Jumat, 19 Oktober 2012 06:09
ist |
"Semua elemen masyarakat mulai dari keluarga, sekolah, lembaga agama perlu waspada terhadap fenomena seperti itu karena bisa saja hal tersebut terjadi di sekitar kita. Dan kita sendiri tidak tahu jika anak, saudara, atau teman dekat kita melakukan hal yang tidak terpuji," ujar Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris di Denpasar, Bali, Kamis (18/10).
Saat ini, lanjut Irfan, para teroris sudah memanfaatkan kegiatan dunia maya untuk melakukan propaganda, rekrutmen, pelatihan militer, pembuatan bom, pencurian atau pembobolan rekening, pencarian dana dan sebagainya. Sasaran mereka adalah generasi muda.
Dalam berbagai media online tersebut, lanjut dia, dibahas berbagai ideologi radikalisme, kebencian agama tertentu, pemerintahan yang kafir, menebarkan benih permusuhan dan kekacauan. "Sudah banyak situs, laman yang terdeteksi. Namun, yang namanya teknologi informasi, bisa saja mereka mengatur ulang dengan
nama yang berbeda," ujarnya.
BNPT, lanjut dia, sudah berkoordinasi dengan pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memproteksi dan memblokir laman yang berbau propaganda terhadap aksi terorisme. "Sekarang sudah merambah dan memanfaatkan media daring. Memanfaatkan jaringan internet untuk menyebarkan paham terorisme. Itu harus dapat kami cegah," tambahnya.
sumber : MICOM