Selasa, 8 Januari 2013, 08:29
Pelaku perampokan di siang bolong ini adalah Wibowo Lim, pengusaha yang dalam kartu namanya tercantum nama perusahaan CV Bali Logistik Internasional (bergerak di bidang General Trading, Kontraktor, dan Pariwisata). Ruko TKP perampokan kemarin selama ini dijadikan kantor oleh pelaku Wibowo Lim. Saat perampokan terjadi, korban Nyoman Rusmaja sedang melakukan transaksi jual beli valuta asing (Valas) dengan pelaku Wibowo Lim.
Informasi di lapangan, dalam transaksi jual beli Valas yang berujung perampokan, Senin siang pukul 13.30 Wita itu, Wibowo Lim membeli dolar AS dengan dolar Australia kepada korban Nyoman Rusmaja. Traksaksi dilakukan di kantor pelaku, Jalan Aahmad Yani Barat Singaraja.
Sehari sebelum peristiwa, Minggu (6/1), antara korban dan pelaku sudah sempat melakukan transaksi Valas. Kala itu, korban Nyoman Rusmaja menjual 23 dolar AS kepada Wibowo Lim yang dibayar dengan dolar
Australia.
Australia.
Nah, dalam transaksi kedua, Senin kemarin, pelaku Wibowo Lim minta korban Nyoman Rusmaja menyiapkan 100.000 dolar AS untuk dibeli dengan dolar AS. Namun, Nyoman Rusmaja hanya mampu menyiapkan 93.000 dolar AS yang nilainya setara dengan Rp 1,2 miliar. Nyoman Rusmaja percaya saja kepada pelaku, karena transaksi Valas sebelumnya berjalan lancar.
Nah, dalam transaksi Valas kedua kemarin siang, pelaku Wibowo Lim sempat menunjukkan dolar Australia yang hendak ditukar dengan dolar AS kepada korban Nyoman Rusmaja. Kala itu, korban sempat menghitung jumlah dolar Australia milik pelaku Wibowo Lim. Setelah menghitung sesuai jumlahnya, Nyoman Rusmaja kemudian mengontak anak buahnya di Kantor Money Changer Central, kawasan wisata Lovina, Kecamatan Buleleng agar mengantar 93.000 dolar AS ke kantor Wibowo Lim di Kota Singaraja.
Singkat cerita, anak buah korban Nyoman Rusmaja pun datang mengantar 93.000 dolar AS ke kantor Wibowo Lim. Kemudian, pelaku Wibowo Lim menghitungnya. Setelah dihitung, pelaku membawa 93.000 dolar AS mikin korban ke belakang dengan dalih akan ditaruh di brankas. Saat itu, korban Nyoman Rusmaja diminta menunggu di ruang tamu.
Ternyata, pelaku Wibowo Lim justru kabur lewat pintu belakang bersama seorang pegawainya. Tanpa disadari korban, pintu belakang dan pintu depan kantor tersebut sudah dikunci oleh Wibowo Lim. Korban Nyoman Rusmaja pun terkunci di dalam kantor pelaku. Bos money cahnger ini baru sadar ketika rekan bisnisnya, Wibowo Lim, tidak kunjung muncul ke ruang tamu setelah ditunggu beberapa lama. Karena panik disekap di ruang tamu kantor pelaku, korban Nyoman Rusmaja pun menendang pintu dan kaca jendela, hingga akhirnya bisa keluar. Korban kemudian mengejar pelaku Wibowo Lim yang diperkirakan kabur ke arah barat menuju kawasan wisata Lovina. Namun, dikejar hingga ke Lovina, pelaku Wibowo Lim tidak ditemukan.
Korban Nyoman Rusmaja kemudian pilih balik ke kantor Wibowo Lim di Jalan Ahmad Yani Barat Singaraja. Di lokasi kejadian, puluhan polisi berseragam maupun sipil sudah berkumpul melakukan olah TKP. Sementara, salah satu saksi mata berpakaian PNS mengaku sempat melihat orang yang diduga pelaku Wibowo Lim kabur naik sepeda motor Vario warna hitam bersama seorang perempuan. “Tadi waktu istirahat siang, saya sempat makan bakso di belakang. Bahkan, sepeda saya sempat mau ditabrak orang itu (pelaku) saat parkir di belakang. Saya kira, mereka itu bukan suami istri, karena yang perempuan sempat menolak naik motor dengan tergesa-gesa,” ungkap saksi tersebut.
Sementara itu, korban Nyoman Rusmaja langsung menangis histeris ketika kembali ke lokasi transaksi di kantor pelaku Wibowo Lim. Bos money cangher ini shock berat dengan peristiwa yang menyebabkan Rp 1,2 miliar lenyap. Korban masih sempat menceritakan bagaimana dirinya dikunci di kantor tersebut.
“Dia (pelaku Wibowo Lim) minta 93.000 dolar AS lagi, makanya saya minta anak buah saya antar ke sini (kantor pelaku). Tahu-tahu, saya dikunci dari luar,” keluh Nyoman Rusmaja. “Pintu depan dikunci oleh karyawan cewek, sedangkan pintu belakang dikunci sama karyawan cowok. Saya tendang kacanya,” lanjut korban asal Kelurahan Kampung Baru, Kota Singaraja ini. Di sisi lain, pemilik ruko yang dijadikan kantor oleh pelaku, Nariyati, kemarin siang sempat terjun ke rukonya. Menurut Nariyati, ruko miliknya baru dikontrak pelaku Wibowo Lim sejak dua pekan lalu. Harga kontrak sekitar Rp 80 juta per tahun, tapi baru dibayar Wibowo Lim Rp 25 juta. “Saya kurang tahu namanya (Wibowo Lim). Yang jelas, dia mengaku dari Surabaya, Jawa Timur. Katanya, dia kontrak ruko untuk dipakai usaha bisnis,” kenang Nariyati.
Sementara, hingga Senin sore tim gabungan dari Sat Reskrim Polres Buleleng dan Unit Reskrim Polsek Kota Singaraja masih melakukan olah TKP pasca perampokan yang menimpa bos money changer. Polisi juga masih memburu pelaku Wibowo Lim.
Menurut Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Made Mudra, kasus yang menimpa korban Nyoman Rusmaja bukan perampokan, tapi modus kejahatan penggelapan dan penimpuan. “Sekarang kita masih lakukan pengejaran terhadap pelaku. Tolong didoakan, mudah-mudahan pelaku bisa cepat kami tangkap,” jelas Made Mudra.
sumber : NusaBali