TABANAN - Mobil Pick Up nopol DK 9780 AE yang mengangkut rombongan upacara Meajar-ajar asal Banjar Juuk Legi, Desa Pakraman Batunya, Kecamatan Kediri, Tabanan mengalami kecelakaan, Selasa (1/10) siang. Akibat musibah nabrak gundukan tanah di Jalur Utama Denpasar-Singaraja kawasan Banjar Taman Tanda, Desa Batunya ini, 2 pamedek (umat yang tangkil ke pura) tewas di tempat karena terlindas mobil, sementara 12 korban lainnya terluka.
Musibah rombongan upacara Meajar-ajar asal Banjar Juuk Legi, Desa Pakraman Batunya ini terjadi kemarin siang sekitar pukul 14.00 Wita. Saat itu, mobil Pick Up DK 9780 AE yang dikemudikan sopir I Wayan Sutirka, 50, dan ditumpangi 13 orang ini dalam perjalanan pulang dari ritual Meajar-ajar di Pura Ulun Danu Beratan, Desa Pakraman Candi Kuning, Kecamatan Baturiti. Mobil rombongan upacara Meajar-ajar ini melaju dari arah utara menuju selatan (arah Denpasar). Setibanya di lokasi TKP di jalan menurun kawasan Banjar Taman Tanda, Desa Batunya dekat Rumah Makan Saras, mobil Pick Up naas ini berusaha mendahului mobil Carry di depannya yang juga mengangkut rombongan Meajar-ajar asal Banjar Juuk Legi, Desa Pakraman Batunya, dengan mengambil haluan ke kanan dalam kecepatan tinggi. Sialnya, mobil Pick Up yang dikemudikan Wayan Sutirka ini oleng ke kanan, lalu menabrak gundukan tanah di sebelah barat jalan hingga terbalik. Mobil Pick Up naas ini terguling dalam posisi kebala kembali menghadap ke utara (arah semula Pura Ulun Danu Beratan).
Akibat kejadian ini, seluruh 13 penumpang di bak belakang tumpah ke aspal. Celakanya lagi, ada 2 penumpang yang tertindih mibil Pick Up terguling ini, hingga langsung tewas di lokasi, yakni Ni Wayan Sadri, 51, dan Ni Kadek Mungni, 27. Habis menumpahkan seluruh penumpang di bak belakang dan melindas 2 orang, mobil naas ini bergerak mundur, hingga menabrak Pick Up DK 9626 UK yang bergerak dari arah selatan (Denpasar), yang dikemudikan I Putu Yasa, 45 (asal Banjar Bukit Catu, Desa Candi Kuning, Baturiti. Beruntung, sopir Putu Yasa, yang mengangkut sayur mayor ini dalam keadaan selamat. Sopir Pick Up naas, Wayan Sutirka, juga selamat dari maut tanpa luka sedikit pun. Sedangkan salah satu penumpang yang duduk di depan (sebelah sopir), mengalami luka-luka. Selain 2 korban tewas, ada 12 korban luka dalam musibah mobil rombongan upacara Meajar-ajar ini. Seluruh korban tewas dan terluka kemarin siang langsung dilarikan dilarikan ke IRD RSUD Tabanan.
Sedangkan sopir Wayan Sutirka diamankan polisi ke Mapolsek Baturiti untuk dimintai keterangannya. Data yang diperoleh, dari 12 korban terluka, 3 orang di antaranya masih anak-anak, yakni I Wayan Agus Aditya Saputra, 3, Amel, 6, dan Sri Kusuma Dewi, 6. Bocah Wayan Agus Aditya Saputra merupakan anak dari korban tewas Ni Kadek Mungni. Bocah lelaki berusia 3 tahun ini dilarikan ke RSUD Tabanan dalam kondisi muntah-muntah dan kepala bengkak. Sedangkan bocah Sri Kusuma Dewi luka parah hinggga mengalami pendarahan di bagian otak. Sebaliknya, bocah Amel hanya menderita luka lecet. Sementara 9 korban luka lainnya, masing-masing Mas Wismaya, 15, Agus Tirta, 15, I Wayan Tenong, 50, Ni Ketut Sucarmi, 35, I Ketut Jelih, 45, Dogol, 50, Ayu Sintia Dewi, Yan Mor, dan I Ketut Berih, 40. Korban Agus Tirta dan Mas Wismaya, keduanya masih remaja, mengalami luka cukup berat hingga menderita patah kaki.
