di Desa Puncak Sari. “Dia itu (Nengah Konten) sangat berjasa. Beliau mampu memimpin kami. Ini sudah dibuktikan bagaimana beliau menangani kami dan mencarikan jalan keluar setelah terjadi peristiwa kerauhan (kesurupan) massal di sekolah kami,” kenang siswi tersebut.
Menurut para siswa SMPN 5 Busungbiu, aksi mogok belajar kemarin murni dilakukan atas inisiatif mereka, setelah mengetahui pengganti Nengah Konten selaku Keasek adalah sosok guru yang dianggap tak punya budi perkerti. Bahkan, dalam aksinya di luar pintu gerbang sekolah kemarin, para siswa setempat sempat mencemoh I Ketut Susana, Kasek SMPN 5 Busungbiu yang baru ditugasi menggantikan Nengah Konten.
Masalahnya, Ketut Susana sebelumnya disebutkan pernah mengeluarkan kata-kata kotor di hadapan para siswa. “Dia (Ketut Susana) pernah mengatakan bahwa makanan siswa itu adalah makanan babi,” cetus seorang siswa. “Dia kadang ngomong sangat jorok,” imbuh siswa lainnya.
Sementara itu, di tengah berlangsungnnya suasana rapat utusan Disdikpora Buleleng, UPP Kecamatan Busungbiu, dan para guru di SMPN 5 Busungbiu kemarin, dua anggota Komisi D DPRD Buleleng datang ke lokasi sekolah, yakni I Putu Suarjana (politisi Hanura) dan I Gede Wisnaya (Fraksi Golkar).
Dua anggota Dewan ini kemudian ikut dalam pertemuan yang berlangsung hingga siang tersebut. Bahkan, dalam pertemuan siang itu, perwakilan siswa juga sempat dihadirkan. Namun, hasil rapat yang melibatkan anggota DPRD Buleleng itu tetap saja tidak mampu membujuk siswa SMPN 5 Busungbiu untuk kembali mengikuti proses belajar mengajar. Siswa tetap pada pendiriannya akan terus melakukan aksi mogok belajar, sebelum Kasek Nengah Konten dikembalikan. “Beginilah jika kebijakan yang tidak populis dibuat dalam kondisi menjelang Pilkada Buleleng 2012. Ini ‘kan sangat berisiko,” ujar anggota Komisi D DPRD Buleleng, Putu Suarjana, seusai mengikuti pertemuan di SMPN 5 Busungbiu siang itu.
Suarjana menegaskan, tuntutan para siswa SMPN 5 Busungbiu yang minta Nengah Konten dikembalikan sebagai kepala sekolah itu nantinya akan dibahas lebih lanjut di DPRD Buleleng untuk mencari penyelesaian. Pihaknya pun berencana memanggil instansi terkait yang menyangkut mutasi guru, pengawas, dan Kasek SMPN 5 Busungbiu. BKD Buleleng juga akan dipanggil Dewan terkait masalah tersebut.
Namun, selama proses itu berjalan, pihaknya meminta agar para siswa dan guru di SMPN 5 Busungbiu kembali melakukan kewajiban seperti biasa---proses belajar mengajar. "Sekarang aspirasi dari sini akan kami bahas di Dewan. Selama proses itu, kami minta adik-adik (siswa SMPN 5 Busungbiu) kembali belajar. Biarkan proses itu berjalan, tapi aktivitas sekolah juga harus tetap berjalan," pintanya. Sementara itu, Pengawas Pendidikan dari Disdikpora Buleleng, Putu Sudaratmaja, menyatakan situasi aksi mogok belajar yang dilakukan para siswa di SMPN 5 Busungbiu ini akan disampaikan kepada pimpinannya, termasuk Kepala Disdikpora Buleleng.
“Kami juga sudah meminta agar Kasek SMPN 5 Busungbiu yang baru (Ketut Susana) untuk sementara jangan dulu mengambil kebijakan yang strategis,” tegas Sudaratmaja seusai pertemuan kemarin.
sumber : NusaBali