Senin, 2 Januari 2013, 08:39
Korban tewas dalam bentrokan tersebut adalah I Nyoman Adi Saputra, 24, pemuda asal Banjar Bersih Tegal, Desa Darmasaba, yang kesehariannya bekerja di LP Kerobokan (Kecamatan Kuta Utara, Badung). Sedangkan dua korban terluka masing-masing I Ketut Ardana, 34 (warga Banjar Gunung, Desa Peguyangan Kaja) dan I Nyoman Suardana, 43 (warga Banjar Saih, Desa Peguyangan Kaja).
Informasi di lapangan, bentrokan yang merenggut satu nyawa dan dua korban terluka ini bewaral dari adanya dua pemuda Banjar Bersih Tegal, Desa Darmasaba jatuh akibat menabrak palang di depan Bale Banjar Gunung, Peguyangan Kaja, saat melintas dengan naik sepeda motor, Senin (31/12) tengah malam pukul 24.00 Wita. Malam itu, pemuda setempat merayakan pergantian tahun, dengan pesta minum dan memasang
plang di tengah Jalan Suradipa Denpasar supaya pengendara yang melintas hati-hati.
plang di tengah Jalan Suradipa Denpasar supaya pengendara yang melintas hati-hati.
Sejumlah pemuda Banjar Gunung yang sedang berkumpul di bale banjar pun coba membantu kedua pemuda asal Desa Darmasaba yang belum diketahui identitasnya itu. Dibantu pasca menabrak plang, bukannya berterima kasih, namun kedua pemuda Darmasaba itu justru balik menantang pemuda Banjar Gunung. Akibatnya, perkelahian pun pecah.
Karena kalah jumlah, kedua pemuda Darmasaba kabur menuju arah utara ke tempat asalnya, Banjar Bersih Tegal. Ternyata, mereka minta bala bantuan pemuda Banjar bersih Tegal, lalu balik ke arah selatan menuju perbatasan desa. Menurut Kapolresta Denpasar, Kombes I Wayan Sunartha, rombongan pemuda Banjar Bersih Tegal, Desa Darmasaba ini mendatangi Banjar Gunung dengan mengendarai mobil Suzuki Carry.
Setibanya di perbatasan Banjar Saih dan Banjar Gunung (Peguyangan Kaja), kelompok pemuda dari Banjar Bersih Tegal (Desa Darmasaba) langsung memukuli dua warga setempat, masing-masing I Ketut Ardana (asal Banjar Gunung, Peguyangan Kaja) dan Wayan Suardana (asal Banjar Saih, Peguyangan Kaja) yang sedang minum-minum. Mengetahui rekannya dipukuli di perbatasan, massa pemuda Banjar Gunung pun terjun ke lokasi TKP, hingga terjadilan bentrokan fisik.
Dalam bentrokan yang meledak Selasa (1/1) dinihari kemarin, korban Nyoman Adi Saputra (pemuda asal Banjar Bersih Tegal, Desa Darmasaba) tewas tertusuk pisau belati. Korban yang pegawai LP Kerobokan ini tewas dalam kondisi luka parah di bagian perut kanan dan pangkal paha.
Pelaku penusukan diduga kuat I Ketut Ardana, pemuda Banjar Gunung yang sebelumnya sempat dipukuli. Ketut Ardana yang kesehariannya staf pemungut retribusi Desa Pakraman Denpasar menusukkan pisau belati secara membabi buta ke arah korban Nyoman Adi Saputra hingga puka parah di bagian perut kanan dan selangkangan paha. Korban menghembuskan napas terakhir saat perjalanan menuju RSUD Badung di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi. Sedangkan Ketut Ardana dan Wayan Suardana juga terluka.
Selasa pagi pukul 06.00 Wita, jenazah korban Nyoman Adi Saputra dikirim ke RS Sanglah, Denpasar untuk dilakukan otopsi. Proses otopsi pun telah dilakukan kemarin pagi pukul 8.00 hingga 10.00 Wita. “Dari hasil otopsi, ditemukan dua luka tusuk yaitu di perut kanan bagian bawah dan pangkal paha kanan. Luka fatal penyebab kematian adalah yang di perut kanan bawah,” terang dokter spesialis Forensik RAS Sanglah, dr Dudut Rustiyadi.
Hingga kemarin sore, jenazah korban tewas bentrok ini masih dititipkan keluarganya di Instalasi Jenazah RS Sanglah. Belum jelas, sampai kalan jenazah akan dititipkan. “Kami berharap pelakunya ditangkap dan diadili sesuai proses hukum yang berlaku,” ujar salah seorang keluarga korban yang menjenguk jenazah Nyoman Adi Saputra di RS Sanglah kemarin.
