Gubernur Bali yang juga Ketua DPD PDIP Bali Koster, di Kongres V PDIP |
Hari pertama Kongres V PDIP di Ina The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, Kamis (8/8) ini, akan ditandai penetapan Megawati Soekarnoputri untuk kembali menjadi Ketua Umum DPP PDIP 2019-2024. Ini buat kelima kalinya Megawati ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Banteng Moncong Putih sejak Kongres I PDIP di tempat yang sama tahun 1999 silam.
Berdasarkan jadwal yang dikantongi, Ketua Umum DPP PDIP 2019-2024 terpilih akan ditetapkan di arena Kongres V, Kamis malam ini sekitar pukul 21.10 Wita. Penetapan tersebut sekaligus diiringi pidato politik ketua umum terpilih. Megawati yang notabene Presiden RI ke-5 (periode 2001-2004) dipastikan terpilih kembali sebagai ketua umum partai setelah didukung penuh 34 DPD PDIP Provinsi se-Indonesia.
Kongres V PDIP rencananya akan dibuka resmi, Kamis siang ini pukul 14.00 Wita, dengan dihadiri pimpinan parpol koalisi penyusung Capres-Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin (PDIP-Golkar-PKB-PPP-NasDem-Hanura-PKPI-Perindo-PSI). Setelah dibuka resmi, ada sambutan dari Presiden Jokowi.
Kemudian, sorenya sekitar pukul 16.00 Wita, dilakukan pengesahan peserta Kongres V PDIP. Sedangkan malam sekitar pukul 21.00 Wita, ada agenda pandangan umum Ketua DPD PDIP dan DPC PDIP se-Indonesia. Pukul 21.10 Wita, dilanjut acara penetapan Ketua Umum DPP PDIP 2019-2024 terpilih. Saat itu pula, ketua umum terpilih akan menyampaikan pidato politiknya.
Megawati merupakan ketua partai terlama di Indonesia. Putri sulung mendiang Presiden Soekarno ini sudah memimpin partainya sejak masih bernama PDI tahun 1996. Setelah era Reformasi, Megawati luma kali secara beruntun terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDIP melalui Kongres yang semuanya dilaksamakan di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, yakni Kongres I PDIP 1999, Kongres II PDIP 2005, Kongres III PDIP 2010, Kongres IV PDIP 2015, dan Kongres V PDIP 2019 ini.
Sumber di Kongres V PDIP menyebutkan, dalam struktur kepengurusan baru nanti, Megawati kemungkinan akan didampingi Wakil Ketua Umum atau Ketua Harian DPP PDIP. Kandidat ketua harian disebut-sebut Prananda Prabowo, putra dari Megawati yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kreatif DPP PDIP 2015-2029. "Nanti ada posisi ketua harian, kemungkinan diduduki Mas Prananda," ujar sumber tadi.
Sementara, Sekjen DPP PDIP (2015-2019) Hasto Kristiyanto menyatakan masalah posisi ketua harian akan dijawab pada hari kedua Kongres V, Jumat (9/8) besok. "Itu (soal ketua harian) akan dijawab pada hari kedua Kongres nanti ya. Kan setiap ini ada momentum," ujar Hasto dalam keterangan persnya di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Rabu kemarin.
Pada bagian lain, Hasto mengatakan seluruh agenda sudah dibagikan kepada peserta Kongres V, termasuk penetapan ketua umum terpilih. "Untuk jadwal Kongres V PDIP, teman media bisa lihat. Soal materi dan substansi Kongres, tidak bisa kami sampaikan," tegas Hasto
Sementara, terpilihnya Megawati sebagai Ketua Umum DPP PDIP 2019-2024 diprediksi tidak akan banyak mengubah susunan kepengurusan. Sejumlah wajah lama diprediksi bakal dipertahankan di struktur kepengurusan, termasuk I Made Urip, politisi senior asal Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan yang sudah dua periode menjadi Wakil Ketua DPP PDIP.
Saat ini, Made Urup menjabat Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan DPP PDIP. Selain itu, Made Urip juga lima kali periode duduk di DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali sejak Pileg 1999. Dalam Pileg 2019, Made Urip lolos ke DPR RI Dapil Bali bersama 5 caleg PDIP lainnya: IGA Rai Wirajaya, IGN Alit Kusuma Kelakan, I Nyoman Parta, I Wayan Sudirta, dan I Ketut Kariyasa Adnyana.
