Rabu, 23 Mei 2012, 08:19
Prof Dr dr LK Suryani SpKj, v/g : yan andie |
Informasi yang dihimpun, daftar nama 17 figur kandiudat Cagub-Cawagub tersebut sudah dikirimkan DPD I Golkar Bali ke DPP Golkar, Minggu (21/5) lalu. Namun, setelah dievaluasi di tingkat pusat, DPP Golkar memangkas tiga nama tadi. Nama IGK Adhiputra diduga kuat dicoret karena politisi gaek yang kini anggota Fraksi Golkar DPR ini memang tidak bersedia maju ke Pilgub Bali 2013, dengan dalih sudah terlalu tua dan pilih memberikan kesempatan kepada generasi muda.
Sedangkan alasan pencoretan Dewa Ayu Sri Wigunawati (Ketua Kaukus Perempuan Politik Bali yang kini menjabat Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali) dan Prof Dr dr LK Suryani SpKj (aktivis perempuan yang guru besar Psikiatri Fakultasi Kedokteran Unud), belum diketahui secara pasti.
“Yang jelas, Prof Suryani dan Sri Wigunawati sudah terpental dari daftar survei untuk kandidat Cagub-Cawagub Bali. Itu kewenangan pusat (DPP Golkar). Sedangkan daerah (DPD I Golkar Bali) hanya mengajukan nama,” ungkap sumber di lingkaran Golkar, Selasa (22/5).
Dikonfirmasi secara terpisah di Denpasar, Selasa kemarin, anggota Tim Pilkada DPD I Golkar Bali, Dewa Ngakan Rai Budiasa, membenarkan 17 nama figur yang akan disurvei sudah dikirimkan ke DPP Golkar. Namun, Rai Budiasa mengatakan tidak tahu adanya tiga nama figur favorit yang dicoret DPP Golkar. “Siapa saja nama-nama yang dicoret, kita belum tahu. Itu kewenangan partai mengumumkannya secara internal, tidak
bisa diumumkan ke publik,” elak politisi Golkar asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
bisa diumumkan ke publik,” elak politisi Golkar asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar ini.
Sedangkan Wakil Sekjen DPP Golkar, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, menegaskan nama-nama figur yang disetor DPD I Golkar Bali memang bisa berubah. Dalam hal ini, DPP Golkar punya kewenangan untuk menambah atau bahkan mengurangi jumlah nama figur yang diajukan DPD I Golkar Bali.
“DPD I Golkar tidak punya kewenangan penuh. Kewenangan ada di DPP Golkar. Dan, DPP Golkar bisa menambah atau mengurangi daftar nama yang disetor daerah,” tandas Demer saat dikonfirmasi per telepon, Selasa kemarin. “Tapi, kalau ada nama figur dicoret karena dinilai tidak memenuhi elektibilitas, ya sadar dong. Yang bersangkutan jangan memaksa,” lanjut politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini.
Ketika didesak, apakah benar Sri Wigunawati dan Prof Suryani dicoret dari daftar survei kandidat di Golkar, menurut Demer, pihaknya belum baca seluruh nama-nama figur. “Datanya ada di Kantor DPP Golkar. Besok (hari ini) saya mau lihat nama-nama itu,” jelas Demar yang juga anggota Fraksi Golkar DPR dua kali periode.
Demer kembali menyebutkan banyak nama dalam daftar 17 figur yang diajukan DPD I Golkar Bali hanya sekadar mejeng. “Secara finansial nggak mendukung, elektibilitasnya lemah, tapi memaksa agar namanya dimasukkan dalam survei. Itu namanya ngaduk-ngaduk (ngrecoki),” sindir Demer tanpa bersedia menyebut figur dimaksud.
Sementara, dengan terpentalnya Sri Wigunawati dan LK Suryani, maka tinggal satu figur perempuan lagi yang masih bertahan dalam daftar survei kandidat Cagub-Cawagub Bali di Golkar. Satu-satunya Srikandi yang bertahan itu adalah Anak Agung Ayu Ngurah Tini Rusmini Gorda, akademini dari Undiknas Denpasar yang dikenal sebagai tokoh perempuan.
Kecuali Rusmini Gorda alias Gung Tini, 13 figur lainnya yang masih bertahan semuanya laki-laki. Berdasarkan bocoran yang diperoleh, dari 12 nama tersebut, termasuk dua kandidat incumbent yang diusung PDIP: Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wagub AA Ngurah Puspayoga.
Selain itu, kader PDIP yang juga muncul dalam daftar survei kandidat di Golkar adalah AA Ngurah Oka Ratmadi (Ketua DPD PDIP Bali yang kini menjabat Ketua DPRD Bali), Nyoman Adi Wiryatama (Sekretaris DPD PDIP Bali yang mantan Bupati Tabanan dua kapi periode), dan Wayan Candra (Ketua DPC PDIP Klungkung yang notabene menjabat Bupati Klungkung).
