Rabu, 1 Juni 2011, 07:59
SINGARAJA - Enam (6) kepala desa (perbekel) di wilayah Kecamatan Seririt kompak undur diri dari struktur kepengurusan PDIP, menjelang Pilkada Buleleng 2012. Mereka berdalih cabut dari struktur partai demi menghormati PP No:72/2005 tentang Pemerintahan Desa. Namun, spekulasi yang berkembang, ini pembelotan dukungan untuk memback-up Sang Putra Mahkota Gede Ariadi nyalon ke Pilkada 2012 melalui kendaraan Golkar.
Pengunduran diri 6 perbekel dari struktur kepegurusan PAC PDIP Seririt itu disampaikan melalui surat yang ditujukan ke Bupati Buleleng, serta ditembuskan ke Badan
pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) dan Kesbangpol Linmas Buleleng di Singaraja, Selasa (31/5). Ada di antara 6 perbekel itu yang selama ini menduduki jabatan strategis sebagai Wakil Ketua PAC PDIP Seritit.
pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) dan Kesbangpol Linmas Buleleng di Singaraja, Selasa (31/5). Ada di antara 6 perbekel itu yang selama ini menduduki jabatan strategis sebagai Wakil Ketua PAC PDIP Seritit.
Para perbekel yang ‘poroti’ PDIP jelang Pilkada Buleleng 2012 itu masing-masing I Nyoman Swangsa (Perbekel Unggahan), I Gusti Kusuma Yasa (Perbekel Lokapaksa), Gede Arya Jana (Perbekel Banjar Asem), I Gede Sutarma (Perbekel Sulanyah), I Gede Suradnya (Perebekel Gunung Sari), dan I Nyoman Putra (Perbekel Mayong).
Kepala BPMD Buleleng, Tjokorda Ganda Putra, dan Kepala Badan Kesbangpol Linmas Ida Bagus Griastika, juga membenarkan adaanya surat pengunduran diri 6 perbekel di wilayah Seririt itu dari struktur kepengurusan PDIP. Ganda Putra menyatakan, pihaknya hanya diberikan surat tembusan dari surat yang dikirim para perbekel kepada Bupati Buleleng Putu Bagiada. ”Kita hanya diberikan tembusan saja. Suratnya ‘kan ditujukan langsung kepada Bapak Bupati,” terang Ganda Putra diamini rekannya, Ida Bagus Griastika.
Sementara, Ketua Forum Komunikasi (Forkom) Perbekel Se-Kecamatan Seririt, I Nyoman Swangsa, menyatakan hengkangnya 6 perbekel dari struktur kepengurusan PDIP itu sebagai bagian upaya untuk menghormati PP No 27/2005 tentang Pemerintahan Desa. Nyoman Swangsa menyatakan, dalam pasal 16 huruf A PP 27/2005 itu sudah sangat jelas mengamanatkan para perbekel dilarang menjadi pengurus parpol.
”Yah, kami sadar langkah ini (cabut dari PDIP) dinilai politis karena terjadi menjelang Pilkada 2012. Namun, ini ‘kan dibenarkan Undang-undang,” dalih Swangsa. Di samping itu, lanjut Swangsa, pada Pilkada Buleleng 2012 mendatang, para perbekel di Kecamatan Seririt telah sepakat untuk netral dan tidak memihak salah satu calon.
“Prinsipnya, kami ingin netral di Pilkada 2012 dan itu menjadi kesepakatan hingga beberapa perbekel yang duduk di struktur partai menyatakan mundur melalui BPMD dan Kesbangpol Linmas,” tegas Swangsa yang kini menjabat sebagai Kepala Desa Unggahan, Seririt.
Terkait sinyalmen mundurnya 6 perbekel dari struktur kepengurusan PDIP itu karena mendapat tekanan dari atasan (Bupati Buleleng Putu Bagiada), Swangsa dengan tegas menampiknya. Menurut Swangsa, langkah tersebut murni karena para perbekel ingin netral di Pilkada. “Tidak ada tekanan dari siapa pun. Soal dukung mendukung, itu urusan nanti,” sergahnya.
