Pemangku memercikkan air suci dalam upacara mecari di TKP pembunuhan polisi di Pantai Kuta, Kuta, Badung, Bali, Sabtu (20/8/2016). |
MANGUPURA - Ketua Pharisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, I Gusti Ngurah Sudiana sangat mendukung dengan wacana Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta terkait pemberian insentif kepada para pemangku Kahyangan Tiga di Kabupaten Badung.
“Itu sangat bagus idenya. Dulu Kabupaten Gianyar sudah pernah juga melaksanakan seperti itu (pemberian insentif pemangku, red) pada tahun 2001 silam. Tapi kalau di Badung melanjutkan ya bagus,” Kata Sudiana saat dikonfirmasi, Kamis (8/9/2016).
Menurut Sudiana, apa yang dilakukan Bupati Badung sangat menghargai terhadap nilai-nilai luhur adat Bali dan cerdas mewujudnyatakan usulan dari parisadha untuk kebutuhan umat.
Pemangku dan Sulinggih memang memiliki wewenang anang dapa dana atau patut mendapat punia dari pemerintah.
Menurut hukum Hindu dan Adat Bali, pemerintah memang wajib memperhitungkan kesehatan dan kesejahteraan para pemangku.
“Wajib mendapat perhatian dari pemerintah. Karena beliau (pemangku, red) setiap hari selalu memberikan tuntunan kepada umat, mendoakan alam semesta. Sehingga kesehatan dan kesejahteraannya harus diperhatikan,” imbuhnya.
Selain punia terhadap pemangku, Pemkab Badung juga memprogramkan tunjangan yang akan diterima prajuru desa seperti bendesa adat, kelian banjar, kelian dinas, kelian subak abian dan yeh.
“Semoga program ini terus berlanjut, karena ini merupakan langkah konkret untuk menghargai nilai luhur Adat Bali,” pungkas Sudiana.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung menyampaikan akan memberikan insentif kepada para pemangku Kahyangan Tiga untuk memenuhi apa yang sudah menjadi nilai luhur Adat Bali.
Program ini sudah masuk dalam rancangan APBD 2017 mendatang yang sudah di sahkan saat penutupan sidang paripurna di Gedung DPRD Badung, Senin (5/9/2016) kemarin.
“Iya kami akan berikan punia kepada para pemangku kahyangan tiga di Badung. Ini harus menjadi langkah yang konkret untuk mensejahterakan mereka (pemangku, red),” kata Giri Prasta.
sumber : tribun