Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , , , » Sebelum Tewas Gantung Diri, Gek Ayu Tulis 3 Pucuk Surat

Sebelum Tewas Gantung Diri, Gek Ayu Tulis 3 Pucuk Surat

Written By Dre@ming Post on Rabu, 27 Mei 2015 | 8:05:00 AM

Gek Ayu saat masih hidup
TABANAN - Mata Luh Gede Sintia Urip (16) berkaca-kaca ketika menceritakan kenangan tentang kerabatnya, Ni Putu Ayu Rika Cahnia (17), yang tewas gantung diri di rumahnya di Banjar Dukuh, Desa Dauh Peken, Tabanan, Bali, Minggu (24/5/2015) malam.

Korban adalah siswi SMK Triatma Jaya, Tabanan, kelas X jurusan Akomodasi Perhotelan.

“Gek Ayu (panggilan Ni Putu Ayu Rika Cahnia) sosok yang ceria, periang serta cerdas, tapi tertutup dengan masalah pribadinya,” ujarnya di rumah duka di Banjar Mangesta, Desa Mangesta, Penebel, Tabanan, Senin (25/5/2015).

Sintia yang merupakan teman sepermainan Gek Ayu juga mengatakan, Gek Ayu sempat menyatakan jika dirinya merasa sendiri dan jauh dari keluarga.

Pada Sabtu (24/5/2015), Gek Ayu sempat membuat status BlackBerry Messanger (BBM) yang bertuliskan "ade sing nak nawang cang ngudyang jani (tidak ada orang yang tahu saya sedang apa sekarang)."

“Status BBM itu sempat direspons oleh teman lain yakni, Rima. Kepada Rima dia bilang senang bisa memiliki hubungan pertemanan dengan kami,” terang Sintia.

Pada Minggu (25/5/2015) sekitar pukul 15.00 Wita, Gek Ayu bersama dengan ibu tirinya Ni Putu Rikarnia datang berboncengan ke Kota Tabanan dari rumahnya di Banjar Mengesta.

Di sebelah timur Persimpangan Dukuh mereka berpisah. Saat itu ibu tirinya hendak ke Yeh Bakung, Selemadeg Barat, Tabanan, dengan naik bus untuk menjemput anak keduanya yang sedang liburan di rumah kakeknya.

Sedang Gek Ayu menggunakan sepeda motor menuju rumah di Banjar Dukuh untuk bersih-bersih.

Sebelum berpisah, ibu tirinya berpesan agar sekembalinya dari Yeh Bakung dijemput di Simpang Dukuh.

Saat kembali sekitar pukul 19.00 wita, Rikarnia menghubungi Gek Ayu untuk minta dijemput. Tapi berulangkali teleponnya tak dijawab-jawab.

Rikarnia bersama anak keduanya kemudian memutuskan berjalan kaki menuju ke rumahnya.

Sampai di rumah sekitar pukul 19.45 wita, mereka dikagetkan dengan tubuh Gek Ayu yang tergantung di bawah tangga.

“Saat membuka pintu rumah sekalian langsung menyalakan lampu, anak saya yang kedua melihat kakaknya tergantung dengan tali plastik di bawah tangga rumah. Saya langsung mendekapnya, karena tidak bisa memotong tali, saya minta bantuan ke tetangga untuk memotongnya,” jelas Rikarnia.

Saat polisi melakukan pemeriksaan, ditemukan tiga pucuk surat yang diduga ditulis sebelum Gek Ayu memutuskan mengakhiri hidup dengan gantung diri.

Satu di antaranya berisi ungkapan kekecewaan atas perceraian orangtua kandungnya.

Menanggapi hal tersebut, pihak keluarga menyangkal.

Selama ini Gek Ayu telihat ceria serta tidak ada ungkapan kekecewaan kepada orangtua atau keluarga.

Selain itu, hubungan antara Gek Ayu dengan ibu tirinya juga harmonis.

“Jika kecewa dengan perpisahan orangtua kadungnya, anak saya tidak pernah cerita. Selain itu saya bercerai dengan istri pertama ketika Gek Ayu baru berusia enam bulan, saya menikah lagi ketika usianya telah enam tahun,” papar ayahnya, I Made Sastrawan.

Pihak keluarga telah ikhlas dengan kepergian Gek Ayu, kendati sangat terpukul dan tidak percaya dengan apa yang telah terjadi.

“Kami ikhlaskan dan tidak melakukan autopsi," kata Sastrawan yang berusaha tetap tegar.

Ia mengaku belum sempat melihat tiga surat yang ditulis Gek Ayu.

"Saya akan minta ke polisi, sekalian juga HP-nya," tambah Sastrawan, sembari menyatakan upacara pengabenan akan dilaksanakan pada Kamis (28/5/2015).

Kasat Reskrim Polres Tabanan, AKP Made Sukanada, menyatakan pihak keluarga memang menolak melakukan autopsi terhadap jasad Gek Ayu.

Sukanada kemudian membeber temuan tiga pucuk surat Gek Ayu yang salah satunya ditujukan kepada keluarga menyatakan agar keluarga mengikhlaskan kepergiannya dan meminta maaf atas jalan yang dipilihnya.

“Selain itu dalam surat tersebut juga menyiratkan kekecewaan karena orangtua kandungnya berpisah,” jelas Sukanada.






sumber : tribun
Share this article :

Menuju Bali I 2018

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Majapahit Yang Begitu Besar, Runtuh Tanpa Bekas, Apa Fakta Dibaliknya?

Lambang Negara Majapahit adalah Surya. Benderanya berwarna Merah dan Putih. Melambangkan darah putih dari ayah dan darah merah dari ibu. ...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen