Rabu, 03 Agustus 2011, 09:29
SINGARAJA - Putra sulung Bupati Buleleng Putu Bagiada, I Gede Ariadi, tak ubahnya mainkan jurus ‘mabuk’ jelang Pilkada 2012. Mengaku sudah final siap diusung koalisi PKPB-PAN sebagai Cabup Buleleng ke Pilkada 2012, Sang Putra Mahkota justru kembali merapat ke Golkar untuk hidupkan mesin politik Beringin.
Putra Mahkota bahkan mengadakan pertemuan dengan seluruh Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Buleleng di Kantor DPD II Golkar Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja, Selasa (2/8) siang. Pertemuan dengan semua PK Golkar se-Buleleng itu digelar khusus, karena Putra Mahkota yang notabene kader Beringin masih ada keinginan maju sebagai Cabup Buleleng ke Pilkada 2012 dengan naik kendaraan partainya. Keinginan itu muncul lantaran Putra Mahkota sendiri masih tercatat sebagai kandidat yang mendaftar nyalon Bupati di Golkar.
Informai dari sumber terpercaya di lingaran Golkar menyebutkan, dalam pertemuan di Kantor DPD II Golkar
Buleleng kemarin siang, Putra Mahkota meminta kesiapan masing-masing PK Golkar untuk mambantunya bersosialisi dengan warga di tingkat kecamatan.
Buleleng kemarin siang, Putra Mahkota meminta kesiapan masing-masing PK Golkar untuk mambantunya bersosialisi dengan warga di tingkat kecamatan.
Sejumlah PK Golkar memang sempat ragu dengan keseriusan Putra Mahkota. Namuin, pada akhirnya seluruh PK Golkar se-Buleleng bersedia membantu langkah politik Putra Mahkota. Soalnya, selain sebagai kandidat yang mendaftar di Golkar, yang bersangkutan juga masih tercatat selaku kader Beringin, dengan jabatan Ketua Kosgoro Buleleng. “Intinya seperti itu, jadi PK-PK Golkar diminta membantu osialisasi ke bawah,” ujar sumber tadi.
Dikonfirmasi terpisah, Putra Mahkota membenarkan pertemuan dengan semua PK Golkar se-Buleleng kemarin. Namun, dia menyatakan pertemuan itu hal yang biasa sebagai kader Golkar. “Pertemuan biasa, saya ‘kan kader Golkar. Jadi, itu rapat internal biasa,” dalih politisi muda Golkar berusia 27 tahun ini.
kendati demikian, dia mengakui dalam pertemuan dengan semua PK Golkar se-Buleleng kemarin memang ada pembahasan masalah Pilkada Buleleng 2012. Namun, pembahasan itu hanya menyangkut persiapan-persiapan yang harus dilakukan Golkar menghadapi Pilkada Buleleng 2012. “Tadi memang ada pembahasan soal Pilkada, tapi hanya menyangkut persiapan-persiapan saja,” katanya.
Disinggung soal statusnya sebagai Cabup Buleleng yang telah diikrarkan koalisi PKPB-PAN, menurut Putra Mahkota, semuanya masih dalam proses. “Ya, saya ikuti proses yang ada saja. Semuanya juga masih proses. Saya ‘kan mendaftar di Golkar, jadi harus mengikuti mekanisme itu,” tegas Putra Mahkota.
Putra Mahkota sejak awal digadang-gadang akan direkomendasi Golkar sebagai Cabup Buleleng ke Pilkada 2012. Ini bagian skenario Golkar untuk menciptakan tarung head to head melawan PDIP di Pilkada. Dengan mengusung Putra Mahkota yang notabene kader internal sebagai Cabup, maka parpol lain yang disasar jadi mitra Golkar untuk koalisi besar, seperti Demokrat, PKPB, Hanura, dan PAN lebih sreg gabung karena merasa ada peluang incar posisi Cawabup.
Namun, dalam perkembangannya, Putra Mahkota justru membelot ke koalisi PKPB-PAN. Dalam koalisi PKPB-PAN ini, Putra Mahkota diusung sebagai Cabup Buleleng bertandem dengan Wayan Arta (Ketua PKPB Buleleng) di posisi Cawabup. Keputusan memasang paket Putra Mahkota-Wayan Arta diambil PKPB-PAN, Jumat (15/7) lalu, di kediaman Bupati Bagiada di Vila Celuk Buluh, kawasan wisata Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng.
