DENPASAR - Pelantikan anggota DPRD Bali 2014-2019 hasil Pileg 2014 yang dijadwalkan berlangsung 28 Agustus 2014, dianggap boros anggaran. Fraksi PDIP DPRD Bali teriak minta dana pelantikan dipangkas saja, karena anggaran Rp 380 juta dinilai terlalu besar.
Anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Gianyar, Nyoman Parta, menyatakan anggaran Rp 380 juta yang direncanakan tersebut terlalu besar, padahal pelantikan nanti hanya serinmonial. Menurut Parta, pelantikan anggota Dewan hasil Pileg 2014 seharusnya digelar secara sederhana dengan efisiensi anggaran. “Karena itu, kami akan usulkan nanti supaya anggaran dikurangi saja. Dana sebesar Rp 380 juta itu terlalu besar untuk acara pelantikan anggota Dewan,” ujar Nyoman Parta yang juga Ketua Komisi IV DPRD Bali2009-2014, Minggu (29/6).
Parta menegaskan, efisiensi anggaran pelantikan anggota DPRD Bali 2014-2019 nanti bisa dihemat dan diarahkan ke hal lain untuk kegiatan masyarakat. “Nggak perlu mewah, gedung juga tidak menyewa. Makannya cukup nasi jinggo saja. Nanti anggarannya kan bisa dialihkan untuk kegiatan lain,” tegas politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar yang kembali lolos ke DPRD Bali hasil P{ileg 2014 dengan predikat peraih suara terbanyak kedua se-Bali (di bawah Nyoman Adi Wirtyatama, caleg PDIP Dapil Tabanan) ini. Sementara itu, Kabag Persidangan DPRD Bali, Made Ngurah Yuda Wijaya, mengatakan dana yang dianggarkan Rp 380 juta tersebut tidak seluruhnya untuk pelantikan anggota Dewan 2014-2019. Menurut Yuda Wijaya, dana sebesar itu displit menjadi dua. Pertama, acara pelantikan 55 anggota Dewan terpilih. Kedua, untuk pelantikan Pimpinan Dewan terpilih. “Dana yang ada sebenarnya Rp 380 juta dan itu untuk dua acara pelantikan,” tegas Yuda Wijaya saat dikonfirmasi secara terpisah di Denpasar, Minggu kemarin.
Yuda Wijaya menegaskan, begitu 55 anggota DPRD Bali 2014-2019 dilantik nanti, Sekretariat Dewan akan melakukan konsultasi ke pusat terkait dengan proses pelantikan Pimpinan Dewan. “Nah, ini sudah termasuk di dalamnya untuk konsultasi ke pusat. Tidak hanya pelantikan 55 anggota Dewan saja duit sebesar itu,” tandas Yuda Wijaya. Selain menyiapkan pelantikan anggota DPRD Bali 2014-2019, Sekretariat Dewan juga siapkan kegiatan perpisahan anggota DPRD Bali 2009-2014 yang purna tugas. Kegiatan perpisahan tersebut akan dilaksanakan saat piodalan di Pura Kantor DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar pada Saniscara Paing Merakih, Sabtu, 12 Juli 2014 mendatang. Kegiatan perpisahan anggota Dewan 2009-2014 nanti sekaligus akan diisi dengan kegiatan ritual sembahyang bersama.
Di sisi lain, Kabag Humas DPRD Bali, I Gusti Nyoman Alit Wikrama, menyatakan pihaknya sudah menyiapkan rencana pelantikan anggota Dewan 2014-2019. Undangan yang disebar untuk cara pelantikan, kata Alit Wikrama, tidak terlalu banyak. Jumlah undang terbatas hanya bagi mereka yang berkompeten.
