Jumat, 3 Pebruari 2012, 11:19
monumen |
Seluruh kader elite mulai tingkat DPC PDIP, PAC PDIP, hingga Ranting PDIP se-Buleleng dikumpulkan Arga Pynatih di kediamannya, Jalan Yudistira Singaraja, Kamis pagi. Anggota Fraksi PDIP DPRD Buleleng dan Fraksi PDIP DPRD Bali juga hadir dalam konsolidasi di kediaman Arga kemarin.
Selain kader PDIP, sejumlah pentolan LSM juga turut merapat dalam kegiatan ‘memanaskan mesin partai’ di kediaman Arga (politisi PDIP yang masih menjabat Wakil Bupati Buleleng), kemarin pagi. Termasuk di antaranya Nyoman Sumarta alias Gatot dan Anotius Sanjaya Kiabeny. Bahkan, Wayan Purnamek yang selama ini dikenal sebagai Juru Bicara Jro Nyoman Ray Yusha (figur non kader yang juga terpental dari pencalonan di PDIP) pun ikut hadir.
Bukan hanya itu, Arga juga menghadirkan paket PAS-Sutji, yang dielu-elukan sebagai calon pemimpin Buleleng 5 tahun ke depan. “Dalam kesempatan ini, sekaligus saya katakan bahwa saya ‘tidak ke mana-mana’, saya masih kader PDIP. Sebagai kader PDIP, saya punya tanggung jawab dan kewajiban untuk membesarkan partai,” tegas Arga dalam sambutan politiknya.
Menurut Arga, kegiatan mengumpulkan kader PDIP dari berbagai tingkatan di kediamannya kemarin menjadi bagian konsolidasi internal partai, yang sempat terbelah pascaturunnya rekomendasi paket PAS-Sutji. Kegiatan konsolidasi ini sekaligus menjadi bukti bahwa internal PDIP masih bersatu padu untuk membesarkan
partainya. “Pastikan PDIP itu masih menjadi partai yang besar di Buleleng,” ujar Arga.
partainya. “Pastikan PDIP itu masih menjadi partai yang besar di Buleleng,” ujar Arga.
Arga menambahkan, karena sikapnya itu pula, dia sempat dilecehkan oleh rekan-rekan yang sebelumnya diajak berjuang dalam pencalonan di PDIP. Namun, Arga tidak mau terpengaruh dengan cibiran rekan-rekannya tersebut, karena tujuannya adalah memperbaiki dan membesarkan partai.
“Karena sikap saya ini, banyak teman yang melecehkan saya lewat SMS. Tapi, saya tetap katakan saya ini ingin memperbaiki dan membesarkan partai,” terang Arga yang sebelumnya beberapa kali diisukan akan membelot pascaterpental dari pencalonan di PDIP.
Arga sendiri merupakan satu dari tiga kandidat yang terpental dari pencalonan untuk posisi Cawabup Buleleng di internal PDIP ke Pilkada 2012. Dua kandidat terpental lainnya masing-masing Dewa Nyoman Sukrawan (Ketua DPC PDIP sekaligus Ketua DPRD Buleleng) dan Jro Nyoman Ray Yusha (figur non kader mantan Cabup Buleleng di Pilkada 2007).
Pascaturunnya rekomendasi paket PAS-Sutji dari DPP PDIP, Arga sempat diisukan merapat ke Ray Yusha dengan mengalihkan gerbong dukungannya. Selain itu, Arga juga sempat menerima kedatangan paket Putu Tutik Kusumawardani-Komang Nova Sewi Putra, Cabup-Cawabup Buleleng yang diusung koalisi Demokrat-Pakar Pangan.
Kemudian, sehari menjelang Galungan, Selasa (31/1) lalu, paket PAS-Sutji datang merangkul Arga Pynatih. Gayung pun bersambut: Arga pilih total mendukung PAS-Sutji, selaku Cabup-Cawabup Buleleng yang diusung induk partainya. Sedangkan Dewa Sukrawan telah lebih dulu menegaskan dukungannya dengan bertindak langsung sebagai Ketua Tim Pemenangan PAS-Sutji.
Sementara, dalam acara memanaskan mesin partai di kediaman Arga kemarin pagi, perwakilan DPC PDIP Buleleng, Putu Mangku Budiasa, menyatakan hal biasa kalau dalam berdemokrasi muncul perbedaan pascaturunnya rekomendasi yang dimenangkan paket PAS-Sutji. Namun, Mangku Budiasa mengaku jauh sebelumnya dia sudah punya keyakinan bahwa perbedaan itu akan berakhir.
