Kamis, 19 April 2012, 08:19
DENPASAR - Pilkada Buleleng 2012 menjadi objek taruhan kalangan pendukung kandidat, terutama kubu PDIP dan Golkar yang duduk di DPRD Bali. Ada anggota Fraksi PDIP yang pasang taruhan Rp 200 juta untuk kemenangan PAS-Sutji. Sedangkan seorang anggota Fraksi Golkar bahkan tantang bertaruh Rp 5 miliar untuk kemenangan Paket Geria 12.
Jor-joran taruhan untuk jago masing-masing parpol ini merebak di sela-sela sidang paripurna DPRD Bali dengan agenda Penyampaian jawaban Gubernur atas pandangan fraksi terhadap Perda Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Rabu (18/4). Objek taruhan mengerucut pada Paket Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra alias PAS-Sutji (Cabup-Cawabup Buleleng yang diusung PDIP) vs Gede Ariadi-Wayan Arta alias Geria 12 (pasangan calon yang diusung Golkar bersama PKPB-PAN).
Siang itu, sejumlah anggota Fraksi PDIP DPRD Bali sedang ngumpul sambil minum kopi, seperti I Gusti Putu Budiartha, Anak Agung Gde Agung Bharata, Wayan Disel Astawa, Made Arjaya, dan Gede Suamba. Di antara kerumunan anggota Fraksi PDIP ini, terdapat Nyoman Sugawa Korry, anggota Fraksi Golkar DPRD
Bali yang notabene Ketua Tim Pemenangan Geria 12.
Bali yang notabene Ketua Tim Pemenangan Geria 12.
Saat itulah terjadi saling tantang bertaruh untuk kemenangan jagonya masing-masing dalam coblosan Pilkada Buleleng, 22 April 2012 nanti. Sugawa Korry yang juga menjabat Ketua DPD II Golkar Buleleng ‘dikeroyokâ beberapa anggota Fraksi PDIP DPRD Bali. Sugawa Korry merasa sangat yakin Geria 12 akan memenangkan Pilkada Buleleng, sementara jajaran Fraksi PDIP meyakini PAS-Sutji yang nanti keluar sebagai jawara.
Saking tebalnya keyakinan Geria 12 akan menang, Sugawa Korry bahkan menantang bertaruh Rp 5 miliar. ”Ayo catatkan di notaris saja (taruhan Rp 5 miliar, Red), serius ini, ” tantang politisi Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini di hadapan sejumlah anggota Fraksi PDIP DPRD saat acara rehat minum kopi di Gedung Dewan kemarin.
Tantangan Sugawa Korry itu sempat menyita perhatian sejumlah pejabat eksekutif dan anggota fraksi lainnya yang kebetulan berada di sana. Maklum, Sugawa Korry selama ini dikenal berseberangan dengan Agus Suradnyana, Cabup Buleleng dari PDIP yang sama-sama asal Desa Banyuatis. Ketegangan Korry vs para politisi PDIP di Gedung Dewan kemarin baru berhenti ketika mereka sadar tengah jadi pusat perhatian peserta rapat paripurna.
Sementara, salah seorang anggota Fraksi PDIP DPRD Bali asal Buleleng, Dewa Nyoman Rai Adi, mengaku benar-benar pasang taruhan Rp 200 juta untuk kemenangan PAS-Sutji. Rai Adi mengaku bertaruh melawan kader Golkar di Buleleng---yang menjagokan Geria 12.
”Saya ngecok Rp 200 juta lawan kader Golkar di Buleleng. Jengah saya,” ungkap Rai Adi, Sekretaris Komisi I DPRD Bali yang notabene Ketua Bappilu DPC PDIP Buleleng. “Saya sangat optimis PAS-Sutji akan keluar sebagai pemenang di Pilkada Buleleng,” imbuh Rai Adi.
