Ketegangan saat penyampaian visi-misi dua Cagub-Cawagub: PAS (kandidat nomor urut 1 yang diusung PDIP bersama PKS) dan pasangan Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta alias Pasti-Kerta (kandidat nomor urut 2 dari Koalisi Bali Mandara yang dimotori Golkar-Demokrat-Gerindra), Minggu kemarin, tidak hanya terjadi di ruang sidang. Di luar Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, massa pendukung kedua kandidat juga membludak. Polda Bali harus mengerahkan dua pleton pasukan Dalmas untuk mengamankan massa pendukung Ketegangan di ruang sidang paripurna DPRD Bali berawal ketika paket PAS mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan visi, misi, program dalam membangun Bali ke depan. Saat PAS berjalan menuju podium, tiba-tiba bergema teriakan ‘PAS’ yang dikomando anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Tabanan, IGN Suryanta Putra. Hal ini kontan menuai protes keras anggota DPRD Bali dari kubu Pasti-Kerta. Mereka protes karena teriakan ‘PAS’ dianggap tidak pantas dilontarkan di ruang sidang Dewan.
Dalam hitungan detik, anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Buleleng, Nyoman Sugawa Korry, langsung interupsi. “Interupsi, pimpinan sidang. Sebaiknya teriakan atau yel-yel seperti itu tidak dibolehkan dalam acara penyampaian visi misi kandidat ini,” teriak Sugawa Korry dalam persidangan yang dipimpin Ketua DPRD Bali AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat---yang notabene Ketua DPD PDIP Bali. Merasa tidak bersalah, Suryanta Putra pun membela diri. “Itu (yel-yel PAS) bukan teriakan, pimpinan, tapi hanya salam perjuangan,” dalih Suryanta Putra yang juga Ketua Komisi III DPRD Bali. Jawaban itu kian menyulut perdebatan, sehingga Sugawa Corry membalasanya.
“Jika hal itu dizinkan, jangan salahkan kami juga akan melakukan hal sama saat penyampaian visi misi Pasti-Kerta,“ balas Sugawa Korry. Mendengar hal ini, Suryanta Putra langsung memotongnya. “Silakan saja,“ sergahnya. Gara-gara ketegangan ini, penyampaian visi misi PAS tertunda beberapa saat. Hadirin pun berisik. Perlu dicatat, sidang paripurna kemarin dihadiri lengkap Wakil Ketua DPRD Bali Ketut Suwandhi (Fraksi Golkar), Wakil Ketua Ida Bagus Putu Sukarta (Gerindra), para Bupati/Walikota se-Bali, Ketua KPU Bali Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa, Ketua Panwaslu Bali Made Wena, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, Wakapolda Bali Brigjen Dewa Putu Anom, Plh Gubernur Tjokorda Ngurah Pemayun, Kepala SKPD lingkup Pemprov Bali. Tak ingin ketegangan berlarut, ketua DPRD Bali Cok Ratmadi meminta kedua kubu berhenti bicara. “Stop. Sidang paripurna penyampaian visi misi kandidat ini dilanjutkan, jaga ketertiban sidang,” tandas Cok Rat.
Akhirnya, Cagub Puspayoga didampingi Cawagub Sukrawan bisa memulai penyampaian visi misi membangun Bali ke depan. Baik paket PAS maupun Pasti-Kerta telah diberikan payung oleh Ketua DPRD Bali sebagai simbol agar keduanya mampu memberi dan menciptakan Pilgub yang aman dan damai. “Saya minta pimpinan sidang memperingati kalau waktu sudah habis, biar PAS,” ujar Puspayoga sebelum memulai penyampaian visi misi ‘Membangun Bali Berbasis Kabupaten dan Kota’. Bukan hanya pendukung kedua kubu yang saling interupsi. Dua kandidat incumbent yang berposisi sebagai Cagub, Puspayoga dan Mangku Pastika, juga saling kritik soal program pembangunan yang sedang berjalan maupun yang akan dijalankannya kelak.
Beberapa poin penting yang menjadi ajang kritik adalah soal uang Pemprov yang didepositokan di BPD hingga aset-aset provinsi yang tidak diserahkan ke kabupaten/kota. Dalam kritiknya, Puspayoga menyatakan seharusnya uang Pemprov Bali jangan diparkir di bank, lebih baik uang tersebut diberikan saja ke kabupaten/kota di Bali untuk berbagai pembangunan. Kritik Puspayoga pun dijawab Cagub Mangku Pastika (yang masih menjabat Gubernur Bali) saat penyampaian visi misinya. Pastika menegaskan, uang tersebut memang milik Pemprov yang didepositokan di BPD atas persetujuan DPRD Bali. "Dana tidak diparkir, tapi menghasilkan duit. Saat ini, bunganya mencapai Rp 58 miliar per tahun, itu bisa menjadi pemasukan buat PAD Bali dan bisa membangun puluhan unit rumah bagi orang miskin dan sebagainya," tegas Pastika. Soal tanah atau aset yang belum jelas di Kabupaten Buleleng pun, kata Pastika, sebenarnya tanah tersebut belum selesai urusan hukumnya. Bila sudah ada keputusan hukum tetap, maka mau diapakan tanah tersebut, bisa didiskusikan selanjutnya. Sementara itu, dalam visi misinya, Cagub Puspayoga menyoroti masalah ketimpangan pembangunan Bali, meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat. Karenanua, perlu dilakukan pemerataan pembangunan. Dia mengambarkan sejarah Bali dari zaman kerajaan, kondisi dari masa ke masa sampai Bali sekarang.
