“Saya tidak tahu apakah perlawanan yang saya mengakibatkan luka di pihak lawan atau tidak. Sebab, kondisinya malam itu gelap,” tutur korban Sukadana, Rabu kemarin. Gbr Ist |
GIANYAR - Seorang anggota ormas Laskar Bali, I Wayan Sukadana, 42, diserang sekelompok orang tak dikenal di rumahnya di Banjar Pegesangan, Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, Selasa (29/1) malam sekitar pukul 22.10 Wita. Akibat serangan menggunakan senjata tajam jenis parang itu, korban Wayan Sukadana terluka serius hingga harus dilarikan ke RSUD Sanjiwani Gianyar untuk menjalani perawatan.
Korban Wayan Sukadana harus mendapatkan 25 jaritan atas lukanya di dada kiri dan 4 jaritan luka pangkal jari tangan kiri. Meski mendapat 29 jaritan, namun korban tidak sampai harus menjalani rawat inap. Setelah mendapat perawatan malam itu, korban langsung dibolehkan pulang dari RSUD Sanjiwani Gianyar. Hingga Rabu (29/1), belum diketahui pasti kelompok mana yang menyerang korban Wayan Sukadana dan apa pula motifnya. Yang jelas, berdasarkan hasil olah TKP yang dilakukan petugas Polres Gianyar, Rabu kemarin, terungkap aksi penyerangan terahadap korban Sukadana dilakukan dari arah belakang rumahnya (sisi barat). Di lokasi TKP, polisi menemukan 6 butir pelor serta selongong peluru kaliber 7 mm dan 6 mm. Barang bukti tersebut ditemukan halaman rumah. Saat diserang malam itu, korban Sukadana sempat melakukan perlawanan dengan mengambil potongan pipa mirip linggis sebagai senjata.
Namun, karena kalah jumlah, korban terkapar bersimbah darah. “Saya tidak tahu apakah perlawanan yang saya mengakibatkan luka di pihak lawan atau tidak. Sebab, kondisinya malam itu gelap,” tutur korban Sukadana, Rabu kemarin. Gara-gara serangan sekelompok orang ke rumah korban Sukadana malam itu, krama Banjar Pegesangan, Desa Temesi sempat ngulkul bulus (membunyikan kentongan adat bertalu, pertanda situasi bahaya). Akibat bunyi kulkul bulus di Poskamling dan di Bale Banjar itu, warga langsung berhamburan keluar rumah sembari membawa berbagai senjata tajam. Sementara, pasukan kepolisian yang sudah terjun dan berjaga-jaga di sekitar lokasi, berupaya meredam massa. Malam itu, ratusan polisi sudah berjaga-jaga lebih awal di sekitar lokasi TKP, pasca terjadikan aksi perusakan mobil Avansa hitam nopol DK 1222 LU yang parkir di jalan Desa Temesi, Selasa malam pukul 19.00 Wita.
Mobil Avanza rent car yang diamuk massa malam itu disewa oleh Dewa Kapik dan diparkir di jalan depan rumahnya. Berselang 3 jam pasca aksi perusakan mobil yang sempat memicu kulkul bulus malam itu, terjadi lagi aksi penyerangan ke rumah Suardana di Banjar Pegesangan, Desa Temesi. Korban Sukadana mengaku tidak menyangka akan jadi sasaran penyerangan itu. Sebab, dirinya merasa tak ada keterlibatan dengan masalah yang terjadi sebelumnya. “Saya memang mendengar ada kasus perusakan mobil Avanza di sebelah barat rumah saya. Namun, saat kejadian perusakan mobiol Avanza malam itu sekitar pukul 19.00 Wita, saya sedang menemani anak makan di rumah,” tutur Sukadana. Pasca aksi penyerangan yang melukai korban Sukadana, malam itu juga dilakukan pertemuan warga di Bale Banjar Pegesangan, Desa Temesi. Pertemuan malam itu dihadiri pula prajuru desa adat dan desa dinas. Sedangkan jajaran Polres Gianyar lanjut melakukan sweeping senjata tajam di sejumlah lokasi, termasuk Desa Temesi dan Kelurahan Gianyar.
