SINGARAJA - Musibah keracunan ikan Buntet menimpa 7 warga dari satu keluarga di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Jumat (27/6) dinihari. Satu (1) korban keracunan di antaranya meninggal dunia, sementara 6 orang lagi dalam kondisi kritis hingga dirawat intenstif di rumah sakit dan puskesmas.
Para korban keracunan ikan Buntet ini berasal dari satu keluarga besar di Banjar Dinas Penyabangan, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak. Satu-satunya korban tewas setelah sempat dilarikan ke Puskesmas Gerokgak adalah I Wayan Madra, 57. Sedangkan 6 korban lainnya yang kritis hingga harus mendapatkan perawatan masing-masing I Komang Wirnata, 45, I Putu Indra, 79, I Komang Sriasa, 40, I Kadek Santini, 40, I Kadek Sumantra, 50, dan I Wayan Pandra, 45. Hingga Jumat sore, 4 orang dari 6 korban kritis masih dirawat di RSUD Buleleng di Singaraja, yakni I Komang Wirnata, I Putu Indra, I Komang Sriasa, dan I Kadek Santini. Mereka dirujuk dari Puskesmas Gerokgak karena kondisinya cukup parah. Sedangkan 2 korban lainnya tetap dirawat di Puskesmas Gerokgak, masing-masing I Kadek Sumantra dan I Wayan Pandra.
Informasi yang dihimpun di lapangan, musibah keracunan ini berawal dari kegiatan memancing di tengah laut yang dilakukan seorang warga Desa Penyabangan, I Putu Juli Adnyana, 29, Kamis (26/6) sore. Ketika itu, Putu Juli Adnyana mendapatkan ikan Buntet seberat 2 kg.
Nah, ikan Buntet yang baru ditangkap di laut itu kemudian diberikan Putu Juli Adnyana kepada kakenya, I Putu Indra, buat dimasak. Maklum, Pekak (Kakek) Putu Indra selama ini sudah terbiasa mengolah ikan Buntel. Oleh Pekak Indra, ikan Buntet seberat 2 kg itu kemudian jadikan sup. Kamis malam sekitar pukul 19.00 Wita, sup ikan Buntet hasil masakan Pekak Indra kemudian disantap bersama rekan-rekannya yang masih ada hubungan keluarga, sambil minum minuman keras tradisional Tuak Jaka. Mereka yang ikut menyantap sup ikan Buntet adalah para korban: Komang Wirnata, Pekak Indra, Komang Sriasa, Kadek Santini, Kadek Sumantra, Wayan Pandra, dan Wayan Madra. Berselang 8 jam pasca santap sup ikan Buntet, Jumat dinihari sekitar pukul 02.00 Wita, satu per satu 7 korban yang masih satu keluarga ini bertumbangan dengan gejala keracunan: merasakan pusing, mual, muntah, hingga gemetar pada persendian. Mereka pun dilarikan ke Puskesmas Gerokgak untuk mendapat pertolongan medis. Namun, salah satu di antara korban, yakni Wayan Madra, nyawanya tidak tertolong.
“Awalnya, almarhun (korban tewas Wayan Madra) meminta tolong karena merasakan sakit kepala, mual, muntah-muntah, dan gemetar. Hampir semua yang santak sup ikan Buntet mengalami gejala seperti itu. Merasa ada yang aneh, kami bawa ke Puskesmas Gerokgak. Kami telah berusaha menolong, tapi nyawa almarhun tidak bisa ditolong,” ungkap menantu korban tewas Wayan Madra, I Gusti Nyoman Mulyadi, 30, saat ditemui di rumah duka, Desa Pakraman Penyabangan, Jumat kemarin.
Menurut Gusti Nyoman Mulyadi, Pekak Indra sudah terbiasa mengolah ikan beracun seperti ikan Buntel, sehingga diserahi memasak hasil tangkapan Putu Juli Adnyana. Namun, Mulyadi yakin bahwa penyebab keracunan maut itu adalah ikan Buntel yang diolah menjadi sup.
“Mereka sebenarnya sudah biasa memasak ikan Buntet. Kami menduga masih ada racun ikan Buntet yang melekat dalam makanan sup itu, mungkin ketika diolah tidak terlalu bersih,” papar Mulyadi.
Menurut Mulyadi, seluruh 7 korban keracunan ikan Buntet awalnya dirawat di Puskesmas Gerokgak, dinihari kemarin. Namun, karena kondisinya memburuk, 4 korban di antaranya dirujuk ke RSUD Buleleng di Singaraja, yakni Pekak Indra, Komang Wirnata, Komang Sriasa, dan Kadek Santini. Sedangkan 2 korban lainnya, Kadek Sumantra dan Wayan Pandra, dirawat di Puskesmas Gerokgak. Informasi terakhir kemarin sore, keduanya sudah dibolehkan pulang dari Puskesmas Gerokgak.
Jenazah korban Wayan Madra sendiri hingga Jumat kemarin masih disemayamkan di rumah duka. Rencananya, jenazah korban keracunan ikan Buntet ini akan dimakamkan di Setra Desa Pakraman Penyabangan pada Radite Kliwon Krulut, Minggu (29/6) besok.
Sementara itu, 4 korban keracunan ikan Buntet yang dirawat di RSUD Buleleng, hingga kemarin sore masih terlihat lemas. Mereka dirawat dengan diinfus. Gejala yang masih dirasakan seperti pusing dan sakit perut. “Saya masih merasakan pusing setelah mengkonsumsi ikan Buntet bersama keluarga di rumah,” tutur korban Pekak Indra. Menurut dia, malam itu mereka hanya berkumpul sambil mengolah ikan Buntel untuk dimakan bersama-sama.
Di sisi lain, jajaran Polsek Gerogak tengan melakukan penyelidikan atas musibah keracunan maut yang menimpa satu keluarga di Desa Penyabangan ini. Menurut Kanit Reskrim Polsek Gerokgak, AKP Ketut Widiasa Sangku, pihaknya telah mengambil sampel sisa makanan sup ikan Buntet untuk diuji.
Selain itu, pihak kepolisian juga telah meminta keterangan saksi-saksi di lapangan. Salah satu yang telah dimintai keterangannya adalah pemancing ikan Buntet penebar maut, Putu Juli Adnyana. ”Statusnya (Putu Juli Adnyana) hanya sebatas saksi,” ungkap Widiasa Sangku, Jumat kemarin.
sumber : nusabali