Namun, apa pun dalih, undur diri berjamaah 6 perbekel dari struktur kepengurusan PDIP ini sarat aroma politisnya. Pasalnya, mereka yang mundur ini sebelumnya rata-rata menduduki posisi strategis di struktur partai besutan Megawati Soekarnoputri. Bahkan, ada yang menjabat sebagai Wakil Ketua PAC PDIP Seririt. Dengan hengkangnya 6 perbekel ini, PDIP terancam kehilangan banyak suara di enam desa---yakni Desa Unggahan, Desa Lokapaksa, Desa Banjar Asem, Desa Sulanyah, Desa Gunung Sari, dan Desa Mayong dalam Pilkada Buleleng 2012 nanti. Itu baru di wilayah Kecamatan Seririt. Tidak menutup kemungkinan langkah 6 perbekel ini akan diikuti perbekel lainnya di wilayah kecamatan berbeda. Spekulasi yang berkembang, para perbekel yang cabut dari PDIP ini akan membelokkan arah dukungannya ke Golkar dalam Pilkada Buleleng 2012. Pasalnya, putra sulung Bupati Bagiada yakni Gede Ariadi akan nyalon ke Pilkada 2012 dengan kendaraan politik Golkar. Sang Putra Mahkota sedang digarap surveinya oleh DPP Golkar selaku kandudat Cabup Buleleng. Bupati Bagiada sendiri sebelumnya naik ke kursi Buleleng 1 melalui Pilkada 2007, dengan kendaraan PDIP.
Indikasi para perbekel yang hengkang dari kepengurusan PDIP ini akan membelokkan dukungan ke Golkar, semakin kentara dengan fenomena Selasa kemarin. Setelah cabut dari struktur PDIP, 6 perbekel ini kabarnya kemarin langsung bertemu Ketua DPD II Golkar Buleleng, Nyoman Sugawa Korry. Pertemuan digelar di Kantor Camat Seririt. Hanya saja, belum diketahui, apa hasil pertemuan itu. Dikonfirmasi secara terpisah di Singaraja, Selasa kemarin, Ketua DPC PDIP Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan mengaku belum mengetahui perihal aksi penggembosan 6 perbekel di wilayah Seririt itu. “Saya malah belum tahu soal itu. Bisa saja surat mundur itu disampaikan melalui Sekretariat (DPC PDIP Buleleng),” ujar Dewa Sukrawan.
Sementara itu, tiga kandidat yang mengincar posisi Cabup Buleleng melalui kendaraan PDIP kemungkinan akan bertemu di Serketariat DPC PDIP Jalan Raya Pantai Penimbangan Singaraja, Rabu (1/6) ini, yakni Putu Agus Suradnyana (kader PDIP), Dewa Nyoman Sukrawan (kader PDIP), dan Jro Nyoman Ray Yusha (non kader).
Kemungkinan itu bisa terjadi, mengangat Rabu ini merupakan hari jadwal terakhir pengembalian formulir pendaftaran Balon Bupati dan Wakil Bupati di DPC PDIP Buleleng. Hingga saat ini, dari empat kandidat Cabup yang telah mengembalikan formulir pendaftaran ke DPC PDIP baru Made Arga Pynatih (kader internal yang kini Wakil Bupati Buleleng). Sedangkan dari 13 kandidat yang mengincar posisi Cawabup Buleleng di PDIP, baru dua orang yang mengembalikan formulir. Karenanya, hari ini kemungkinan akan terjadi luberan kandidat Cabup maupun Cawabup Buleleng berikut massa pendukungnya di Sekretariat DPC PDIP. Untuk posisi Cawabup, kandidat yang kemungkinan akan mendaftar ulang hari ini ada 11 orang, yakni Komang Nova Sewi Putra (politisi Partai Pakar Pangan), Dewa Putu Selawa (politisi Gerindra), Putu Mangku Budiasa (kader PDIP), Ni Kadek Turkini (kader PDIP), Dewa Made Mahayadnya (kader PDIP), Putu Pasek Sandoz (non kader), Made Seputra (kader PNIM), AA Ngurah Ugrasena (non kader), Made Sunarsa (kader PDIP), Nyoman Sutjidra (non kader), dan Ida Bagus Djodi (non kader).
Informasi yang dihimpun, Selasa kemarin, muncul kemungkinan ada sejumlah kandidat Cawabup yang batal mendaftar ulang di DPC PDIP hari ini. Mereka undur diri mengingat beratnya persaingan berebut tiket rekomendasi dari DPP PDIP.
“Kemungkinan itu pasti ada, tapi kita lihat saja besok (hari ini). Mudah-mudahan, bisa semua kandidat mengembalikan formulir, sehingga ada alternatif-alternatif (untuk paket Cabup-Cawabup). Kalau yang tidak mengembalikan, sudah pasti gugur,” ujar Ketua Panitia Penjaringan dan Penyaringan Balon DPC PDIP, Gede Supriatna.
sumber : NusaBali