Senin, 26 Maret 2012 14:19
DENPASAR - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan klub malam di Bali tidak dikehendaki apalagi dikatakan sebagai penunjang industri pariwisata di Bali.
"Pariwisata di Bali adalah pariwisata budaya. Klub malam itu bukan bagian dari pariwisata budaya. Makanya klub malam itu harus berbudaya," ujarnya, saat acara temu media soal penerapan Perda Kawasan Tanpa Rokok di Kantor Gubernur Bali, Renon, Senin (26/3) .
Untuk itu, klub malam yang sudah ada harus diatur menjadi klub malam yang berbudaya. Salah satu klub malam yang berbudaya adalah klub yang bersih dari berbagai hal negatif termasuk asap rokok.
Kondisi ini diyakini tidak pernah akan sepi pengunjung jika klub malam di Bali menerapkan sistem yang sama.
"Klub malam yang berbudaya justru diyakini lebih diminati daripada klub malam
yang biasa," ujar Pastika.
yang biasa," ujar Pastika.
Selama ini pariwisata di Bali adalah pariwisata budaya. Namun, paket budaya yang ada di Bali belum sepenuhnya menjadi menu utama di Bali. Banyak sekali paket wisata yang tidak menyajikan unsur budaya.
sumber : MICOM