Sabtu, 24/03/2012 09:29
Bentrok Warga Nodai Perayaan Nyepi di Bali
BULELENG - Perayaan Nyepi di Bali dinodai bentrok antarwarga di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (23/3) dini hari. Bentrok tersebut mengakibatkan tiga orang terluka.
Bentrokan pecah menjelang umat Hindu melaksanakan tapa berata penyepian. Bentrokan diduga dilatarbelakangi kesalahpahaman antarkelompok pemuda di Jalan Diponegoro atau Kampung Madura dengan warga Patemon.
"Kejadiannya berlangsung dari pukul 01.00 Wita sampai pukul 04.00 Wita," ujar Abdul Rahman, warga kampung Madura dihubungi.
Bentrokan bermula saat pemuda dari Desa Petemon menaiki sepeda motor dalam kondisi mabuk sambil berteriak-teriak menantang warga Kampung Madura. "Mereka memprovokasi sembari menggeber knalpot motor terus bolak balik ke kampung kami," imbuhnya.
Saat bertemu sejumlah pemuda setempat terjadi ketegangan berujung pemukulan. Melihat ada warga
dianiaya, warga lainnya langsung datang membantu sehingga para pelaku kabur.
dianiaya, warga lainnya langsung datang membantu sehingga para pelaku kabur.
Tak berselang lama, datang massa dalam jumlah besar ke Kampung Madura dan langsung melakukan penyerangan. Mereka melempari dengan batu ke arah warga. Tiga orang dari Kampung Madura terluka.
Warga Kampung Madura kemudian melakukan serangan balik guna mempertahankan diri. Situasi baru bisa terkendali setelah petugas Polsek Seririt dibantu Polres Buleleng datang ke lokasi kejadian.
Isu Bom, Pecalang Perketat Pengamanan
DENPASAR - Penembakan lima terduga teroris dan beberapa kali merebaknya isu teror bom di Bali, membuat petugas keamanan adat atau pecalang memperketat pengamanan Nyepi, Jumat (23/3).
Mereka tak hanya melarang umat yang hendak melaksanakan salat Jumat melintasi batas dusun atau banjar, tetapi juga menolak permohonan para wartawan untuk turut memantau dan mengambil gambar dengan berkeliling dusun.
"Ini demi keamanan kita bersama. Pecalang diminta bertugas lebih teliti dan waspada, dengan memeriksa tas atau barang bawaan orang yang ditemukan di tempat umum, termasuk yang hendak Shalat Jumat tadi," kata Wayan Sutha, Kelian Banjar/Kepala Dusun Teruna Sari, Dauh Puri Kaja, Denpasar.
Didampingi Made Subagiyo, Ketua Pecalang Banjar Teruna Sari, dia menjelaskan bahwa peningkatan pengamanan itu sebelumnya telah dibahas antarpejabat terkait, termasuk antara unsur adat dengan perwakilan umat lainnya.
Sebelumnya para wartawan yang mengajukan permohonan untuk memantau suasana Nyepi bersama pecalang di Desa Adat Kuta dan beberapa tempat lainnya, juga tidak dikabulkan.
333 Napi dapat Remisi Nyepi
JAKARTA - Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) memberikan remisi khusus Nyepi kepada narapidana (napi) yang beragama Hindu.
"Remisi Khusus ini diberikan kepada 333 orang napi terdiri dari 328 napi mendapat remisi khusus I, yaitu hanya mendapatkan pengurangan hukuman dan lima orang mendapat remisi khusus II yaitu mendapatkan remisi dan dinyatakan langsung bebas," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas), Akbar Hadi di Jakarta, Jumat (23/3).
Pemberian remisi khusus ini didasarkan pada Keputusan Presiden RI No. 174 Tahun 1999 Tentang Remisi dan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, ujarnya.
"Sesuai ketentuan tersebut remisi khusus Hari Raya Nyepi ini diberikan kepada narapidana yang beragama Hindu yang sudah menjalani pidana lebih dari enam bulan, telah memenuhi persyaratan berkelakuan baik, dan tidak pernah tercatat di dalam buku register buku register F (buku catatan pelanggaran disiplin, red)," kata Akbar.
Pemberian Remisi khusus keagamaan merupakan salah satu reward dari pemerintah kepada napi, atas upaya tetap menjaga perilaku yang baik selama menjalani pidananya dengan harapan segera kembali kepada keluarganya dan masyarakat, katanya.
"Data Ditjen PAS per tanggal 21 Maret 2012, menunjukkan jumlah napi dan tahanan yang menghuni Lapas dan Rutan di seluruh Indonesia mencapai 145.798 yang terdiri dari 95.378 napi dan 50.420 tahanan," kata Akbar.
Usai Nyepi, Warga Bali Beraktivitas Kembali
Jakarta - Setelah seharian Bali ibarat Pulau mati karena aktifitas hari Nyepi, kini denyut nadi kehidupan masyarakat Bali kembali berdetak lagi sejak pukul 06.00 wita, Sabtu (24/3/2012).
Pantauan detikcom, aktifitas warga mulai terlihat pada Sabtu pagi pukul 06.30 wita. Ibu-ibu dan para pedagang terlihat mulai memenuhi pasar-pasar tradisional di Bali seperti pasar Badung di Jl Gajah Mada, Denpasar. Lalu lalang kendaraan juga mulai berderet seperti yang terlihat di jalan Teuku Umar Denpasar.
Kibasan sapu lidi petugas kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertanaman (DKP) Kota Denpasar mulai terdengar lagi di sudut-sudut trotoar jalan raya untuk mengais sisa-sisa sampah ogoh-ogoh yang masih tercecer.
Tumpukan sampah di tong-tong khusus milik DKP juga terlihat mulai diangkut dengan truk. Aroma asap dari knalpot kendaraan juga mulai tercium lagi, pemandangan ini terbalik jika dibandingkan saat Nyepi Jumat (23/3/2012).
Keheningan Nyepi dirasakan PLN yang berhemat energi hingga Rp 4 miliar dalam waktu semalam. Tingkat polusi udara juga menurun drastis. Saat Nyepi, Bali benar-benar tidur seharian, bebas dari rutinitas. Kini Bali kembali dari istirahatnya, roda kesibukannya berputar lagi.
Ancaman gangguan keamanan dari aksi terorisme juga tidak terbukti seperti yang dikhwatirkan sebelumnya. Budaya dan kearifan lokal benar-benar menjadikan Bali sebagai magnet dunia pariwisata lagi.
Saat hari Nyepi kemarin, semua warga dilarang keluar rumah. Hanya pecalang yang berpatroli menjaga keamanan.
Saat Nyepi, umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian, yakni amati geni (tidak menyalakan api termasuk lampu), amati karya (tidak melakukan kegiatan), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu maupun tidak mengadakan hiburan atau bersenang-senang).
sumber : detik, MICOM