Menariknya, keputusan itu justru muncul setelah Bupati Bagiada mengundang sejumlah elite parpol seperti Golkar, Demokrat, PKPB, dan PAN. Ceritanya, kala itu Bagiada sengaja mengundang elite parpol tersebut untuk menggolkan koalisi mengusung Putra Mahkota sebagai Cabup Buleleng ke Pilkada 2012. Bahkan, dalam pertemuan itu, Bagiada menginginkan segera ada keputusan dari Golkar untuk mengusung Putra Mahkota sebagai kandidat Cabup Buleleng.
Namun, karena elite Golkar belum bisa memberikan jawaban, akhirnya Bagiada mengambil keputusan lain: menyodorkan putra sulungnya untuk diusung kalisi PKPB-PAN. Apalagi, saat pertemuan itu, juga muncul informasi akan ada pendaftaran ulang kandidat Cabup-Cawabup di internal Golkar.
Begitulah, ketika elite Golkar telah mendahului pulang dari pertemuan di rumah Bagiada, PKPB-PAN langsung mengambilalih kendali pembicaraan. Dari situlah akhirnya diputuskan untuk memasang paket Putra Mahkota-Wayan Arta. Untuk mengikat keputusan itu, Putra Mahkota bersama Wayan Arta berserta rombongan langsung menggelar persembahyangan bersama di sebuah pura di wilayah Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Beberapa hari kemudian, Putra Mahkota mengakui aksinya membelot dari Golkar untuk nyalon bupati ke koalisi PKPB-PAN sudah final. Menurut dia, kepergiannya dari Golkar ke koalisi PKPB-PAN bukan keputusan yang mendadak. Pasalnya, komunikasi dengan elite PKPB dan PAN ke arah Pilkada Buleleng 2012 sudah cukup lama dijalinnya.
“Dari komunikasi itu, mungkin ada kesamaan visi misi, ya akhirnya saya dipaketkan dengan Pak Wayan Arta (Ketua DPC PKPB Buleleng). Kalau memang demikian, ya saya ikuti proses itu,” katanya kala itu.
Sementara itu, Demokrat bukan hanya melirik Jro Nyoman Rai Yusha sebagai alternatif kandidat Cabup Buleleng ke Pilkada 2012. Informasi yang berkembang, petiggi Demokrat Buleleng juga ‘main mata’ dengan Putu Agus Suradnyana, politisi senior PDIP yang telah resmi nyalon Bupati di tinternal partainya.
Pihak Demokrat kabarnya telah menjalin komunikasi dengan Agus Suradnyana. Arahnya, jika terpental dari pencalonan di PDIP, Agus Suradnyana akan digaet Demokrat sebagai Cabup Buleleng. Sebagai tandemnya di posisi Cawabup, dipilih antara Tutik Kusumawardani (Srikandi Demokrat yang kini anggota DPRD Bali) dan Luh Gede Herryani (Ketua DPC Demokrat Buleleng).
Saat dikonfirmasi, Luh De Herryani mengadakan memang pernah ada pertemuan dengan Agus Suradnyana. Namun, dia enggan menjelaskan hasil pertemuan tersebut. “Ya, saya pernah bertemu dengan Pak Agus. Begini, sebagai partai yang demokratis, Demokrat selalu terbuka kepada siapa pun,” ujar Luh De Herryani di Singaraja, Senin (1/8). Sementara, Agus Suradnyana membantah rumor main mata dengan Demokrat. Sambil tertawa, Agus Suradnyana menjelaskan komunikasi dan pertemuannya itu karena ada keinginan dari Demokrat untuk berkoalisi dengan PDIP. Namun, PDIP sendiri punya mekanisme.
“Ini (isu) ada-ada saja, mana mungkin itu? Yang benar, ada keinginan Demokrat untuk berkoalisi dengan PDIP jika saya mendapat rekomendasi sebagai Cabup Buleleng. Tapi, saya jelaskan, di PDIP itu punya mekanisme. Yang memutuskan kan di pusat, bukan saya penentunya. Apa pun keputusan partai nanti, itulah yang harus saya kerjakan. Jadi, isu itu tidak benar,” tegas Wakil Ketua DPD PDIP Bali yang juga Ketua Komisi III DPRD Bali ini.
Demokrat sendiri juga dikabarkan melirik Ray Yusha sebagai salah satu skenario Pilkada Buleleng 2012. Jika Ray Yusha terpental dari pencalonan di PDIP, Demokrat skenariokan akan menggaet figur non kader asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan itu sebagai Cabup Buleleng. Dan, Luh De Herryani disebut-sebut akan diplot sebagai pendampingf Ray Yusha di posisi Cawabup. Skenario menggaet Ray Yusha ini konon dengan asumsi Agus Suradnyana dapat rekomendasi Cabup Buleleng dari PDIP.
sumber : NusaBali