Kepolisian melakukan pelacakan lewat sinyal telepon seluler karena DNM diduga berkomunikasi dengan para pelaku teror bom Sarinah |
GIANYAR - Anggota Polres Gianyar mengamankan DMN, 24, di art shop Alif Wangsa, Jalan Raya Andong, Banjar Nagi, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Selasa (16/2). Pengamanan pemuda asal Bandung ini sempat bikin heboh karena tersiar kabar ada penangkapan terduga teroris. Kapolres Gianyar, AKBP Farman membantah kabar itu.
Informasi di lapangan, DNM diamankan sekitar pukul 12.30 Wita karena diduga anggota jaringan teroris. Sebab mahasiswa asal Bandung itu diduga pernah berkomunikasi dengan pelaku bom di Sarinah, Jalan Thamrin Jakarta. Pelacakan DNM yang kost di Jalan H Halani RT 06/12 Nomor 7/34 C Kelurahan Kebun Pisang Garut, Bandung melalui sinyal HP dari tim Cyber Polda Bali. Pemuda asal Bandung itu terdeteksi ada di wilayah Banjar Blusung, Desa Pejeng Kaja, Kecamatan Tampak Siring, Gianyar.
Petugas kemudian melacak DNM pada Senin (5/2) dari siang hingga petang. Hanya saja, mahasiswa Teknik Mesin di Bandung itu tak ditemukan di Banjar Blusung. DNM kembali terdeteksi di wilayah Kecamatan Ubud, Selasa kemarin. Akhirnya, DNM ditangkap aparat Polsek Ubud di art shop milik Alif Wangsa, 29, yang juga asal Bandung. Alif ngontrak tanah dan bangunan milik I Ketut Renon, 50, warga setempat. Mahasiswa Teknik Mesin itu diduga kabur dari rumah sejak 25 hari lalu.
Kapolres Gianyar AKBP Farman menegaskan pemuda yang diamankan di kawasan Jalan Raya Andong Banjar Nagi, Desa Petulu itu tidak ada hubungan dengan teroris. Dikatakan, DNM memang pergi dari rumah sejak dua minggu lalu. “Besok dia akan dijemput orangtuanya,” ungkap AKBP Farman. Ditambakan, orangtua Didin juga minta tolong untuk mencarikan anaknya yang hilang. “Informasi penangkapan terduga teroris itu menyesatkan,” tandas AKBP Farman.
Ungasan.com___________________
sumber : NusaBali