Dubes Iran Berharap BDF Dapat Berlanjut
Duta Besar Iran untuk Indonesia Muhammad
Farazandeh menyampaikan harapan agar Forum Demokrasi Bali (Bali
Democracy Forum) dapat berlanjut di masa yang akan datang karena dinilai
bermanfaat dalam menjaga stabilitas demokrasi, khususnya di kawasan
Asia-Pasifik.
"Semua tindakan positif yang membawa Indonesia maju
sebagai sebuah negara yang berkontribusi untuk menjaga stabilitas
demokrasi dan membawa pesan positif. Jadi untuk semua niat baik itu,
kelanjutan acara ini (BDF) benar-benar direkomendasikan," kata Muhammad
Farazandeh di Bali, Sabtu.
Ia mengaku para pejabat tinggi Iran
sejak awal selalu menghadiri BDF, yakni mulai dari tingkat presiden,
menteri luar negeri, perwakilan menteri luar negeri, pernah datang ke
forum tahunan demokrasi tersebut.
"Kami mempertimbangkan
inisiatif-inisiatif untuk mencapai demokrasi yang merujuk pada
stabilitas dan kedamaian. Perdamaian dan stabilitas yang bisa membawa
seluruh negara bersatu," ungkapnya.
Menurut dia, Indonesia bisa
mengubah dan menyesuaikan forum tersebut dengan membawa ide-ide baru dan
cara terbaik untuk mengembangkan proses demokrasi yang sedang berjalan.
"Ketika
Anda memiliki sistem demokrasi di negara Anda, maka Anda akan tergabung
dalam sebuah asosiasi negara demokrasi. Ini seperti sebuah keluarga
besar yang ada di dunia," ujar Farazandeh.
Pada kesempatan lain,
Wakil Menteri Luar Negeri RI Dino Patti Djalal menyampaikan bahwa para
peserta Bali Democracy Forum berharap agar forum itu dapat dilanjutkan
hingga pada masa pemerintahan baru di Indonesia, yang dipimpin Joko
Widodo - Jusuf Kalla.
"Kesimpulannya hampir semua peserta
menyatakan agar forum ini dilanjutkan, karena mereka memandang ini
sangat bermanfaat bagi mereka. Semua pihak belajar hal baru dari setiap
demokrasi yang berjalan di negara lain, dan ini memang kekuatan dari
BDF," kata Dino.
"Jadi, mereka berharap BDF ini terus
dilanjutkan dari tahun ke tahun. Mudah-mudahan pemerintah mendatang juga
akan terus melanjutkan," tambahnya.
Masyarakat Lintas Agama Gemakan Perdamaian di Bali
Ribuan peserta dari sejumlah elemen masyarakat lintas agama berkumpul di Monumen Bajra Sandhi Renon, Denpasar, untuk menggelar "Gema Perdamaian" di tengah situasi bangsa dan kondisi di berbagai belahan dunia masih banyak terdapat konflik.
"Damai dan harmoni itu tidak jatuh dari langit begitu saja, tetapi harus diusahakan dan dipertahankan. Kalau semua mendambakan perdamaian dan harmoni, maka harus dimulai dari diri kita sendiri dengan menghilangkan amarah dan dendam dan tak boleh serakah yang mencederai perdamaian," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menghadiri Gema Perdamaian di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, meski Bali pulau kecil, namun gema damai diharapkan akan terdengar mendunia.
Apalagi, lanjut Mantan Kepala Polda Bali itu, sejumlah slogan disematkan kepada Pulau Dewata, di antaranya "Island of Peace and Democracy", "Island of Love" yang diharapkan menjadi jalan menunjukkan suara perdamaian di Bali kepada dunia.
Pastika juga mengimbau umat manusia untuk selalu introspeksi di tengah latar belakang suku, agama, dan ras yang beragam di Indonesia.
"Mungkin kita berbeda tetapi intinya tidak ada agama yang mengajarkan keburukan, semua mengajarkan damai dan kasih sayang," ucapnya.
Ketua Panitia Gema Perdamaian 2014, Made Suryawan mengatakan tidak ada perbedaan terhadap pelaksanaan kegiatan tahun-tahun sebelumnya.
Ia menegaskan tidak ada hal khusus yang diangkat meskipun sejumlah masalah terjadi di antaranya terkait gonjang-ganjing perpolitikan di Tanah Air.
Namun yang lebih ditekankan suara perdamaian yang harus ditingkatkan baik kuantitatif maupun kualitatif.
"Kami tidak ikut campur politik. Kami ingin kegiatan ini berlandasakan kemurnian. Kami sadari perdamaian itu menjadi sesuatu hal yg langka dan mahal olhkrn itu ini digalakkan lagfi secara kualittif dan kuantitaif," katanya.
Ia mengharapkan agar pemerintah daerah di seluruh Indonesia juga ikut menyosialisasikan gema perdamaian agar kegiatan itu tak hanya dimaknai di Pulau Dewata.
Pada pelaksanaan ke 11 kali ini, kegiatan yang digelar sehari sebelum peringatan Bom Bali I tahun 2002 itu, sejumlah kegiatan digelar di antaranya ritual "Padayatra" dengan mengelilingi lapangan mengagungkan nama Tuhan, doa-doa, hingga penyalaan obor perdamaian.
Selain dihadiri ribuan masyarakat dan tokoh agama, kegiatan itu juga dihadiri Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal Torry Djohar Banguntoro, Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta, dan sejumlah tokoh masyarakat lain.
sumber : Antara Bali