Menurut Rai Adi, tarung Pilkada Buleleng 2012 memang mengarah ke persaingan sengit PAS-Sutji vs Geria 12. Tentu saja, tanpa maksud mengecilkan dua kontestan lainnya: Putu Tutik Kusumawardani-Komang Nova Sewi Putra (Cabup-Cawabup Buleleng yang diusung Demokrat-Pakar pangan) dan Wayan Gede Wenten Suparlan-IB Djodhi (diusung Koalisi Nurani Denbukit yang dimotori Partai Hanura-Gerindra).
Rai Adi memaparkan, bursa taruhan kecil-kecilan juga banyak terjadi di Buleleng, antara pendukung PAS-Sutji vs Geria 12. Bahkan, ada yang taruhan dikumpulkan dulu, lalu dicatatkan ke akte notaris.
Selain Rai Adi, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali sesame asal Buleleng, Ketut Kariyasa Adnyana, juga mengaku bertaruh Rp 200 juta untuk kemenangan PAS-Sutji. Lawannya adalah pendukung Geria 12 dari kader Golkar. “Tak usah disebutlah siapa orangnya, tapi yang kita lawan itu pendukung Geria 12,” tegas Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali ini.
Sementara itu, tahapan Pilkada Buleleng memasuki masa tenang sejak Rabu kemarin, setelah digelarnya kampanye selama dua pekan sejak 5 Apriul 2012. Kendati memasuki masa tenang, bukan berarti tim kampanye masing-masing pasangan calon bisa tidur nyenyak. Mereka tetap bergriliya mengamankan suara dukungan bagi jagonya. Mereka sama-sama curiga masa tenang hingga hari H cobloan Pilkada ini justru menjadi titik rawan pengalihan dukungan.
Tim Pemenangan PAS-Sutji (pasangan calon nomor urut 3) yang dikomandani Dewa Nyoman Sukrawan, misalnya, melakukan pengamanan suara dengan pergerakan tim struktural partai yang solid. Selain dari kader partai, mereka juga berkoordinasi dengan tim relawan PAS-Sutji untuk terus mengamankan dukungan. “Semuanya bergerak, kita bekerja bersama-sama secara struktural partai, juga dari tim relawan. Koordinasi kita berjalan baik. Kita tidak sebatas mengamankan suara, tapi juga menerima masyarakat yang berkeinginan mendukung PAS-Sutji,” ujar Dewa Sukrawan yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng di Singaraja, Rabu kemarin.
Gerakan mengamankan suara juga dilakukan Tim Pemenangan Geria 12 (pasangan calon momor urut 1) yang dikomandani Sugawa Korry. Di masa tenang ini, mereka meningkatkan konsolidasi dengan tim kampanye di setiap kecamatan maupun desa-desa di Buleleng. Selain itu, kubu Geria 12 juga mengawasi ketat pergerakan lawan.
“Tentu ini menjadi bagian dari kami untuk mengamankan dukungan di bawah. Kita terus menjalin komunikasi dengan tim di lapangan, sekaligus kita sudah memantapkan keberadaan saksi-saksi,” jelas Sugawa Korry.
Langkah serupa juga dilakukan Tim Pemenangan Tutik-Nova (pasangan calon nomor urut 2) yang dikomandani Made Suparjo. Selama masa tenang ini, mereka akan menganalisa dan mengkaji apa yang sudah dan belum dilakukan. Jika masih ada kekurangan, mereka langsung akan bergerak cepat untuk mengamankan suara dukungan.
Kendati demikian, pergerakan Tim Tutik-Nova tidak ingin memancing situasi tidak kondusif. “Sekarang kita merenung, mengkaji, dan melangkah. Apa yang kita renungkan, itulah yang kita kaji. Dari hasil kajian itu, kita akan upayakan memperbaikinya jika ada yang kurang,” ujar Made Suparjo yang notabene Wakil Ketua DPC Demokrat Buleleng.
sumber : NusaBali