DENPASAR - Rencana pembangunan pabrik perakitan motor listrik di Bali masih perlu dilakukan kajian.
"Itu kan kita perlu studi atau kajian lebih jauh lagi," kata kata Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) usai mengikuti rapat paripurna DPRD Bali, Selasa (7/5).
Dijelaskannya, meski ada rencana pembangunan pabrik perakitan motor listrik di Bali, sampai saat ini belum ada pembicaraan terkait kapan dan di mana lokasi tersebut.
Menurutnya, beberapa waktu lalu ada pertemuan antara pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dengan pihak universitas yang terlibat di dalam penelitian ini.
Pertemuan itu yakni untuk membicarakan penelitian mengenai sejauh mana perbedaan atau efesiensi antara motor dengan bahan bakan minyak (BBM) dengan kendaraan listrik.
"Belum kita belum ada pembicaraan di mana dibangun (pabrik perakitan motor listrik)," jelasnya.
Wagub Cok Ace mengatakan, upaya penggunaan motor dan mobil listrik di Bali ini karena Pemprov Bali saat ini berupaya mengubah ke energi terbarukan.
"Kita memang sekarang mengalih kepada sumber-sumber energi terbarukan. Kita mulai menghindari sumber energi fosil," jelasnya.
"Bahkan tadi disampaikan oleh dewan, itu perlu diberikan perhitungan insentif bagi mereka yang sudah menggunakan kendaraan listrik," kata eks Bupati Gianyar ini.
Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) selaku induk perusahaan Gesits bertemu dengan Gubernur Bali Wayan Koster di rumah jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Senin (6/5).
Pertemuan tersebut yakni membahas mengenai pembangunan pabrik perakitan motor listrik di Bali.
Direktur Operasi Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan, pihaknya akan segera mensurvei lokasi yang diperkirakan cocok untuk pabrik perakitan motor listrik Gesits di Bali.
"Besok (kemarin, Red) kita akan melihat lahan Pemprov yang mungkin bisa digunakan," ujarnya.
Ia berharap seusai Lebaran nanti, pihaknya sudah bisa memulai rencana pembangunan ini.
Gubernur Koster memberi sinyal positif terhadap rencana motor listrik Gesits membuka pabrik perakitan di Bali.
Menurutnya, selain akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi krama Bali, hadirnya motor listrik yang ramah lingkungan di Bali mendukung pencapaian visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Gubernur Koster mengatakan, untuk menjaga kesucian alam Bali, masyarakat memang perlu beralih ke kendaraan yang ramah lingkungan. Ia menambahkan motor listrik tidak saja mengurangi polusi udara, namun juga suaranya tidak berisik.
"Saya sudah pernah coba waktu Hari Listrik Nasional. Jadi sehat untuk pendengaran, sehat juga untuk udara kita," kata Gubernur asal Buleleng itu.
Sementara itu, Genera Manager Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa mengatakan, secara ekonomis motor listrik ini operasionalnya lebih murah dari motor biasa.
"Perbandingannya sekitar satu banding lima," katanya.
Untuk memudahkan pengisian, PLN akan menyiapkan tempat pengisian listrik, misalnya di Kantor Gubernur Bali.
Rapat pemaparan tersebut juga dihadiri oleh PT Gesits Technologies Indo (GTI), Direktur Utama Perusda Bali Suryawan Dwimilyanto, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali Gde Samsi Gunarta serta Badan Pengelola Keuang dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Bali.
Berdasarkan info dari berbagai sumber, motor listrik Gesits tercipta karena kerjasama antara Garansindo dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) pada 2018.
Kerjasama yang melibatkan banyak pihak, diantaranya adalah ITS, ITB, UNS dari perwakilan akademisi.
Kemudian dari pihak BUMN diwakili oleh PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi, PT Pindad, PT Len Industri, PT Pertamina, dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Pihak swasta diwakili PT Gesits Technologies Indo (GTI).
Setelah kerjasama tersebut terjalin, PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi dengan PT Gesits Technologies Indo (GTI) mendirikan pabrik baru untuk memproduksi motor listrik Gesits, yaitu PT Wijaya Manufakturing (WIMA) di Cilengsi, Bogor, Jabar.
Gesits resmi diluncurkan pada gelaran IIMS 2019, Kamis (25/4).
Gesits dibekali motor 10kW 96VDC brushless permanent magnet berpendinginan udara dengan baterai Li-ion 1,98 kWh, 97.2 VDC.
Kecepatan maksimal 110 km/jam dengan jarak tempuh 85-100 km/charge. Baterai di-charge 3-4 jam dan motor ini dibanderol Rp 24,9 juta off the road.
sumber : Tribun