Sabtu, 5 Januari 2013, 09:09
Wakil Sekjen DPP Golkar, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, menyatakan segala kemungkinan harus diantisipasi menyangkut pasangan calon ke Pilgub Bali, 15 Mei 2013 mendatang. Karenanya, kata Demer, Golkar tetap menyiapkan Plan B (rencana alternatif jika Pastika lepas).
Hanya saja, Demer enggan membeber siapa Cagub alternatif yang disiapkan dalam Plan B ini. Dia berdalih, Golkar tidak mau umbar strategi politik soal paket calon jika Pastika disambar PDIP. “Yang namanya strategi politik, itu tidak perlu diungkap ke publik. Tapi yang jelas, kita punya Plan B kalau Plan A (usung Pastkka) tidak berjalan,” ujar Demer, Jumat (4/1).
Koalisi besar Golkar-Demokrat-Gerindra-Hanura-PAN sebelumnya sudah sepakat mengusung Pastika sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2013. Koalisi besar diskenariokan bertarung head to head melawan PDIP,
yang sejak awal diwacanakan tidak bakal mengusung Pastika sebagai Cagub di Pilgub Bali 2013.
yang sejak awal diwacanakan tidak bakal mengusung Pastika sebagai Cagub di Pilgub Bali 2013.
Beragam isu berkembang di internal PDIP, mulai rencana usung paket AA Ngurah Puspayoga-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati hingga pasangan AA Ngurah Puspayoga-Putu Agus Suradnyana. Namun, belakangan berhembus informasi kalau DPP PDIP masih menginginkan usung Pastkka sebagai Cagub Bali, meskipun sang nakhoda partai Megawati sampai saat ini belum mengeluarkan rekomendasi. Spekulasi yang berkembang, jika Pastika diusung sebagai Cagub, ada beberapa alternatif yang bisa dipilih PDIP untuk tandemnya di posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub). Salah satunya, Bupati Klungkung Wayan Candra. Paket Pastika-Candra dianggap duet maut, karena sama-sama berpengalaman di pemerintahan dan selama ini punya hubungan harmonis. Bupati Candra merupakan kader PDIP (kini menjabat Ketua DPC PDIP Klungkung) yang dikenal terbebas dari blok-blokan dan bisa masuk ke berbagai kalangan. Bupati Candra juga termasuk salah satu kader ring satu Ketua Umum DPP PDIP Megawati di Bali. Kemungkinan lainnya, memasang Made Arjaya sebagai Cawagub pendamping Pastika. Made Arjaya merupakan politisi muda PDIP yang menjabat Ketua Komisi I DPRD Bali dua kali periode. Selama ini, hubungan Arjaya dan Pastika selaku mitra di pemerintahan juga cukup harmonis.
Jika Pastika dilepas PDIP dan Pusopayoga juga tidak direkomendasi DPP PDIP sebagai Cagub, maka peluang terbuka bagi Bupati Candra dan figur alternatif Wayan Koster (politisi militan anggota Fraksi PDIP DPR dua kali periode) untuk diusung mengincar kursi Bali 1 di Pilgub 2013. Artinya, tarung Pilgub Bali 2013 potensial pula menjadi ajang duel head to head antara Pastika vs Candra atau Pastika vs Koster.
Di sisi lain, Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya memprediksi Cagub-Cawagub yang diusung parpol baru akan diumumkan secara terbuka ke publik, pertengahan Januari 2013 nanti. Alasannya, pencaftaran calon ke KPU Bali sudah semakin dekat, yakni 31 Januari hingga 6 Februari 2013.
"Sematang apa pun strategi parpol, setidaknya butuh waktu 10 hari untuk sosialisasi kandidat sebelum pendaftaran ke KPU. Jadi, sekitar 15 Januari nanti pasti sudah ada yang pasti," ujar Arjaya dilansir Antara secara terpisah di Denpasar, Jumat kemarin. "Ini insting politik saya selaku politisi. Jadi, nanti 20 Januari, saya yakin akan ada partai yang mendeklarasikan kandidatnya," ujar politisi militan PDIP asal Sanur, Denpasar Selatan ini.