Sementara, polisi telah menangkap Ketut Ardana, warga Banjar Gunung, Peguyangan Kaja, yang diduga menghabisi nyawa korban. Menurut Kapolresta Denpasar, Kombes I Wayan Sunartha, pelaku Ketut Ardana ditangkap tanpa perlawanan di rumahnya di Banjar Gunung. Hingga kemarin siang, pelaku masih diperiksa intensif di Mapolsek Denpasar Barat. “Pelaku Ketut Ardana kami amankan dari rumahnya di Banjar Gunung bersama barang bukti pisau yang ditemukan di sekitar lokasi penusukan,” ujar Sunartha.
Kepada polisi, pelaku Ketut Ardana mengaku awalnya dia tidak tahu masalah apa-apa. Malam itu, dirinya berniat jalan ke Banjar Saih, Peguyangan Kaja bersama temannya, Wayan Suardana, untuk minta minuman. “Saya tidak tahu kalau ada orang ribut di Banjar Gunung,” tutur Ardana.
Saat berjalan menuju Banjar Saih yang hanya berjarak sekitar 250 meter dari Banjar Gunung, mereka bertemu rombongan pemuda Banjar Bersih Tegal, Desa Darmasaba. Tanpa ba bi bu, Ardana langsung dikeroyok hingga mengalami beberapa luka. Karena terdesak, dia lalu mengambil pisau di kantungnya dan menghujamkan ke arah korban Adi Saputra.
“Waktu itu, saya habis mebat makanya bawa pisau. Saya juga tidak sadar mengeluarkan pisau itu dan menusuk korban, karena waktu itu terdesak akibat dikeroyok,” ujar Ardana yang mengalami luka robek di pipi kanan dan jari tangan. Sementara, pasca bentrok yang menewaaskan satu orang dinihari kemarin, sempat terdengar kulkul bulus (kentongan adat bertalu pertanda keadaan gawat) di Banjar Bersih Telal, Desa Darmasaba. Beruntung, jajaran Muspika Badung dan Polres Badung cepat turun meredam amarah warga Banjar Tegal Bersih.
Bukan hanya itu, Muspika Denpasar dan Muspika Badung juga telah menggelar pertemuan mediasi dengan tiga banjar bertetangga dari dua desa berbeda yang sempat terlibat bentrok ini, Selasa siang. Kapolda Bali Irjen Arif Wachyunadi juga sempat mendatangi lokasi bentrok dan Mapolsek Denpasar Barat untuk mengetahui perkembangan situasi di lapangan.
Dari pertemuan mediasi ketiga banjar bertetangga, diambil beberapa kesepakatan damai. Pertama, proses tetap diselesaikan secara hukum. Kedua, sepakat saling menjaga kerukunan umat dengan spirit menyama braya. “Ketiga, sepakat akan mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak terprovokasi dari pihak ketiga bahwa masalah ini merupakan masalah pribadi," ujar Camat Denpasar Utara, Nyoman Nudra, saat membacakan hasil mediasi di Warung Subak Denpasar, Selasa sore. Dalam mediasi kemarin juga terungkap motif bentrok adalah murni criminal, tidak ada kaitan dengan adat. "Ini adalah kasus kriminal, bukan kasus adat atau yang lain. Kita berharap tidak terulang lagi dan tidak meluas," jelas Kapolres Badung, AKBP Komang Suartana.
Sementara itu, pada saat hampir bersamaan, dinihari kemarin, bentrokan antar kelompok pemuda juga pecah di Jalan Raya Sempidi-Mengwi, Badung. Bentrokan melibatkan Dua kelompok pemuda dari Desa Sading vs Desa Sempidi. Akibat bentrokan di depan Pura Dalem Desa Pakraman Sempidi ini, tiga pemuda Desa Sading mengalami luka-luka.
Menurut Kapolres Badung AKBP Komang Suartana, awalnya belasan pemuda dari Desa Sading konvoi dengan sepeda motor sambil membawa bendera merah bertuliskan ‘Sading’, melewati Desa Sempidi. Entah karena suara bising motor atau masalah lainnya, beberapa pemuda Desa Sempidi tersinggung, lalu melakukan pengejaran. Tepat di depan Pura Dalem, konvoi pemuda Desa Sading berhasil dihentikan. Saat itulah, kelompok pemuda Desa Sempidi menghajar kelompok pemuda Desa Sading.
Akibatnya, tiga pemuda Desa Sading terluka karena kena pukulan dan tendangan, masing-masing I Made Nehemia, 20, Sigit Widodo, 18, dan Komang Adiyasa, 20, hingga sempat dilarikan ke rumah sakit. Pasca aksi penganiayaan tersebut, kedua desa bertetangga sempat tegang. Bahkan, warga Desa Sempidi melakukan penjagaan karena ada isu akan diserbu warga Desa Sading.
“Kami langsung turun ke lapangan sehingga masalah ini tidak melebar,” terang Komang Suartana, Selasa kemarin. “Polisi sudah kami periksa saksi-saksi dalam kasus ini. Sekarang kami masih memburu pelakunya,” imbuh Suartana.
sumber : NusaBali