“Jumlah undangannya tidak banyak, hanya sekitar untuk 600 orang. Yang kita undang adalah para kepala daerah se-Bali, anggota Dewan yang purnabakti (2009-2014), dan perwakilan Muspida,” tandas Alit Wikrama, Minggu kemarin. Dikonfirmasi terpisah, Ketua KPU Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandhi menyatakan, Surat Keputusan (SK) 55 anggota DPRD Bali terpilih hasil Pileg 2014 sedang diajukan, pasca tuntasnya persoalan sengketa Pileg. “Kami baru menerima salinan putusan atas seluruh tahapan persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pileg 2014. Setelah ini, kami mengajukan nama-nama anggota Dewan terpilih sesuai dengan ketentuan,” ujar Raka Sandhi. Berdasarkan hasil Pileg, 9 April 2014 lalu, PDIP kembali tampil sabagai jawara dengan mendominasi 24 kursi dari total 55 kursi DPRD Bali 2014-2019 yang diperebutkan. Ini sama persis seperti formasi DPRD Bali 2009-2014 lalu di mana PDIP mendominasi 24 kursi parlemen.
Sedangkan Golkar harus puas berada di peringkat kedua dengan perolehan 11 kursi DPRD Bali 2014-2010. Perolehan Golkar turun dibanding hasil Pileg 2009 lalu ketika mampu meraih 12 kursi DPRD Bali 2009-2014. Golkar kehilangan satu-satunya kursi milik mereka di Klungkung dan satu kursi lagi hilang di Gianyar. Beruntung, Golkar dapat tambahan satu kursi di Buleleng dari semula hanya satu kursi hasil Pileg 2009 menjadi dua kursi DPRD Bali hasil Pileg 2014. Seperti halnya Golkar, Demokrat juga mengalami penurunan jumlah kursi di DPRD Bali hasil Pileg 2014. Demokrat yang sebelumnya punya 10 kursi, kini tinggal memiliki 8 kursi DPRD Bali 2014-2019. Sebaliknya, Gerindra mencatat prestasi besar dengan mengantongi 7 kursi DPRD Bali hasil Pileg 2014. Padahal, semula Gerindra hanya punya 2 kursi di DPRD Bali 2009-2014. Gerindra pun berhak membentuk fraksi tersendiri dan sabet satu jabatan Wakil Ketua DPRD Bali---sama seperti Golkar dan Demokrat.
Selain keempat partai besar itu, ada empat parpol lagi yang kebagian kursi DPRD Bali hasil Pileg 2014. Mereka masing-masing Partai NasDem (dapat 2 kursi DPRD Bali 2014-2019), serta Hanura, PKPI, dan PAN yang masing-masing kebagian 1 kursi DPRD Bali 2014-2019. Perlu dicatat, dari 55 anggota DPRD Bali 2014-2019 yang terpilih melalui Pileg 2014, sebanyak 32 orang di antaranya adalah wajah lama (masih menjadi anggota Dewan 2009-2014). Politisi wajah lama yang tembus kursi DPRD Bali ini didominasi PDIP dengan 12 kursi, yakni Nyoman Parta (Dapil Gianyar), Ida Bagus Ketut Birawa (Dapil Jembrana), Wayan Disel Astawa (Dapil Badung), I Gede Suamba (Dapil Tabanan), Ketut Karyasa Adnyana (Dapil Buleleng), I Made Budastra (Dapil Gianyar), Gede Kusuma Putra (Dapil Buleleng), Ni Made Sumiati (Dapil Karangasem), I Ketut Mandia (Dapil Klungkung), I Ketut Tama Tenaya (Dapil Badung), I Gusti Putu Budiartha (Dapil Denpasar), dan Dewa Nyoman Rai Adi (Dapil Buleleng).
Sedangkan wajah lama dari Fraksi Golkar berjumlah 9 orang, masing-masing I Wayan Gunawan (Dapil Bangli), Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (Dapil Gianyar), I Ketut Suwandhi (Dapil Denpasar), Wayan Rawan Atmaja (Dapil Badung), IB Pada Kesuma (Dapil Badung), I Nyoman Wirya (Dapil Tabanan), IB Gede Udiyana (Dapil Denpasar), Nyoman Sugawa Korry (Dapil Buleleng), dan I Ketut Suania (Dapil Jembrana).
Sementara Fraksi Demokrat, dari 8 kadernya yang lolos ke kursi DPRD Bali hasil Pileg 2014, semuanya merupakan figur incumbent. Mereka masing-masing Tjokorda Gde Asmara Putra alias Cok Anom (Dapil Gianyar), I Gusti Bagus Alit Putra (Dapil Badung), I Wayan Adnyana (Dapil Tabanan), I Nengah Tamba (Dapil Jembrana), Ngakan Made Samudra (Dapil Klungkung), I Gusti Putu Widjera (Dapil Karangasem), Komang Nova Sewi Putra (Dapil Buleleng), dan Utami Dwi Suryadi Dapil Denpasar).