Arjaya juga berkeyakinan Pastkka pasti berhitung sampai 15 Januari. Pastika juga punya etika sambil menunggu keputusan dari PDIP sebagai partai yang telah mengusungnya menjadi Gubernur melalui Pilgub Bali 2008. Kalau toh Pastika tidak lagi dipakai PDIP, Arjaya memprediksi kandidat incumbent pasti akan membuat surat izin terbuka untuk maju ke Pilgub Bali 2013 lewat partai lain.
Arjaya sendiri mengaku sampai sekarang belum tahu siapa yang akan direkomendasi DPP PDIP sebagai Cagub Bali. Namun, Arjaya berharap partainya kembali usung Pastkka. "Mudah-mudahan Ibu Mega dapat menggunakan Pastika lagi, karena kekuatannya terlihat sampai sekarang belum ada yang mengimbangi. Apalagi, masyarakat kita cenderung konservatif dan tahu diri kepada pemerintah," tegas Arjaya.
Sementara itu, di internal koalisi besar yang dimotori Golkar-Demokrat hingga saat ini masih menggodok kandidat Cawagub pendamping Pastika. Bahkan, ada tiga pejabat Wakil Ketua DPRD Bali yang ikut bersaing memperebuitkan pisisi tandem Pastika. Mereka masing-masing Ketut Suwandhi (Wakil ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar), I Gusti Bagus Alit Putra (Wakil Ketua Dewan dari Fraksi Demokrat), dan Ida Bagus Putu Sukarta (Wakil Ketua Dewan dari Gerindra). Ketiganya dulu maju ke kursi DPRD Bali melalui Dapil Denpasar dalam Pileg 2009. Dari ketiga Wakil Ketua Dewan ini, baru satu yang diputuskan partainya maju ke Pilgub Bali 2013, yakni IB Putu Sukarta yang juga Ketua DPD Gerindra Bali. Sedangkan Suwandhi dan Alit Putra masih bersaing dengan kandidat lain di internal partainya masing-masing.
Di Golkar, Suwandhi harus bersaing dengan Cokorda Gede Budi Suryawan (mantan ketua DPD I Golkar Bali), Bupati Karangasem Wayan Geredeg, Bupati Badung AA Gde Agung, hingga Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace. Sementara di internal Demokrat, Alit Putra dihimpit ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta, yang mendapat dukungan bulan dari DPC Demokrat se-Bali.
Bukan hanya itu. Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (diusung PDIP) dan Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya (politisi PDIP) juga dilirik internal koalisi besar sebagai Cawagub pendamping Pastika. Keduanya dianggap mewakili kalangan tokoh muda. ”Sekarang tergantung Pastika, mungkin bisa bingung memilih di antara yang baik-baik itu sebagai tandemnya di posisi Cawagub,” ujar sumber, jumat kemarin.
Secara terpisah, Ketua Tim Relawan Forum Bali Mandara (Forbara)---pendukung Pastika---, Ketut Ngastawa, menyatakan koalisi besar memberikan keleluasaan kepada Pastika untuk memilih tandemnya. Siapa tandem Pastika di posisi Cawagub pun segera akan diputuskan, mengingat pendaftaran calon ke KPU Bali sudah semakin dekat. “Secepatnya diputuskan, karena MP (Mangku Pastika) juga sudah diberikan otoritas untuk memilih calon wakilnya,” ujar Ngastawa saat dikonfirmasi, Jumat kemarin.
Yang menarik, kata Ngastawa, tidak menutup kemungkinan Pastika nantinya membuat sebuah komitmen, semacam uji kelayakan dan kepatutan bagi calon pendampingnya di posisi Cawagub. “Nanti akan ada pertemuan sebelum menentukan paket calon. Karena sesuai yang sampaikan sebelumnya, beliau (Pastika) mencari wakil yang punya komitmen menjadi Wakil Gubernur, bukan jadi Gubernur,” tegas Ngastawa.
sumber : NusaBali