evakuasi korban |
TABANAN - Pihak Polres Tabanan pastikan I Made Natih Astika bunuh diri dengan cara melompat ke dalam jurang setinggi kurang lebih 30 di Banjar Pucuk Desa Bantas, Slemadeg Timur, Tabanan adalah murni kasus bunuh diri, Minggu (21/6/2015) malam.
Dari proses penelusuran pihak penyidik Polres Tabanan diketahui hal tersebut dilakukan oleh pria 24 tahun yang telah bekerja selama lima tahun di Jepang karena kecewa dengan keadaan keluarganya.
"Itu kami ketahui dari catatan buku harian korban yang ditemukan di dalam tas yang dibawanya," kata Kapolres Tabanan, AKBP Komang Suartana, Selasa (22/6/2015).
AKBP Komang Suartana menjelaskan, dalam buku hariannya tersirat tulisan bahwa korban kecewa dengan ayahnya yang sering ke tempat hiburan malam dengan menggunakan uang yang dikirimnya dari hasil bekerja di Jepang.
Sementara itu, jenazah korban yang dititipkan di kamar mayat BRSU Tabanan telah diambil oleh pihak keluarga, Senin pukul 02.00 Wita.
"Pihak kepolisian sempat menawarkan otopsi, tapi pihak keluarga menolaknya dan sudah mengiklaskan kepergian korban," jelas Suartana.
"Setelah di cek oleh anggota selama hidupnya korban tidak pernah mengalami gangguan jiwa," ujarnya.
Untuk penyebab meninggalnya korban pihak polisian memastikan karena benturan kepala yang terjadi akibat benturan keras karena melompat setinggi kurang lebih 30 meter.
Sebelumnya, I Made Natih Astika (24), pria asal Banjar Mekar Sari, Desa Prancak, Kecamatan Mendoyo, Jembrana diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis dengan lompat dari jembatan di Banjar Pucuk, Desa Bantas, Selemadeg Timur, Tabanan.
sumber : tribun