Salah seorang fungsionaris DPD PDIP Bali menyebutkan, nama Made Urip dijagokan kembali duduk di DPP PDIP 2019-2024 karena pertimbangan kader yang berprestasi akan dipakai lagi sebagai pengurus. Pola ini sama dengan penetapan kepengurusan DPD PDIP Provinsi dan DPC PDIP Kabupaten/Kota. "Yang berprestasi dipakai dan diusulkan kembali. Ini berlaku untuk Made Urip,” kata sumber tadi di Denpasar, Rabu kemarin.
Saat dikonfirmasi terpisah di arena Kongres V PDIP kemarin, Made Urip mengaku belum tahu apakah akan ditugaskan kembali sebagai pengurus DPP PDIP atau tidak. "Begini, Kongres PDIP belum mulai. Jadi, saya belum tahu apakah akan ditugaskan lagi atau tidak. Kita lihatlah besok (hari ini)," tandas Made Urip.
Meski demikian, Made Urip mengatakan siap jika ditugaskan kembali duduk di kepengurusan DPP PDIP 2019-2024. "Kalau ditugaskan, ya siap melaksanakan amanah partai. Nanti akan ada penetapan ketua umum dan formatur. Sebagai kader, saya ikuti proses," tegas caleg peraih suara terbanyak untuk kursi DPR RI Dapil Bali dalam Pileg 2019 dengan perolehan---ini.
Sementara itu, Kongres V PDIP yang bertema 'Solid Bergerak untuk Indonesia Raya' dengan sub tema 'PDI Perjuangan Menuju Partai Pelopor dan Modern', akan diikuti sekitar 2.200 kader. Mereka terdiri dari pengurus DPP PDIP, DPD PDIP se-Indonesia, dan DPC PDIP se-Indonesia, para kepala daerah dari PDIP, serta pengurus PDIP dari perwakilan luar negeri.
Ketua Umum DPP PDIP Megawati sendiri sudah tiba di arena Kongres di Sanur, Rabu sore pukul 15.55 Wita. Mengenakan baju warna biru muda, Megawati awalnya meninjau meja registrasi dan mengecek kelengkapan paket bagi para peserta Kongres. Setelah itu, Megawati langsung menuju arena pertunjukan Tari Gandrung khas banyuwangi, Jawa Timur. Megawati tampak duduk satu meja bersama Hasto Kristiyanto, Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Banyuwangi Abdullah Aswar Annas, serta ketiga cucunya. Setelah pertunjukan selesai, Megawati sempat foto bersama para penari Gandrung.
Kongres V PDIP di Sanur, 8-11 Agustus 2019, menelan biaya sekitar Rp 17,4 miliar. "Totalnya Rp 17,6 miliar. Semua akomodasi kita siapkan, termasuk acara Kongres kita siapkan semua," ungkap Wakil Bendahara Umum DPP PDIP, Rudianto Tjen.
Menurut Rudianto, dana Rp 17,4 miliar tersebut berasal dari gotong royong kader PDIP. Karena pendanaan sudah terpenuhi, DPP PDIP mengingatkan seluruh kader yang hadir di Kongres V untuk tidak meminta sumbangan kepada siapa pun. "Karena dana gotong royong sudah cukup, DPP PDIP telah menerbitkan surat kepada seluruh kader yang datang ke arena Kongres ini bahwa tidak boleh ada meminta sumbangan kepada siapa pun," katanya.
Rudianto menyebutkan, pelaksanaan Kongres V PDIP di Bali bisa menggerakkan ekonomi setempat. Pasalnya, tak hanya para pengurus partai, namun ribuan undangan juga bakal hadiri Kongres V PDIP.
"Dengan digelarnya Kongres di Bali ini, kita harapkan bisa menjadikan ekonomi rakyat di sini terus bergulir. Selain kita adakan acara di sini. penggembira kita kan banyak sekali, puluhan ribu. Mereka datang ke sini, makan, minum, belanja. Sehingga, ekonomi kerakyatan di sini diharapkan bergerak demikian cepat dan membuat PAD bergerak," papar Rudianto.
Paparan senada juga disampaikan Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto. Menurut Hasto, surat instruksi berupa larangan meminta sumbangan sengaja dikeluarkan, sebagai pengingat agar para kader tidak menyalahgunakan kekuasaan untuk Kongres. Hasto menegaskan, dana yang digunakan untuk Kongres V PDIP juga akan diper-tanggungjawabkan.
"Surat instruksi ini penting, karena kami menginstruksikan kepada seluruh daerah, terutama legislatif dan eksekutif partai untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan, terlebih mengatasnamakan Kongres PDIP," tandas Hasto. "Seluruh biaya Kongres sudah dipenuhi dengan cara gotong royong, namun akan jadi tanggung jawab partai politik untuk melaporkan itu dengan audit partai politik."
sumber : Nusabali