SEMARAPURA - Akibatnya, sejumlah bangunan suci (palinggih) di Pura Dalem See hancur.
Bangunan suci di Pura Dalem See, Desa Pakraman Prapat yang hancur ditimpa pohon Kepuh roboh, antara lain, Palinggih Gedong dan Palinggih Pengadang. Selain itu, tembok penyengker Pura Dalem See juga ambruk sepanjang 10 meter karena tertimpa batang pohon yang tumbang.
Beruntung, tidak ada korban tewas maupun terluka dalam petaka robohnya pohon Kepuh tua setinggi 30 meter dengan diameter mencapai sekitar 2,5 meter ini. Namun, kerugian material ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Pohon Kepuh tua yang ditaksir telah berusia ratusan tahun ini tumbuh di Nista Mandala Pura Dalem See, Desa Pakraman Pramat, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida. Lokasinya berjarak sekitar 5 kilometer arah barat dari Pura Penataran Ped, Nusa Penida. Pura Dalem See berada sekitar 50 meter dari Jalan Utama Toyapakeh-Suana.
Pohon Kepuh tua yang dikeramatkan warga sekitar ini mendadak roboh ke arah barat, hingga menghancurkan sejumlah palinggih dan tembok penyengker Pura Dalem See. Bencana robohnya pohon Kepuh tua di areal Pura Dalem See ini kontan mengejutkan warga sekitar dan krama penyungsung. Masalahnya, petaka pohon roboh justru terjadi ketika cuaca sedang cerah, tidak ada hujan maupun angin kencang, Sabtu pagi.
“Kami terkejut, karena tahu-tahu pohon Kepuh tersebut roboh disertai suara gemuruh. Untungnya, tidak ada korban nyawa maupun terluka, karena saaat pohon Kepuh tumbang, situasi di areal pura sedang sepi,” ungkap seorang werga sekitar Pura Dalem See, Minggu (27/12).
Menurul robohnya pohon Kepuh tersebut, krama pangempon Pura Dalem See yang berjumlah 45 kepala keluarga (KK) sudah menghaturkan upacara pecaruan pada Radite Kliwon Tolu, Minggu kemarin. “Tujuannya, untuk memohon keselamatan paca musibah ini,” ungkap Kelian Pura Dalem See, I Ketut Lama, saat dikonfirmasi.
Ketut Lama memperkirakan keriugian material akibat bencana pohon roboh di Pura Dalem See mencapai sekitar Rp 50 juta. Itu belum termasuk biaya upakara. “Nanti akan kami bahas lebih lanjut soal ini,” katanya.
Menurut Ketut Lama, pohon Kepuh tua di areal Pura Dalem See yang roboh ini sudah berusia ratusan tahun. Pohon Kepuh tua ini amat dikeramatkan warga sekitar. “Ya, karena tumbuhnya di areal pura,” sebut Ketut Lama.
Paparan senada juga disampaikan sejumlah krama pangempon Pura Dalem See, Desa Pakraman Prapat. Menurut mereka, pohon Kepuh tersebut selama ini sangat dike-ramatkan. Pohon tua ini dipercaya ada penghuni niskalanya. “Karena itu, jarang ada war-ga yang berani melintas di sekitar pohon Kepuh ini saat malam hari, terutama setelah di atas pukul 21.00 Wita,’ ujarnya.
Sementara itu, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPBD) Klungkung telah kerjun ke lokasi bencana robohnya pohon Kepuh tua di Pura Dalem See, Desa Pakraman Prapat, Nujsa Penida, Minggu kemarin, Petugas BPBD Klungkung terjun untuk membantu warga setempat memotong-motong dan membersihkan batang pohon roboh.
“Tim Reaksi Cepat BPBD Klungkung yang diterjunkan ke Nusa Penida untuk bantu warga mengevakuasi pohon Kepuru roboh dari areal Pura Dalem See,” jelas Sekretaris BPPD Klungkung, I Dewa Gede Wisasta.
Menurut Dewa Wisasta, petugas BPBD Klungkung yang diterjunkan ke lokasi musibah berjumlah belasan orang. Mereka kemarin bahu membahu dengan warga setempat membersihkan pohon roboh hingga petang sekitar pukul 18.00 Wita. “Proses pemotongan dan evakuasi patang pohon cukul sulit, karena ukurannya demikian besar,“ tandas Dewa Wisasta yang akrab dipanggil Dewa Bima.
Penanganan pohon Kepuh tua roboh di areal Pura Dalem See ini dipantau khusus Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta. Kepada warga, Bupati Suwirta mengimbau mereka agar berhati-hati dan selalu waspada terkait ancaman bahaya pohon tumbang di musim hujan. “Kami juga sudah memerintahkan isntansi terkait termasuk BPPD untuk selalu awas dan waspada, terutama dalam tiga bulan ke depan,” jelas Bupati Klungkung pertama asal kawasan seberang Nusa Penida ini.
sumber : NusaBali