“Ini sebagai buktinya, kader PDIP kompak. Semuanya kembali merapat untuk memenangkan calon yang direkomendasi DPP PDIP demi kebesaran nama partai di Buleleng,” tegas kader militan PDIP asal Desa Selat, Kecamatan Sukadasa, Buleleng yang sebelumnya nyalon posisi Cawabup di internal partainya ini.
Mangku Budiasa mengungkapkan, partainya punya pengalaman pahit pada Pilkada Buleleng 2007 lalu. Pasalnya, figur non kader yang diusung dan dimenangkan PDIP meluncur ke kursi Bupati Buleleng, Putu Bagiada, justru berkhianat terhadap partainya. Karena itu, Pilkada Buleleng 2012 ini menjadi sebuah kebanggaan bagi partai, karena kandidat yang diusung sebagai Cabup adalah asli kader PDIP: Putu Agus Suradnyana. “Dulu non kader saja kita bekerja keras, tapi belakangan kita dikhianati. Sekarang sudah saatnya punya Bupati asli dari kader PDIP,” tegas Mangku Budiasa yang juga Ketua Komisi B DPRD Buleleng.
Sedangkan Agus Suradnyana alias PAS yang dapat kesempatan memberikan pernyataan politik di hadapan kader PDIP di kediaman Arga kemarin, menyatakan siap mengemban visi dan misi partainya, jika kelak dipercaya memimpin Buleleng 5 tahun ke depan. Agus Suradnyana pun meminta semua kader, juga kalangan LSM, untuk selalu mengingatkan dirinya jika ada kekeliruan maupun kesalahan. “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Arga Pynatih yang sudah meluangkan waktu dan bersedia menjalin konsolidasi internal partai di kediamannya,” tegas Agus Suradnyana, politisi senior asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini Wakil Ketua DPD PDIP Bali sekaligus Ketua Komisi III DPRD Bali.
Sementara itu, Ketua DPC Demokrat Buleleng Luh Gede Herryani juga mendukung penuh dan siap memenangkan paket Tutik Kusumawardani-Nova Sewi Putra, sekalipun dia terpental dari pencalonan di internal partainya. Luh De menegaskan dalam waktu dekat pihaknya akan merapatkan barisan untuk membentuk Tim Pemenangan Tutik-Nova.
Menurut Luh De, pembentukan Tim Pemenangan Tutik-Nova yang disahkan partai ini memang terkesan terlambat. Luh De mengaku pihaknya tidak ingin grasa-grusu. “Kita selalu bertindak dengan perhitungan, karena Demokrat ingin menang di Pilkada Buleleng 2012,” tandas Luh De yang sebelumnya bersaing luar dalam dengan Tutik Kusumawardani (Srikandi Demokrat yang kini Ketua Komisi II DPRD Bali) dalam perebutan tiket Cabup Buleleng.
Disinggung soal sudah ada Ketua Tim Pemenangan Tutik-Nova, yakni Made Suparjo (yang notabene Wakil Ketua DPC Demokrat Buleleng), menurut Luh De, penetapan itu belum diputuskan partainya. Sesuai dengan rekomendasi DPP Demokrat, proses Pilkada Buleleng menjadi kewenangan penuh DPC Demokrat. Dengan demikian, kata Luh De, pihaknya perlu merapatkan barisan untuk pembentukan Tim Pemenangan Tutik-Nova.
“Kalau itu (tim yang dipimpin Made Suparjo) silakan saja, tapi kita perlu ada mekanisme partai. Nanti bisa saja dia ditunjuk kembali atau orang lain, tapi kan tergantung hasil rapat, karena keputusan itu bersifat kolektif kolegial,” jelas Srikandi Demokrat dari Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng, ini. Luh De menegaskan, semakin banyak ada relawan yang mendukung Tutik-Nova, itu memberi keyakinan bahwa paket calon dari Demokrat akan mampu memenangkan Pilkada Buleleng 2012. “Kalau sekarang ada relawan, itu kan lebih bagus. Saya justru mengharapkannya, itu akan memudahkan bagi kami untuk memenangkan paket calon,” ujarnya.
sumber : NusaBali