SINGARAJA - Situasi tegang melanda Kota Singaraja, Minggu (10/8) malam, setelah acara puncak Buleleng Festival (Bulfes) 2014. Diduga akibat salah paham, massa sebuah Ormas datang menyerbu dan hancurkan rumah milik I Made Suwarmana, 41, di Lingkungan Tegal Sari, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng. Petugas gabungan Polri/TNI pun tangkap 17 orang yang terlibat aksi penyerbuan rumah, selain juga sita 14 senjata tajam, dan 17 motor milik pelaku.
Aksi penyerbuan rumah keluarga Made Suwarnawa yang berada di Jalan Gunung Agung III/5 Singaraja, tepatnya RT 8 Nomor 2 Lingkungan Tegal Sari, Kelurahan Paket Agung, terjadi Minggu malam sekitar pukul 22.00 Wita. Massa sebuah Ormas yang diduga mencapai puluhan orang dan rata-rata bersenjata tajam jenis pedang itu, langsung melempari rumah Made Suwarmana dengan batu. Meski tak ada korban jiwa maupun terluka dalam aksi penyerbuan malam itu, namun rumah Made Suwarmana mengalami kerusakan di bagian depan di mana kaca-kaca jendela pecah berkeping akibat dilempari batu. Beberapa pot bunga yang terpajang di teras rumah pun naas tersebut juga pecah berantakan. Selain itu, sebuah sepeda motor Vespa nopol DK 8930 UP milik keluarga korban juga remuk setelah jadi sasaran amuk massa. Sementara, istri Made Suwarmana, Ni Luh Kendri, 40, yang malam itu berada di rumah sendirian, ketakutan hingga mengalami trauma.
Informasi di lapangan, aksi penyerbuan yang menimbulkan situasi tegang di Kota Singaraja malam itu berawal dari ketidakpahaman di depan rumah keluarga Made Suwarmana. Malam itu, sekitar pukul 21.30 Wita atau berselang 30 menit sebelum aksi penyerbuan, ada tiga pemuda yang mengaku dilarang melewati jalan di depan rumah Made Suwarnawa, yang berlokasi di Lingkungan Tegal Sari, Kelurahan Paket Agung, tak jauh dari Kantor Bupati Buleleng. Ketiga pemuda yang dilarang lewat itu masing-masing akrab dipanggil Nano, Jeki, dan Kado.
Tidak terima dilarang lewat, ketiga pemuda yang anggota sebuah Ormas ini kemudian melapor kepada I Gede Mahardika alias Gede Boby, 50, warga Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang malam itu sedang berada di Posko Ormas di Jalan Gajah Mada Singaraja, tepatnya wilayah Kelurahan Kendran. Begitu menerima laporan, Gede Boby langsung menggalang massa.
Hanya dalam tempo 30 menit, massa tergalang hingga puluhan anggota Ormas menyerbu rumah Made Suwarmana di Lingkungan Tegal Sari, Minggu malam pukul 22.00 Wita. Saat aksi penyerbuan, di rumah ini hanya ada istri korban Made Suwarmana, Ni Luh Kendri. Sedangkan Made Suwarmana sendiri malam itu sedang keluar rumah.
“Saya saat itu sudah tidur, karena berada di rumah sendirian. Sedangkan suami saya sedang keluar rumah. Tiba-tiba, pintu pagar seperti didobrak banyak orang. Lalu, rumah dilempari ramai-ramai hingga terdengar kaca jendela pecah berantakan,” tutur Luh Kendri, Senin (11/8).
Nah, dalam kondisi panik dan ketakutan, perempuan berusia 41 tahun ini masih sempat menyelamatkan diri dan kabur dari rumahnya lewat pintu belakang. “Saya yang berada di rumah sendirian, malam itu sangat ketakutan. Saya coba melarikan diri ke belakang rumah denmgan meloncat tembok penyengker,” lanjut istri dari Made Suwarmana ini.
Aksi perusakan rumah malam itu tidak sampai meluar, karena petugas gabungan Polri/TNI cepat turun meredakan situasi. Jajaran TNI bahkan menerjunkan satuan elite dari Batalyon Infanteri 900/Raider untuk meredkan ketegangan. Bahkan, Komandan Kodim (Dandim) 1609/Buleleng Letkol Inf Nugroho Dwi Hermawan juga terjun ke lokasi seraya mengamankan seorang anggota Ormas yang kedapatan membawa senjata tajam jenis samurai.
