Jumat, 28 Oktober 2011 09:09
DENPASAR - Nyoman Minta, tukang kebun yang menerobos penjagaan Paspamres saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri ASEAN Fair di Nusa Dua, Bali, mengaku trauma. Meski tidak ditahan, namun proses interogasi selama beberapa jam yang dijalani membuat Nyoman Minta trauma.
Itu sebabnya dia mengurung diri di kamar rumahnya dan tak mau menemui siapapun usai peristiwa itu terjadi. "Saya trauma. Setelah kejadian itu, saya ada di rumah, di dalam kamar," kata Nyoman Minta, Kamis (27/10).
Saat ini Nyoman Minta mengaku dalam kondisi yang lebih tenang. Meski trauma itu belum pulih benar, namun ia sudah berani keluar rumah.
"Saya sekarang sudah agak lebih tenang. Kemarin, usai kejadian itu, saya benar-benar ingin menenangkan diri," katanya didampingi istri, keluarga besar dan Lurah Benoa, I Wayan Solo.
Kendati sudah merasa tenang, Nyoman Minta mengaku belum bisa kembali bekerja. Sebab,sambungnya, berdasar kepercayaan Hindu, ia harus menggelar upacara penyucian diri terlebih dahulu yang disebut upacara Ngulapin. "Tujuannya untuk menyucikan dan pembersihan diri. Agar saya kembali tenang dalam bekerja,"
kata seraya berjanji akan kembali bekerja Senin depan.
kata seraya berjanji akan kembali bekerja Senin depan.
Nyoman Minta membuat Paspampres kalang kabut setelah dengan sepeda ontelnya dengan mudah mendekati podium tempat Presiden berada saat membuka ASEAN Fair, Senin 24 Oktober 2011, di Nusa Dua, Bali. Oleh Paspampres, Nyoman Minta langsung digiring menjauh dan
selanjutnya menjalani pemeriksaan di kepolisian.
Komandan Pasukan Pengaman Presiden Mayor Jenderal Agus Sutomo telah mengakui adanya kelengahan petugas jaga dalam insiden itu. Menurut Agus, ketika itu semua malah ikut menyaksikan aerobatik.
"Jadi anggota saat itu bilang lengah karena mereka ikut menyaksikan, sehingga tidak melihat sekitarnya," ucap Agus.
sumber : MICOM