Bupati Karangasem Hentikan Galian C
Bupati Mas Sumatri perintahkan stafnya di tingkat kecamatan bersama Satpol PP bersinergi dengan TNI-Polri memasang portal agar tidak ada truk melintas.
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri terbitkan surat bernomor 331.1/467/Sat-Pol PP/2017 tertanggal 28 September 2017 perihal penghentian aktivitas galian pertambangan mineral bukan logam dan batuan. Seluruh pengusaha galian C yang beroperasi di kawasan rawan bencana (KRB) III dan KRB II menghentikan aktivitasnya karena berada di zona merah yang sangat membahayakan keselamatan penambang dan pencari material galian C. Aktivitas truk lalulalang ke areal galian C membingungkan masyarakat karena menyangka sudah bisa balik ke kampung.
Bupati Mas Sumatri menegaskan, Pemkab Karangasem tidak pernah mengizinkan memasuki zona merah, termasuk pulang ke KRB III dan KRB II. Apabila, surat tersebut tidak diindahkan, Pemkab Karangasem akan mengambil tindakan sesuai peraturan hukum yang berlaku. “Kami melakukan ini demi keselamatan masyarakat yang berada di zona marah. Sebab, Gunung Agung sulit diprediksi kapan meletus,” imbuhnya. Guna menguatkan agar tidak ada truk lalulalang menuju lokasi galian C, Bupati Mas Sumatri memerintahkan stafnya di tingkat kecamatan bersama Satpol PP bersinergi dengan TNI-Polri untuk memasang portal agar tidak ada truk melintas.
Truk boleh saja melintas asalkan keperluannya untuk mengangkut ternak atau mengangkut logistik untuk pengungsi. Dari pantauan, portal terpasang di Banjar Tengah dan Banjar Pande Sari, Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem. Portal juga terpasang di Tempek Pokas, Banjar Padangtunggal, Desa Duda, Kecamatan Selat di pertigaan Banjar Selat Kelod, Desa/Kecamatan Selat. Portal di Kecamatan Selat dijaga TNI/Polri dan memeriksa setiap truk yang melintas ditanyakan keperluannya.
Terpisah, Kapolres Karangasem AKBP I Wayan Gede Ardana menginstruksikan jajaran Satuan Lalu Lintas melakukan razia menyasar truk-truk, jika menemukan truk tanpa identitas dilakukan tindakan langsung (tilang) dan jika ketahuan membawa material galian C disuruh kembali ke tempat semula. “Kami telah menggelar razia menyasar truk-truk agar tidak lagi mengambil material galian di KRB III dan KRB II,” kata AKBP Ardana. *
Tidur Hanya 2 Jam Per Hari, Berat Badan Bupati Susut 5 Kg
Sejak sibuk urus pengungsi bencana Gunung Agung dalam sebulan terakhir, Bupati IGA Mas Sumatri bukan hanya kurang tidur, tapi makannya pun tidak teratur. Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Kepala Daerah yang super sibuk karena Gunung Agung
Status awas Gunung Agung yang diberlakukan sejak 22 September 2017, praktis membuat para kepala daerah di Bali bertambah sibuk, karena tambahan beban mengurus pengungsi. Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, bahkan rata-rata hanya tidur 2 jam sehari. Tak heran jika dalam sebulan terakhir, berat badan Bupati Wanita Pertama di Karangasem ini susut hingga 5 kg.
Bupati IGA Mas Sumatri menjadi salah satu kepala daerah paling sibuk di Bali, karena lebih dari 185.000 jiwa penduduk Karangasem mengungsi ke semua kabupaten/kota se-Bali, lantaran status awas Gunung Agung. Mereka berasal dari 28 desa zona merah, yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung.
Selain sibuk mengurus pengungsi, Bupati Mas Sumatri juga tetap menjalankan tugas-tugas pemerintahan, dengan memberlakukan manajemen mobile. Tak heran jika secara fisik, wajahnya terlihat tidak secerah sebelumnya. Bola matanya sedikit memerah, karena selain kurang tidur, makan pun tidak teratur.
Seperti biasa, Mas Sumatri rutin berangkat ke Kantor Bupati Karangasem pagi pukul 08.00 Wita. Setelah menyelesaikan tugas-tugas di kantor, Mas Sumatri langsung ke lapangan menuju Pos Tanggap Bencana Gunung Agung di Gedung Terminal Dermaga Pesiar Tanah Ampo, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem yang jadi pusat informasi pengungsi dan logistik.
Dari Pos Tanggap Bencana di Tanah Ampo, Srikandi Politik asal Banjar Gede, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem ini kemudian menemui pengungsi di beberapa titik pengungsian untuk memberikan motivasi kepada mereka agar tetap tegar menghadapi cobaan. Bahkan, Mas Sumatri kerap mendatangi warganya yang mengungsi ke luar daerah, seperti di Desa Les (Kecamatan Tejakula, Buleleng) dan Kelurahan Kubu (Kecamatan Bangli).