Selebihnya, 3 figur incumbent lagi yang tembus kursi DPRD Bali 2014-2019 berasal dari tiga parpol berbeda. Mereka masing-masing I Wayan Tagel Arjana (Gerindra/Dapil Gianyar), I Wayan Kari Subali (NasDem/Dapil Karangasem), dan I Kadek Nuartana (PKPI/Dapil Karangasem). Sedangkan dari 23 politisi pendatang baru di DPRD Bali hasil Pileg 2014, terbanyak berasal dari Dapil Buileleng yakni mencapai 7 orang: Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack (PDIP/peraih 18.059 suara), Kadek Setiawan (PDIP/15.351 suara), I Gusti Ketut Kresna Budi (Golkar/11.730 suara), Ketut Agus Mas Sewi Putra (Gerindra/8.951 suara), Ni Made Arini (Hanura/6.508 suara), Nyoman Tirtawan (NasDem/3.684 suara), dan Ketut Jengiskhan (PAN/6.234 suara). Wajah baru terbanyak berikutnya dari Denpasar sebanyak 4 orang, yakni masing-masing AA Kompyang Raka (PDIP/raih 19.829 suara), Wayan Kariartha (PDIP/13.868 suara), AA Adhi Ardhana (10.840 suara), dan Jro Komang Swastika (Gerindra/6.672 suara).
Dapil Tabanan juga meluncurkan 3 penguasa baru DPRD Bali 2014-2019. Termasuk di antaranya Nyoman Adi Wiryatama, mantan Bupati Tabanan dua kali periode yang hampir dipastikan akan menduduki posisi Ketua DPRD Bali, selaku pengurus struktural partai tertinggi yang lolos ke Dewan (kini Sekretaris DPD PDIP Bali). Adi Wiryatama lolos dengan predikat sebagai peraih suara terbanyak se-Bali untuk kursi DPRD Provinsi, yakni 51/574 suara. Dua (2) new comer lainnya dari Dapil Tabanan yang lolos DPRD Bali dalam Pileg 2014 adalah Ketut Purnaya (PDIP/raih 31.954 suara) dan Ketut Nugrahita Pendit (Gerindra/8.154 suara).
Sebaliknya, Dapil Karangasem juga meluncurkan 3 politisi penguasa baru DP{RD Bali 2014-2019. Yang heboh, dua di antara 3 new comer dari Dapil Karangasem ini adalah Srikandi, yakni Ni Putu Yuli Artini (Golkar) dan Ni Kadek Darmini (PDIP). Yuli Artini yang notabene putrid dari Bupati Karangasem wayan Geredeg bahkan meraih suara tertinggi di Bali Timur dengan perolehan 24.458 suara. Sedangkan Kadek Darmini rengkuh 17.63 suara. Satu figur penguasa DPRD Bali lainnya dari Dapil Karangasem hasil Pileg 2014 adalah Nyoman Suyasa (Gerindra/7.031 suara).
Sementara Dapil Badung hanya meluncurkan 1 penguasa baru DPRD Bali hasil Pileg 2014, yakni Bagus Suwirta Wirawan (Gerindra/raih 4.511 suara). Sedangkan Kadek Diana menjadi satu-satunya politisi penguasa baru DPRD Bali dari Dapil Gianyar. Kadek Diana lolos dengan raihan 21.180 suara. Dapil Bangli juga tidak ketinggalan meluncurkan dua politisi penguasa baru DPRD Bali 2014-2014. Mereka masing-masing Nyoman Budi Utama (politusi PDIP yang lolos dengan raihan 29.933 suara) dan Nyoman Adnyana (PDIP/18.012 suara). Sementara Dapil Jembrana dan Dapil Kulungkung sama-sama meluncurkan 1 politisi penguasa baru DPRD Bali hasil Pileg 2014. New comer yang lolos dari Dapil Jembrana adalah Wayan Rayun (PDIP/6.387 suara), sedangkan new comer yang lolos dari Dapil Klungkung adalah Nengah Wijana (Gerindra/8.306 suara).
sumber : NusaBali