JAKARTA - Usai membeli lahan 1000 meter, panitia pembangunan fasilitas Pura Kertajaya Tangerang, Banten segera memanfaatkan tanah tersebut. Buat Candi Bentar.
Mereka membuat candi bentar sebagai pintu masuk utama ke Pura. Panitia pun mendatangkan ahli bangunan atau undagi berpengalaman dari Karangasem langsung.
"Minggu 11 Juni kemarin, pengurus rapat terkait pembuatan candi bentar di lahan yang baru saja kami beli. Bahan-bahan dan undagi kami datangkan dari Karangasem, Bali," ujar salah satu tokoh banjar Tangerang, Ketut Jono, Selasa (13/6). Menurut Ketut Jono, pembangunan candi bentar dilakukan di setengah lahan yang mereka beli.
Setengah lahan lagi mereka gunakan untuk tempat usaha yang penghasilannya nanti digunakan untuk menunjang operasional Pura. Disana mereka membangun minimarket yang menjual kebutuhan sehari-hari, souvenir khas Pulau Dewata dan pembayaran atau pembelian pulsa listrik. Lalu kantor koperasi banjar mandiri Kertajaya.
Koperasi telah berjalan dua tahun. Koperasi antara lain menyediakan simpan pinjam dan kredit mobil atau motor. Namun untuk minimarket akan dibangun setelah candi bentar. "Sementara kami prioritas membangun candi bentar," ucap Jono.
Minggu depan undagi dari Karangasem akan datang ke Pura Kertajaya untuk pengukuran serta kordinasi dengan pinandita, pemanggu dan sulinggih Pura. Bahan candi bentar berasal dari batu gunung agung. "Kami mendatangkan batu hitam dari Karangasem," imbuh Jono.
Terkait desain, panitia menyerahkan kepada undagi. Mereka hanya memberi masukan terkait model bangunan, tinggi dan lebar bangunan serta bentuk bangunan. Berdasarkan rencana, pembangunan candi bentar berlangsung Agustus mendatang.
Mereka menargetkan Desember 2017 ini selesai agar tahun baru 2018 Pura sudah memiliki candi bentar. Sambil melakukan pembangunan, panitia melaksanakan penggalian dana untuk pembangunan fasilitas pura lainnya. Sumbangan pun, tidak wajib alias sukarela.
Pura Kertajaya sendiri, kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Vidya Kertajaya ini, kerap menjadi tempat persinggahan umat Hindu yang ingin ke Gunung Salak. Baru-baru ini, mereka kedatangan umat dari Singaraja. Umat dari Singaraja tidak hanya singgah dan sembahyang, tetapi bersih-bersih Pura pula.
Di Pura Kertajaya, lanjut Jono, tersedia fasilitas layak bagi umat yang singgah. "Di Pura ada 9 toilet pria dan 7 toilet perempuan yang terpisah," tuturnya.
sumber : NusaBali