Ritual Meajar-ajar yang berujung kecelakaan maut ini dilaksanakan serangkaian upacara Ngaben Massal di Banjar Juuk Legi, Desa Pakraman Batunya pada Redite Umanis Warigadean, Minggu (29/9) lalu. Ngaben Massal kala itu diikuti 50 sawa dan 32 sawa nglungah. Saat itu juga digelar tambahan upaara Manusa Yadnya berupa Matatah Massal yang diikuti 56 orang. Kasat Lantas Polres Tabanan, AKP Ni Putu Utariani, menyatakan lakalantas maut mobil rombongan upacara Meajar-ajar ini terjadi karena kelalaian sopir yang menyalip mobil di depannya. “Sopirnya (Wayan Sutirka) sudah kita amankan untuk dimintai keterangannya,” tandas Putu Utariani, Selasa kemarin. Sedangkan Kapolres Tabanan, AKBP Dekananto Eko Purwono, menyatakan pihaknya akan melakukan proses hukum terhadap sopir Wayan Sutirka. “Sopir tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Selain lalai dalam mengemudi, sopir tersebut juga melanggar aturan karena menaikkan penumpang di bak terbuka,” jelas Kapolres Dekananto saat dikonfirmasi secara terpisah di Tabanan, tadi malam. Sementara itu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti kemarin sore sempat menjenguk para pamedek korban lakalantas yang dirawat di IRD RSUD Tabanan. Didampingi Dirut RSUD Tabanan, dr Nyoman Susila, Bupati Eka Wiryastuti mendoakan agar korban yang dirawat di rumah sakit cepat sembuh, sedangkan korban tewas agar mendapat tempat yang layak di sisi-Nya. Kepada keluarga yang ditinggalkan tewas, diharapkan tabah menghadapi musibah tersebut. “Tadi (kemarin) saya dikabari Pak Dirut Rumah Sakit (dr Nyoman Susila) soal musibah ini. Saya kaget, sehingga langsung ke sini,” ujar Bupati Eka Wiryastuti, yang kemarin menjenguk para korban ke RSUD didampingi Kabag Humas dan Protokol Pemkab Tabanan, Putu Dian Setiawan. Kepada pihak RSUD Tabanan, Bupati Eka Wiryastuti perintahkan untuk maksimal menangani korban musibah ini. “Ada dua korban yang harus mendapat penanganan serius. Ada anak-anak yang mengalami pendarahan di otak dan leher.
Pemkab Tabanan akan membiayai korban,” janji Bupati Eka Wiryastuti seraya mengaku sedih, karena dia sebelumnya sempat melihat langsung penyelenggaraan Ngaben Massal di Banjar Juuk Legi, Desa Pakraman Batunya. Sekadar dicatat, ini untuk kedua kalinya dalam kurun sepekan terakhir terjadi musibah mobil rombongan pamadek di wilayah Tabanan. Sebelumnya, Jumat (27/89) pagi, sebuah mobil Pick Up DK 9732 GD yang mengangkut rombongan pamedek yang hendak nunas tirta ke Pura Tri Kahyangan Desa Pakraman Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan juga terjungkal ke sungai akibat tidak kuat nanjak. Akibatnya, seluruh 13 orang dalam mobil termasuk sang sopir yang semuanya asal Desa Gadungan terluka.
Musibah kala itu terjadi di jalur tanjakan menuju Setra Desa Pakraman Gadungan, Jumat pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Laju mobil Pick Up DK 9732 GD yang dikemudikan I Nyoman Anom Wintara, sopir asal Banjar Gadungan Desa, Desa Gadungan, mendagak terhenti di tengah jalan karena tak kuat nanjak, kemudian langsung ngatret. Sialnya, saat berupaya menghindari kendaraan lain di belakangnya ketika berjalan mundur, Pick Up ini justru terjerambab ke sungai sedalam 5 meter di sebelah kanan jalan. Walhasil, seluruh 12 penumpang yang semuanya berpakaian adat mengalami luka-luka. Sopir Anom Wintara juga terluka, demikian pula istrinya, Ni Ketut Sriasih, yang duduk di kursi depan kiri. Dari 13 korban luka ini, 3 orang di antaranya harus menjalani rawat inap di RSUD Tabanan, karena lukanya cukup parah dan rata-rata mengalami patah tulang.
sumber : NusaBali