Sweeping berlangsung hingga Rabu (29/1) siang. Dari sweeping tersebut, polisi menemukan 40 unit senjata tajam beragam jenis seperti tombak, pedang, dan parang. Senjata tajam ini ditemukan di beberapa rumah warga baik di Banjar Lekok (Kelurahan Gianyar) maupun Desa Temesi. Sementara, Kepala Desa (Perbekel) Temesi, I Nyoman Gede Separta, Rabu kemarin menggelar pertemyan bersama prajuru desa dinas di Kantor Desa Temesi. Seusai pertemuan, Perbekel Gede Separta mengatakan rapat dengan prajuru tersebu bertujuan untuk menyamakan persepsi antar kelian dan antar warga, muaranya demi meredam masalah. Perbekel Gede Separta menyerahkan sepenuhnya penyelesaian masalah tersebut kepada aparat kepolisian. “Kami juga mohon kepada aparat kepolisian untuk memberikan perhatian keamanan di Desa Pemesi ini jika masalah keributan ini belum kelar,” pintanya. Ditambahkan Gede Separta, dalam rapat prajuru desa dinas kemarin, tidak ada yang mengaitkan peristiwa penyerangan korban Sukadana dengan keberadaan ormas. Secara terpisah, Kabag Ops Polres Gianyar Kompol Leo Martin Pasaribu SIK mengatakan, Wayan Sukadana selaku korban yang diserang oleh beberapa orang di kediamannya di Desa Temesi, sudah melapor ke Polres Gianyar.
Menurut Leo Martin, pihaknya telah memeriksa 12 orang sebagai saksi terkait kasus penyerangan di Desa Temesi ini. “Mereka itu (12 orang) semuanya masih kami periksa. Sebelum 1x24 jam, kami belum bisa menyatakan status tersangka,” jelas Leo Martin di mapolres Gianyar, Rabu kemarin. Terkait temuan peluru dan pelor di halaman rumah korban Sukadana, menurut Leo Martin, masih dilakukan penyelidikan. Hingga kemarin, belum bisa dipastikan siapa pemiliknya dan siapa pula pelaku penyerangan. “Kan bisa saja itu ulah oknum tak bertanggung jawab yang ingin memanaskan suasana,” tandas Leo Martin. Sedangkan terkait aksi perusakan mobil Avanza rent car yang disewa Dewa Kapik oleh orang tak dikenal, kata Leo Martin, pihaknya telah menerima laporan dari anggota. “Kami telah mengarahkan agar pemilik mobil lapor polisi terkait perusakan itu,” katanya. Sementara itu, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Gianyar IB Gaga Adi Saputra menyesalkan kejadian di Desa Temesi malam itu.
Menurut Gaga, tidak ada hal prinsip yang perlu dipertaruhkan sampai melakukan tindakan anarkis. Gaga pun mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi hingga menambah keruh suasana. “Pengamatan kami, kejadian ini hanya persoalan pribadi yang selalu berulang-ulang. Ini bukan bentrok ormas atau ormas dengan warga. Ini hanya masalah pribadi,” ujar Gaga yang warga Kelurahan Gianyar. Aksi penyerangan di rumah korban Wayan Sukadana sendiri merupakan kekacauan ketiga di Gianyar dalam kurun 24 jam, sejak Senin (27/1) malam. Sebelumnya, terjadi aksi pembakaran mobil Hard Top DK 644 GD milik Ketua DPC Laskar Bali Gianyar, Nyoman Alit Sutarya, yang hangus di Jalan Mangku Giweng Lingkungan Sengguan Kangin, Kota Gianyar, Senin malam pukul 23.30 Wita. Kemudian, Selasa malam pukul 19.00 Wita, giliran mobil Avanza hitam nopol DK 1222 LU yang diamuk massa hingga remuk. Mobil Avanza DK 1222 LU diamuk sekelompok orang tak dikenal di sebelah selatan Pertigaan Gianyart-Bangli-Klungkung tepatnya di Desa Temesi.
Tidak jelas, apakah perusakan mobil Avanza ini ada hubungan atau tidak dengan kasus dibakarnya mobil Hard Top milik Nyoman Alit Sutarya di Lingkungan Sengguan Kangin semalam sebelumnya. Gara-gara aksi perusakan mobil ini, situasi di Desa Temesi terasa gawat hingga larut malam. Ratusan polisi dari Polres Gianyar dan pasukan Dalmas berjaga-jaga di lokasi. Bahkan, satu peleton Brimob Polda Bali juga diterjunkan ke lokasi sekitar pukul 21.55 Wita. Apalagi, rumah Dewa Kapik sempat dilempari orang tak dikenal saat ditinggal ke rumah keluarganya yang lain di Banjar Lekok, Kelurahan Gianyar. Sedangkan mobil Hard Top DK 644 GD milik Nyoman Alit Sutarya sebelumnya dibakar orang tak dikenal di parkir Jalan Mangku Giweng Lingkungan Sengguan Kangin, Kota Gianyar, Senin malam. Pelakunya diduga dua orang mengendarai motor. Pelaku membakar mobilnya menggunakan bensin dalam botol air kemasan (bom molotov). Akibatnya, mobil milik sang pengacara terbakar di bagian kiri. Kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp 40 juta.
sumber : NusaBali