Batalyon Infateri 900/Raider menghadang massa Ormas di Catus Pata (Perempatan Agung) Singaraja, tepatnya di Jalan Veteran Singaraja. Petugas kepolisian dibantu aparat TNI AD malam itu langsung menciduk 17 orang yang diduga terlibat aksi penyerangan ke rumah keluarga Made Suwarmana. Termasuki di antara 17 orang yang ditangkap itu adalah Gede Boby sendiri.
Malam itu juga, petugas Polres Buleleng langsung terjun menggeledah Posko Ormas di Jalan Gajah Mada Singaraja, yang biasa dipakai tempat nongkrong oleh Gede Boby cs. Kasubag Humas Polres Buleleng, AKP Agus Widarma Putra, menyatakan dalam penggeledahan di Posko Ormas malam itu, polisi mengamankan 14 senjata tajam dan 17 unit sepeda motor. “Semuanya diamankan ke Mapolres Buleleng sebagai barang bukti,” ungkap Widarma Putra, Senin kemarin.
Terungkap, sekelompok orang yang menyerbu ke rumah Made Suwarmana tersebut beberapa jam sebelumnya tanpa sengaja juga terekam video, sedang berada di sekitar areal pelaksanaan Bulfest seputar Tugu Singa Ambara Raja. Dalam video berdurasi beberapa detik itu, orang-orang ini terlihat bertubuh kekar dengan pakaian hitam. Mereka kelihatan membawa senjata pedang, sebelum kemudian dihadang pasukan TNI AD di Catus Pata Singaraja.
Sementara, Kasat Reskrim Polres Buelleng, AKP I Ketut Adnyana TJ, menyatakan hingga Senin kemarin pihaknya belum pastikan identitas kelompok Ormas yang terlibat penyerbuan bersenjata ke rumah keluarga Made Suwarmana. Menurut Ketut Adnyana, kasus ini masih dalam penyelidikan. “Nantilah kami informasikan nama-nama dan alamat siapa saja oknum yang terlibat. Saat ini, masih dalam tahap penyelidikan dan belum ada tersangka. Semuanya kami masih dalami,” tandas Adnyana sembari mengisyaratkan tersangka baru ditetapkan setelah 1x24 jam.
Yang jelas, kata Adnyana, jika nanti terbukti dalam kasus penyerbuan bersenjata tersebut, para tersangka akan dijerat Pasal 170 KUHP dan Undang-undang Darurat tentang kepemilikan senjata, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. Di sisi lain, salah seorang tokoh masyarakat Kelurtahan Kendran, Kecamatan Buleleng, I Ketut Sutayasa, mengaku resah dengan keberadaan kelompok Ormas di wilayahnya. Ketut Sutayasa juga keberatan wilayahnya dicemari oleh kelakuan segelintir pemuda yang tergabung dalam Ormas tersebut.
“Biar tidak salah nanti, ini bukan Posko Masyarakat Kendran. Ini (Posko Ormas di mana Gede Boby cs mangkal) hanya segelintir pemuda saja. Tidak lebih dari 10 pemuda Kendran yang ikut-ikutan Ormas itu. Hanya tempatnya saja yang kebetulan di sini (Jalan Gajah Mada Singaraja), padahal yang sering menempati bahkan orang-orang dari luar Kendran,” papar Sutayasa.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana tidak bersedia mengomentari peristiwa penyerbuan dan perusakan rumah yang melibatkan kelompok Ormas saat acara penutupan Bulfes 2014, Minggu malam. "Saya tidak mau komentari soal itu, karena ini sudah melibatkan Ormas,” ujar Bupati Agus Suradnyana saat dikonfirmasi di Singaraja, Senin kemarin.
“Tapi, kalau (bentrok) antar banjar atau desa adat, saya bisa langsung mengambil langkah-langkah, saya pasti kumpulkan semua tokohnya, dan saya bisa berdiri di tengah-tengah mereka. Namun, kalau ini sudah lain, ada kepolisian yang menanganinya," lanjut mantan Ketua Komisi III DPRD Bali ini.
sumber : NusaBali