I Nyoman Subanda |
Setidaknya, begitulah analisis pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Dr Nyoman Subanda, Selasa (13/5). Subanda menyebutkan, lolosnya 32 figur incumbent ke kursi DPRD Bali 2014-2019 membuktikan bansos masih ampuh. Sebab, dengan bansos yang dimilikinya, mereka bisa membuat program apa saja untuk jualan kampanye. “Figur incumbent yang 32 orang itu kan membawa bansos, duit APBD yang dibuatkan untuk program-program. Ya, ini salah satu parameter bansos masih ampuh,” ujar Subanda.
Fenomena bansos ampuh menjadikan caleg incumbent sebagai anggota Dewan ini juga dilihat dari raupan suara masing-masing. Menurut Subanda, darisemua hanya kantongi 14.000 suara di Pileg 2009, mereka mampu mendongkrak 22.000 suara di Pileg 2014. Dari suara 20.000 suara, bisa naik mencapai 41.000 suara. Secara politis, kata Subanda, bansos mjemang menguntungkan bagi masyarakat. Tapi, dalam pikiran masyarakat akan terpaku bahwa mereka bisa dengan mudah mendapatan suntikan dana jika memilih caleg incumbent. Padahal sejatinya, mengukur kinerja seorang anggota Dewan, banyak parameternya. “Misal, kiprahnya ketika menyelesaian persoalan masyarakat, pembuatan Ranperda, hingga signifikasi studi banding dengan program yang bisa diimplementasikan di masyarakat,” tandas Subanda. Ke depan, bisa diprediksi mereka yang akan maju lagi di tempat yang sama adalah mereka yang sudah duduk. Karena, investasi sosialnya sudah karatan. Bansos jadi pendulang suara. “Apalagi, ketika politisi incumbent ini pintar, ya jabatan berulang-ulang tidak akan terlewatkan. Ke depan, anggota Dewan juga akan berpikiran mengejar ambisi untuk duduk terus dengan bansos,” ulas akademisi asal Banjar, Buleleng ini.
Lain lagi pandangan Tjokorda Raka Kerthayasa Sukawati alias Cok Ibah, salah satu caleg incumbent dari Golkar Dapil Gianyar yangt lolos lagi ke DPRD Bali hasil Pileg 2014. Menurut Cok Ibah, dirinya tidak ada menyebar bansos, tapi dapat suara lumayan hingga 21.000 lebih. “Ada yang tidak dikasih bansos, di sana suaranya lumayan. Bahkan tidak menyebar apa pun, dapat juga suara,” tegas politisi Golkar asal Puri Agung Ubud, Gianyar ini.
Cok Ibah menyatakan, ada jua bansos yang disebar hasilnya tidak berimbang dengan raihan suara. “Buktinya, hanya dapat 1 suara di satu TPS. Ada juga yang tidak dikasih bansos, suaranya banyak. Tergantung kita di masyarakat saja, bagaimana komunikasi dan dedikasinya.”
Bansos yang tidak ngefek juga disampaikan Wayan Disel Astawa, caleg incumbent DPRD Bali dari PDIP Dapil Badung yang sukses tembus lagi ke Dewan. Dia mengatakan, bansos yang dimilikinya menjadi tidak berarti manakala dibombardir oleh serangan fajar 1 suara Rp 400.000. “Dibombardir serangan fajar, sehingga banyak basis suara yang hancur. Bansosnya tidak ngefek,” tegas peraih 32.000 suara yang rajin masimakrama selama 8 bulan ini.
Sekadar dicatat, dari 55 kursi DPRD Bali yang diperebutkan hasil Pileg 2014, hanya 23 kursi diraih caleg new comer. Selebihnya, 32 kursi dikuasai figur incumbent. Politisi wajah lama yang tembus kursi DPRD Bali ini didominasi PDIP dengan 12 kursi, yakni Nyoman Parta (Dapil Gianyar), Ida Bagus Ketut Birawa (Dapil Jembrana), Wayan Disel Astawa (Dapil Badung), I Gede Suamba (Dapil Tabanan), Ketut Karyasa Adnyana (Dapil Buleleng), I Made Budastra (Dapil Gianyar), Gede Kusuma Putra (Dapil Buleleng), Ni Made Sumiati (Dapil Karangasem), I Ketut Mandia (Dapil Klungkung), I Ketut Tama Tenaya (Dapil Badung), I Gusti Putu Budiartha (Dapil Denpasar), dan Dewa Nyoman Rai Adi (Dapil Buleleng).
Sedangkan wajah lama dari Fraksi Golkar berjumlah 9 orang, masing-masing I Wayan Gunawan (Dapil Bangli), Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (Dapil Gianyar), I Ketut Suwandhi (Dapil Denpasar), Wayan Rawan Atmaja (Dapil Badung), IB Pada Kesuma (Dapil Badung), I Nyoman Wirya (Dapil Tabanan), IB Gede Udiyana (Dapil Denpasar), Nyoman Sugawa Korry (Dapil Buleleng), dan I Ketut Suania (Dapil Jembrana).
Sementara Fraksi Demokrat, dari 8 kadernya yang lolos ke kursi DPRD Bali hasil Pileg 2014, semuanya merupakan figur incumbent. Mereka masing-masing Tjokorda Gde Asmara Putra alias Cok Anom (Dapil Gianyar), I Gusti Bagus Alit Putra (Dapil Badung), I Wayan Adnyana (Dapil Tabanan), I Nengah Tamba (Dapil Jembrana), Ngakan Made Samudra (Dapil Klungkung), I Gusti Putu Widjera (Dapil Karangasem), Komang Nova Sewi Putra (Dapil Buleleng), dan Utami Dwi Suryadi Dapil Denpasar).
Selebihnya, 3 figur incumbent lagi yang tembus kursi DPRD Bali 2014-2019. berasal dari tiga parpol berbeda. Mereka masing-masing I Wayan Tagel Arjana (Gerindra/Dapil Gianyar), I Wayan Kari Subali (NasDem/Dapil Karangasem), dan I Kadek Nuartana (PKPI/Dapil Karangasem).
sumber : NusaBali