Menyingkap Berita Tanpa Ditutup Tutupi
Home » , , , » Dek Moleh Peraih Nilai Ujian Nasional Tertinggi Jurusan IPB di Bali

Dek Moleh Peraih Nilai Ujian Nasional Tertinggi Jurusan IPB di Bali

Written By Dre@ming Post on Minggu, 17 Mei 2015 | 3:14:00 AM

Peraih nilai Ujian Nasional Tertinggi Jurusan IPB di Bali, I Kadek Diana Putra (kiri)
GIANYAR - I Kadek Diana Putra menjadi pahlawan kebanggaan SMA Negeri I Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

Siswa kelas XII Jurusan Bahasa (Ilmu Pengetahuan Bahasa/IPB) ini berhasil menyabet predikat terbaik.

Jumlah nilai hasil Ujian Nasional (UN) Kadek Diana Putra adalah 54,85 untuk enam mata pelajaran.

Itu membuat namanya di urutan pertama peraih nilai tertinggi jurusan IPB untuk UN tingkat SMA dan sederajat se-Provinsi Bali pada 2015.

Berpakaian adat Bali, tersipu malu Dek Moleh (panggilan akrab I Kadek Diana Putra) datang menuju ruang kepala sekolah.

Ia mengaku masih tidak percaya meski telah dua kali dihubungi oleh kepala sekolah dan wali kelasnya bahwa dirinya meraih nilai UN tertinggi di Bali.

"Sama sekali saya tidak menyangka. Pak kepala sekolah dan ibu wali kelas menghubungi. Beliau bilang selamat. Saya balas, selamat apa? Terus dibilang selamat karena saya menjadi siswa dengan nilai tertinggi di Bali," ujar Dek Moleh saat ditemui di sekolahnya, Jumat (15/5/2015).

Dek Moleh waktu itu sedang bersih-bersih di merajannya merasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan mendapat nilai UN tertinggi.

Ia lantas menyampaikan kabar itu kepada kedua orang tuanya.

Orangtuanya, I Nyoman Sumarja (47) dan Ni Made Rinis (46) tersenyum bahagia dengan pencapaian putranya tersebut. Namun ada hal yang mengganjal di benak mereka.

"Bapak sama ibu saya sebenarnya tidak yakin mampu membiayai kuliah saya. Pelan-pelan saya yakinkan, semoga semuanya berjalan lancar," tutur remaja asal Banjar Umah Anyar, Desa Pejeng Kaja, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar ini.

Kekhawatiran tersebut muncul lantaran ayahnya yang hanya seorang petani biasa. Apalagi ibu Dek Moleh sakit-sakitan.

Dek Moleh sudah dinyatakan diterima lewat SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di Fakultas Pariwisata, Jurusan Destinasi Pariwisata, Universitas Udayana (Unud).

"Bapak saya petani, ibu tak bisa banyak bantu karena sakit-sakitan. Nenek juga sakit. Saya hanya bisa bantu orangtua di rumah dengan bekerja menjadi pematung. Beruntung saya sudah diterima di Unud," ujar Dek Moleh.

Sedari kelas X, Dek Moleh selalu mendapatkan rangking sepuluh besar di kelas. Predikat tersebut konsisten dipertahankannya sampai ia kelas XII.

Pencapaiannya itu selalu dijadikannya pelecut semangat tatkala ia merasa putus asa dengan kemungkinan tidak bisa melanjutkan kuliah.

"Dalam benak, saya harus sukses, bayang-bayang ketidakmampuan harus saya hilangkan. Saya paham dengan kondisi keluarga. Tapi saya bisa bekerja sambil kuliah," jelasnya.

Menjelang UN, Dek Moleh menambah porsi belajarnya. Pulang sekolah ia beraktifitas seperti biasa, yaitu membuat kerajinan patung.

Sore menjelang, ia memandikan neneknya yang kena stroke. Malam menjelang, 30 menit diluangkannya untuk belajar. Pukul 22.00 Wita, ia pun tidur.

Namun, mungkin karena niat yang besar. sekitar pukul 01.00 Wita, Dek Moleh selalu bangun.

Ia mengambil buku yang masih terbuka di sebelah bantalnya.

Dek Moleh lalu belajar selama dua jam.

Dek Moleh awalnya bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Namun mengingat kemampuan keuangan keluarga, cita-cita itu dikuburnya dalam-dalam.

Keputusan ini diambil saat menjelang penjurusan. Dek Moleh pun akhirnya memilih jurusan Bahasa.

"Ingin jadi dokter sebenarnya. Tapi karena tidak mampu biaya, saya urungkan niat. Sekarang yang paling berpeluang untuk saya adalah di jurusan pariwisata," terangnya.

Kesuksesan siswa adalah kebahagiaan guru. Setidaknya itu yang dirasakan, Ni Nyoman Suriadi, guru Bahasa Indonesia yang selama ini menjadi wali kelas Dek Moleh.

Sewaktu mendengar anak didiknya menduduki peringkat satu se-Bali, dalam hati Suriadi bersorak gembira atas pencapaian si kurus tersebut.

"Begitu dengar nama dia, waaah itu anak saya," kata guru ini mengutarakan isi hatinya.

Hanya satu kata untuk menunjukkan kebanggaanya tersebut. "Cocok.. " begitu ujarnya sembari mengacungkan kedua jempolnya ke arah Dek Moleh.

Suriadi melihat siswanya itu adalah sosok pelajar yang memiliki tekad kuat.

Ia pun berjanji akan membantu Dek Moleh meyakinkan orangtuanya agar mendukung penuh anak didiknya itu.






sumber : tribun
Share this article :

DKS

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Hot Post

Dua Pemancing Tergulung Ombak Di Tanah Lot Masih Misteri

Dua Orang Hilang di Lautan Tanah Lot, Terungkap Fakta: Istri Melarang dan Pesan Perhatikan Ombak TABANAN - Sekitar sembilan jam lamany...

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bali - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen