AMLAPURA - Walau telah dipasangi portal, truk-truk tetap bisa lewat tanpa pemeriksaan. Mantan Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg soroti buka tutup galian C di kawasan rawan bencana (KRB) III. Penanganan galian C dinilai kucing-kucingan. Indikasinya truk lalu lalang ke lokasi galian C meskipun pemerintah telah stop aktivitas penambangan pasir. Hanya di Kecamatan Kubu dan Kecamatan Bebandem yang dinilai tertib tanpa aktivitas.
Geredeg mengaku sempat melintas di Kecamatan Selat. Mantan Bupati Karangasem periode 2005-2010 dan 2010-2015 ini banyak truk pengangkut pasir lalulalang. “Setidaknya saya lihat 40 truk melintas mengangkut material galian C,” ungkap Geredeg di acara HUT ke-53 Partai Golkar di Sekretariat Partai Golkar Karangasem, Jalan Jaya Tirta Amlapura, Selasa (24/10). Dari pantauan di Kecamatan Selat, walau telah terpasang portal, truk-truk tetap bisa lewat tanpa pemeriksaan.
Misalnya portal di Tempek Pokas, Banjar Padangtunggal, Desa Duda, Kecamatan Selat, begitu juga portal di pertigaan Banjar Selat Kelod, Desa/Kecamatan Selat, tanpa pemeriksaan. Sehingga dengan mudah melintas ke arah utara Desa Sebudi, lokasi galian C yang masuk wilayah KRB III. Pada pos portal di pertigaan Banjar Selat Kelod, satu hari rata-rata tercatat sekitar 200 truk lalulalang. Terpisah, Kasatpol PP Karangasem I Ketut Wage Saputra menegaskan, selama ini tidak pernah mengizinkan truk melintas memasuki KRB III dan KRB II. “Namanya KRB, dilarang ada aktivitas apa pun bentuknya. Kalau kenyataannya ada truk-truk melintas mengambil material, itu mencuri namanya,” jelas Wage Saputra.
Ditambahkan, Satpol PP telah membangun 21 portal di Karangasem dengan melibatkan petugas perlindungan masyarakat desa, bersinergi dengan petugas TNI, polisi, dan pecalang berjaga-jaga di setiap portal. “Tergantung petugas di lapangan, ada yang tegas melarang setiap truk melintas ambil pasir, ada juga yang kesulitan mencegah truk lewat,” katanya. Semengtara Perbekel Desa Bebandem, I Gede Partadana menambahkan, portal di Banjar Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem yang selama ini ketat penjagaannya, justru petugas linmas dan pecalang dikomplain sopir truk karena tak mengizinkan truk lewat.
sumber : NusaBali