Dari kalangan Bupati, muncul empat nama. Selain Wayan Candra, ada AA Gde Agung (Bupati Badung yang diusung Golkar-Demokrat), Wayan Geredeg (Bupati Karangasem yang juga Ketua DPD II Golkar Karangasem), dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace (Bupati Gianyar yang diusung Golkar). Tokoh lainnya yang juga masuk survei kandidat di Golkar adalah Gede Sumarjaya Linggih alias Demer (Wakil Sekjen DPP Golkar yang kini anggota DPR), Ketut Sudikerta (Ketua DPD I Golkar Bali yang kini Wakil Bupati Badung), Prof Yudha Triguna (akademisi yang kini Dirjen Bimas Hindu), dan Prof Dr Made Sukarsa SE MS (akademisi yang kini menjabat Rektor Unwar).
Dikonfirmasi beberapa saat sebelum namanya diisukan dicoret DPP Golkar, Sri Wigunawati mengatakan ibundanya sampai mau pingsan karena lagi-lagi putrinya muncul di koran sebagai kandidat, tapi ujung-ujungnya didepak. “Ibu saya kaget, takutnya saya disurvei untuk kemudian didepak lagi,” ujar Wigunawati.
Yang jelas, Wigunawati mengakui dirinya tidak pernah bermimpi menjadi Calon Gubernur. “Survei oleh partai itu sah-sah saja. Kan banyak perempuan yang disurvei, selain saya,” tandas Wigunawati, yang tiga bulan lalu dilengserkan induk partainya dari jabatan Sekretaris DPD I Golkar Bali dan digeser ke posisi Ketua Bappilu.
Sementara itu, Gung Tini balik mempertanyakan keseriusan survey Golkar, ketika dikonfirmasi soal kesiapannya maju ke Pilgub Bali 2012 pasca namanya masuk bursa di Beringin. “Saya balik tanya sekarang, apakah Golkar serius? Kami kalangan perempuan justru ngeri, apakah nanti tidak bernasib rekan kita Sri Wigunawati? Kemarin kami sangat menyayangkan ketika dia (Wigunawati) didepak (dari kursi Sekretaris DPD I Golkar Bali, Red)” ujar Gung Tini.
Gung Tini sendiri mengaku banyak ditelepon orang setelah namanya masuk daftar survei kandidat Cagub-Cawagub Bali di Golkar, sebagaimana dilansir sepekan lalu. “Mereka menanyakan kepada saya yang saat itu sedang mengikuti penelitian di Malang, soal keseriusan maju ke Pilgub Bali 2013,” kenang Gung Tini.
Gung Tini menegaskan, kalau survei di Golkar memang serius, harus dibuktikan bahwa perempuan itu bisa digunakan, bukan hanya sebagai kelinci percobaan. “Buktinya, Wigunawati saja yang notabene kader Golkar, justru didepak. Saya ini kan bukan orang partai,” ujar tokoh perempuan dari Puri Gede Karangasem ini. Gung Tini kembali mengingatkan perihal Wigunawati yang diperlakukan tidak adil di DPD I Golkar Bali, harus menjadi peringatan bagi kaum perempuan. “Ruang politik Pilgub 2013 ini jangan sampai dijadikan ruang lagi untuk menghabisi perempuan,” ujar Gung Tini yang juga Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Bali---yang membawahi 24 organisasi perempuan.
Belajar dari kasus yang menimpa Wigunawati, Gung Tini curiga Golkar tidak serius dalam menempatkan namanya sebagai salah satu kandidat. Gung Tini pun menegaskan dirinya tidak akan maju ke Pilgub Bali 2013. “Saya hanya ingin konsentrasi di ruang sosial sebagai dunia saya,” ujar tokoh perempuan yang jauh sebelumnya sempat menolak tawaran PDIP sebagai caleg di Pileg 2009 ini.
Dihubungi secara terpisah, Prof Suryani juga mengatakan dirinya tidak akan maju ke Pilgub Bali 2013. Dia justru menginginkan kandidat incumbent Made Mangku Pastika yang maju lagi untuk memimpin Bali periode 2013-2018. “Saya cukuplah mengantarkan Calon Gubernur saja (Mangku Pastika di Pilgub Bali 2008, Red). Saya tidak mungkin maju,” ujar Prof Suryani, yang dulu menggulirkan survei dengan menempatkan Mangku Pastika rating tertinggi jelang Pilgub Bali 2008.
Menurut Prof Suryani, PDIP seharusnya bangga dengan Pastika. “Jangan malah membuat pendapat minor terus. Banyak parpol yang ingin meminang dia (Pastika). Nanti kalau dia loncat pagar, bisa rugi PDIP,” ujarnya. “Yang kita hadapi sekarang bukan hanya orang Bali asli, tapi banyak orang yang ingin menguasai Bali. Adakah yang mampu dan benar-benar serius ngayah untuk Bali? Saya melihat Pastika yang masih relevan untuk itu?” lanjut Prof Suryani.
Prof Suryani juga meminta Pastika membuktikan bahwa nada-nada minor yang ditembakkan lawan politiknya itu tidak benar. “Sekarang tergantung Pak Pastika. Buktikan bahwa dia mampu, tidak seperti nada minor yang dilontarkan lawan politiknya. Mudah-mudahan, dia tidak loncat ke partai lain. Tapi, kalau saya melihat, kader PDIP malah menjelek-jelekkan Pastika,” terang ‘Ibu Paling Berpengaruh di Bali Tahun 2009’ versi ini.
sumber : NusaBali