Sabtu, 11 Agustus 2012, 07:09
SINGARAJA - Warga dua kelurahan bertetangga di kota Singaraja, Kecamatan Buleleng, yakni Kelurahan Banyuning dan Kelurahan Astina, bersitegang hingga nyaris bentrok fisik, Jumat (10/8) sore. Puluhan warga dari Lingkungan Tengah, Kelurahan Banyuning nglurug ke wilayah Lingkungan Peguyangan, Kelurahan Astina dengan membawa berbagai senjata. Dugaan sementara, insiden ini dipicu aksi pengancaman yang dilakukan dua warga Peguyangan beberapa menit sebelumnya.
Ketegangan mulai meledak di Lingkungan Tengah, Kelurahan Banyuning, Jumat sore sekitar pukul 17.00 Wita. Tiba-tiba, puluhan warga yang didominasi anak muda dari Lingkungan Tengah bergerak jalan kaki ke arah barat menuju Peguyangan, Kelurahan Astina, dengan bersenjatakan balok kayu, batangan besi, dan tombak. Sebelum bergerak membawa senjata ke Lingkungan Peguyangan, puluhan warga ini awalnya berkumpul di Gang Sanjaya wilayah Lingkungan Tengah, Kelurahan Banyuning.
Informasi yang dihimpun di lapangan, amarah warga Lingkungan Tengah (Kelurahan Banyuning) ini diduga dipicu oleh ulah dua warga Peguyangan (Kelurahan Astina), beberapa menit sebelumnya. Dua warga Peguyangan itu, masing-masing berinisial KP dan J, mendatangi rumah Dedi Besi di Lingkungan Tengah,
Jumat sore sekitar pukul 16.00 Wita. Sayangnya, yang dicari tidak berada di rumahnya kala itu.
Jumat sore sekitar pukul 16.00 Wita. Sayangnya, yang dicari tidak berada di rumahnya kala itu.
Karena tidak berhasil menemukan Dedi Besi, dua orang dari Peguyangan yang kabarnya bersenjatakan tombak ini melakukan pengancaman terhadap Ni Ketut Juliartami, yang notabene ipar dari Dedi Besi. Ketut Juliartami bahkan sempat hendak disekap, karena tidak mampu menunjukkan keberadaan Dedi Besi. Habis mengancam Ketut Juliartami, kedua warga Peguyangan itu langsung pergi. Namun, Ketut Juliartami kemudian memberitahukan pengancaman itu kepada Dedi Besi. Pada akhirnya, warga di Lingkungan Tengah mengetahui aksi pengancaman oleh dua warga Peguyangan tersulut.
Merasa tersinggung, mereka pun marah. Sore sekitar pukul 17.00 Wita, puluhan warga Lingkungan Tengah yang berang berkumpul di Gang Sanjaya, sebelum kemudian bergerak ke Peguyangan sambil membawa senjata. Tujuannya, untuk mencari dua warga Peguyangan berinisial KP dan J yang sebelumnya diduga melakukan pengancaman.
Begitulah, massa bersenjata dari Lingkungan Tengah langsung bergerak ke arah barat menuju Peguyangan yang berjarak sekitar 5 kilometer. Ternyata, polisi sudah mencium gejala ketegangan ini sejak awal, sehingga terjun ke lokasi sebelum massa dari Lingkungan Tengah bergerak lebih jauh.
Aparat kepolisian tiada henti meminta warga agar jangan tersulut emosi. Mulanya, massa dari Lingkungan Tengah mengikuti imbauan polisi. Namun, entah kenapa, amarah mereka kembali memuncak, hingga akhirnya bergerak ramai-ramai menuju Lingkungan Peguyangan yang berjarak sekitar 5 km ke arah barat. Mereka bergerak jalan kaki sambil membawa berbagai senjata. Saat memasuki Jembatan Gempol, pasukan Dalmas Polres Buleleng coba menghadang massa bersenjata ini. Namun sayangnya, pasukan Dalmas tidak mampu menghadang massa yang memendam amarah. Massa terus merangsek dan berhasil menerobos barikade pasukan Dalmas, kemudian terus bergerak menuju wilayah Peguyangan.
Beruntukng, bentrok fiskik bisa dihindarkan. Selain karena warga Peguyangan tidak bergerak, pasukan Dalmas Polres Buleleng yang dilapis pasukan TNI dari Kodim 169 Buleleng sudah lebih dulu menghadang mereka di sisi timur Peguyangan. Di titik ini, mobil water canon dari Polres Buleleng juga tampak siaga. Bahkan, Dandim 1609 Buleleng Letkol Inf Nugroho Dwi Hermawan juga terjun ke lokasi untuk mencegah terjadinya aksi anarkis.
Sejumlah tokoh masyarakat baik dari Lingkungan Tengah (Kelurahan Banyuning) maupun Lingkungan Peguyangan (Kelurahan Astina) juga turun ke lokasi untuk menenangkan puluhan warga bersenjata yang marah ini. Massa bersenjata dari Lingkungan Tengah terkonsentrasi di Pertigaan Banjar Petak (Kelurahan Astina-Jalan Gajah Mada Singaraja.
Amarah massa bersenjata ini akhirnya mereda, setelah pihak kepolisian berhasil meyakinkan mereka bahwa dua warga Peguyangan yang sempat mengancam seorang warga Lingkungan Tengah sudah ditahan polisi di Mapolres Buleleng. Mereka kemudian balik kandang ke arah timur menuju Lingkungan Tengah, Kelurahan Banyuning.
Namun, hingga tadi malam sekitar pukul 19.30 Wita, situasinya masih mencekam. Pantauan, semalam pasukan kepolisian yang dilapis aparat TNI berjaga di beberapa lokasi. Titik konsentrasi pengamanan petugas dilakukan di Petigaan Banjar Petak, yang merupakan akses keluar masuk menuju wilayah Kelurahan Banyuning dan Kelurahan Astina. Pasukan siaga di lapangan, untuk mengantisipasi segala kemungkinan.
Sementara itu, Kabag Ops Polres Buleleng Kompol Ida Bagus Wedanajati menyatakan, insiden yang ditandai gerakan massa bersenjata dari Lingkungan Tengah kemarin, hanyalah akibat kesalahpahaman antaroknum semata. Ini tidak ada menyangkut konflik dua kelurahan bertetangga. Wedanajati membenarkan pihaknya telah menerima laporan soal adanya pengancaman di Lingkungan Tengah, yang menjadi sumber masalah tersebut.
“Kami telah menerima laporan dengan sangkaan perbuatan pengancaman. Kami pun menindaklanjuti laporan warga itu. Bahkan, kami telah mengamankan dua warga (Peguyangan) yang jadi terlapor, masing-masing berinisial KP dan J,” terang Wedanajati saat ditemui di lokasi ketegangan, Pertigaan Banjar Petak, Jumat petang.
Menurut Wedanajati, selain mengamankan KP dan J, polisi juga telah menyita barang bukti berupa tombak yang sebelumnya digunakan kedua warga Peguyangan ini untuk mengancam Ketut Juliartami di Lingkungan Tengah, Banyuning. Disinggung soal adanya dugaan penyekapan yang dilakukan KP dan J saat mengancam Juliartami, Wedanajati enggan berkomentar.
“Kami belum sampai ke situ. Kami masih melakukan pendalaman kasus ini, termasuk soal apakah insiden terebut dipicu oleh dendam lama atau tidak,” tegas perwira asal Banjar, Buleleng, ini.
sumber : NusaBali