Aktivitas rutin ke lapangan itu dilakukan hingga larut malam pukul pukul 23.00 Wita. Setibanya di rumah, Mas Sumatri bukannya langsung tidur. Setelah mandi, Bupati yang juga Ketua DPC NasDem Karangasem ini justru melanjutkan pekerjaan kantor hingga dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. “Saya biasa tidur dinihari pukul 02.00 Wita. Setelah 2 jam tidur, saya bangun lagi pukul 04.00 Wita. Makanya, saya rata-rata tidur hanya selama 2 jam sehari,” jelas Mas Sumatri saat ditemui di kediamannya kawasan Banjar Gede, Kelurahan Subagan, Senin (16/10) lalu.
Menurut Mas Sumatri, terasa sekali kalau dirinya kekurangan tidur, kurang istirahat, sehingga penampilan kurang prima, terlihat agak pucat. Barat badannya pun turun sekitar 5 kg, dari semula 60 kg menjadi 55 kg. “Ya, berat badan saya susut 5 kg. Makan tidak teratur. Memang tetap berusaha sarapan, tapi kadang tidak sempat makan siang. Saya terkadang cukup makan roti di mobil saat melakukan perjalanan menuju tempat acara,” kata Bupati yang mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Karangasem 2009-2014 ini.
Untuk mengantisipasi kondisinya jangan sampai drop, Mas Sumatri tetap cek kesehatan melalui dokter pribadinya, dr Sinarti. Mas Sumatri juga selalu berusaha menyempatkan istirahat sejenak seusai menghadiri acara. “Sedapat mungkin, saya tidur di mobil dalam perjalanan menuju tempat acara berikutnya. Sekitar 15 menit sebelum tiba di lokasi acara, saya biasanya dibangunkan Sekpri (Sekretaris Pribadi) Bupati,” kata Mas Sumatri.
Mas Sumatri menyebutkan, sebelum tiba di lokasi acara berikutnya, dia berusaha membenahi pakaian, rambut, dandanan, dan penampilan lainnya di dalam mobil. “Memang selayaknya beginilah melayani masyarakat. Tatkala masyarakat sedang mengalami kesusahan, kita berusaha datang memberikan semangat agar mereka tidak larut dalam kesedihan,” jelas istri dari pengusaha konstruksi I Gusti Made Tusan ini.
Setiap kali terjun mengunjungi warganya di tenda pengungsian, Mas Sumatri selalu disambut hangat. Tak jarang dia langsung dipeluk kaum ibu-ibu, bahkan ada yang sampai menangis, sebagai pertanda haru dan sejenisnya.
Mas Sumatri memahami siapa pun tidak menginginkan adanya bencana, apalagi sampai harus mengungsi dan meninggalkan rumah dalam kurun waktu tak menentu. Sebab, sebaik apa pun pelayanan di pengungsian, masih jauh lebih baik tinggal di rumah sendiri.
Sebagai Bupati Karangasem, Mas Sumatri minta maaf karena sampai saat ini baru segelintir titik pengungsian bisa didatangi untuk menghibur warganya yang mengungsi. Masalahnya, 185.865 warga Karangasem yang meninggalkan rumahnya tersebut kini mengungsi menyebar di 421 titik pengungsian di seluruh 9 kabupaten/kota se-Bali. “Kami minta maaf, belum bisa mengunjungi semuanya,” pinta Bupati Wanita Kedua di Bali setelah Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti ini.
Mas Sumatri sendiri merupakan Bupati Karangasem kedua sepanjang sejarah, yang dihadapkan dengan bencana Gunung Agung. Sebelumnya, Bupati Karangasem pertama yang dihadapkan dengan bencana Gunung Agung meletus tahun 1963 adalah I Gusti Lanang Rai (periode 1960-1967). Kala itu, bencana Gunung Agung mengamuk selama setahun mulai Februari 1963 hingga Januari 1964.
Mas Sumatri dilantik menjadi Bupati Karangasem (periode 2016-2021) pada 17 Februari 2016. Mas Sumatri menggantikan Wayan Geredeg, yang mengakhiri tugasnya sebagai Bupati Karangasem periode kedua (2010-2015) per Juli 2015. Sebelum kursi Bupati resmi beralih ke Mas Sumatri, Pemkab Karangasem dipimpin Penjabat Bupati Ida Bagus Ngurah Arda (Juli 2015 hingga 17 Februari 2016).
Mas Sumatri naik sebagai Bupati Karangasem dengan pengalaman selama dua periode menjadi anggota Fraksi PDIP DPRD Karangasem. Awalnya, Srikandi Politik kelahiran 31 Desember 1967 ini terpilih menjadi anggota Fraksi DPRD Karangasem 2009-2014 melalui Pileg 2009, dengan perolehan 5.453 suara. Saat itu, Mas Sumatri langsung dipercaya menjadi Ketua Fraksi PDIP DPRD Karangasem.
Sedangkan dalam Pileg 2014, Mas Sumatri lolos sebagai anggota Fraksi PDIP DPRD Karangasem 2014-2019 dengan perolehan 3.824 suara. Namun, Mas Sumatri hanya setahun duduk di kursi legislatif, karena pilih maju tarung ke Pilkada Karangasem 2015 sebagai Calon Bupati yang diusung Demokrat-NasDem dan sejumlah parpol lainnya. Gara-gara maju Pilkada 2015 dengan kendaraan partai lain, Mas Sumatri dipecat dari PDIP.
sumber : nusabali