Menurut Puspayoga, promosi pariwisata sudah dilakukan sejak lama seperti mendatangkan pelukis Antonio Blanco ke Ubud. Kemudian, Puspayoga memuji mantan Gubernur Prof Dr Ida Bagus Mantra yang sangat konsen dengan budaya Bali, memperkuat desa pakraman dengan Lembaga Perkreditan Desa. ”Kita harus meneladani apa yang dilakukan almarhun Ida Bagus Mantra,” ujarnya yang dilanjut sentilan soal dana APBD yang diparkir di BPD. Dalam visi msinya, PAS juga akan fokus dengan peningkatan bidang pendidikan, kesehatan, rumah layak huni, pemerintahan bersih, jaminan kredit tanpa agunan. Sedangkan Pasti-Kerta menyampaikan visi misi Bali Mandara Jilid 2. Visinya adalah terwujudnya Bali yang Mandara (Maju, Aman, Damai, Sejahtera), sementara misinya adalah mewujudkan Bali yang berbudaya, mataksu, dinamis, maju dan modern tanpa meninggalkan akar budaya dan agama Hindu. Juga, mewujudkan Bali yang aman, damai, tertib, harmonis, dan bebas dari ancaman, serta mewujudkan Bali yang sejahtera dan sukerta lahir bathin.
Cagub Pastika membeber hasil kerja selama 5 tahun dengan Bali Mandara Jilid 1. Program Bali Mandara seperti Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JPBM), Bedah Rumah, Jaminan Kredit Daerah, Simantri, kepedulian lingkungan dengan program Bali Clean and Green, Beasiswa Miskin, Gerbangsadu, hingga menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Ketika dirinya baru menjadi Gubernur pada 2008, kata Pastika, APBD Bali hanya Rp 1,51 triliun. Lima tahun kemudian pada 2013, APBD Bali sudah naik menjadi Rp 4,9 triliun. Angka kemiskinan di Bali yang semula 6,17 persen pada 2008, juga bisa ditekan menjadi hanya 3,9 persen tahun 2013. Bali pun dinobatkan di peringkat kedua setelah DKI Jakarta sebagai propinsi yang angka kemiskinannya terkecil se-Indonesia. “Angka pengangguran di Bali juga turun dari semula 3,31 persen pada 2008 menjadi 2,04 persen pada 2012. Ini terbaik nasional dan ini angka BPS,” tandas Pastika yang kemarin langsung mematahkan persoalan dana APBD milik Provinsi Bali yang diminta oleh Puspayoga untuk dibagikan secara merata untuk kabupaten dan kota.
Menurut Pastika, dana APBD yang saat ini parkir di BPD bukan nganggur, namun didepositokan atas persetujuan DPRD Bali. “Daripada dana itu tidak menghasilkan, maka persetujuan DPRD Bali, kita depositokan. Sekarang menghasilkan bunga tiap tahun Rp 68 miliar. Dana itu dipakai membangun Bali untuk kesejahteraan masyarakat. Maaf saja, ini bukan duit nganggur. Sekali lagi, maaf ini supaya dimengerti,” tegas Pastika. Pastika juga blak-blakan membeber soal program JKBM di hadapan sidang paripurna DPRD Bali. Dalam pelaksanaannya, JKBM yang diperuntukan untuk masyarakat ini mendapat tantangan sangat berat.
Pastika bahkan mengaku pernah ditemui Wagub Puspayoga, yang menyatakan tidak berani laksanakan JKBM. “Sekali lagi, maaf ini. Ketika program JKBM diluncurkan dan mendapatkan tantangan berat, saya dicari Pak Wagub (Puspayoga). Kata Pak Wagub, ‘Pak Gub, kalau saya tidak berani melaksanakan JKBM ini’,” ungkap Pastika.
Pastika bahkan mengaku pernah ditemui Wagub Puspayoga, yang menyatakan tidak berani laksanakan JKBM. “Sekali lagi, maaf ini. Ketika program JKBM diluncurkan dan mendapatkan tantangan berat, saya dicari Pak Wagub (Puspayoga). Kata Pak Wagub, ‘Pak Gub, kalau saya tidak berani melaksanakan JKBM ini’,” ungkap Pastika.
Di bagian penutup penyampaian visi misi Pasti-Kerta, Pastika menegaskan seluruh program Bali Mandara tidak akan ada artinya kalau tak mendapatkan dukungan dan bersama-sama disukseskan oleh krama Bali. ”Mangku Pastika tidak ada artinya, kalau kita tidak bersama-sama,” ujar Gubernur Bali pertama asal Buleleng ini.
sumber : NusaBali