Rabu 18 Mei 2011, 08:29
SINGARAJA - Batal ambil formulir bakal calon (Balon) Bupati di PDIP untuk maju ke Pilkada Buleleng 2012, putra sulung Bupati Buleleng Putu Bagiada yakni Gede Ariadi banting haluan merapat ke Golkar. Bahkan, Sang Putra Mahkota siap maju berpaket dengan Ketua DPD II Golkar Buleleng, Nyoman Sugawa Korry. Siapa yang ratingnya lebih tinggi dalam survei nanti, dialah yang berhak jadi Cabup.
Deal politik untuk maju berpaket dengan Sugawa Korry ke Pilkada Buleleng itu kabarnya disepakati seusai Sang Putra Mahkota bersama ayahnya, Bupati Bagiada, hadir dalam turnamen Futsal ‘Singa Ambara Raja Cup II’ yang digelar DPD II Golkar Buleleng di Lapangan Futsal Ahmad Yani Singaraja, Minggu (15/5). Dalam kegiatan futsal yang digelar Golkar itu, Bupati Bagiada datang untuk membuka turnamen secara
resmi. Sedangkan Putra Mahkota hadir mengenakan baju kuning kebesaran Golkar selaku tamu undangan VIP. Menurut sumber di lingkungan Golkar di Singaraja, Selasa (17/5), sebelum hadir di turnamen futsal itu, Putra Mahkota bersama ayahnya sempat bertemu sejumlah pengurus Golkar di rumah jabatan Bupati Buleleng.
Pembicaraan politik kemudian berlanjut seusai menghadiri pembukan turnamen futsal, di mana Putra Mahkota bersama Bagiada mengadakan pembicaraan politik dengan Sugawa Korry selaku Ketua DPD II Golkar Buleleng di sebuah tempat makan kawasan wisata Lovina, Seririt.
Bahkan, menurut sumber tadi, Gede Ariadi bersama Sugawa Korry telah meminta restu kepada DPP Golkar. “Ya, kalau tidak salah, Jumat (13/5) lalu, keduanya sudah ke Jakarta buat minta restu DPP Golkar,” jelas elite Golkar yang wanti-wanti namanya dirahasiakan ini.
Dalam deal politik yang disepakati Putra Mahkota dan Sugawa Korry, ada dua alternatif final, mengacu pada hasil survei kandidat di internal Golkar nanti. Pertama, jika rating Gede Ariadi lebih baik dari Sugawa Korry dalam survei nanti, maka Putra Mahkota akan langsung menjadi Calon Bupati (Cabup) Buleleng yang diusung Golkar di Pilkada 2012. Dalam hal ini, Sugawa Korry harus rela jadi pendampingnya di posisi Calon Wakil Bupati (Cawabup).
Alternatif kedua, berlaku hal sebaliknya. Jika dalam survei teranyata rating Sugawa Korry yang lebih tinggi, maka anggota Fraksi Golkar DPRD Bali ini yang akan menjadi Cabup Buleleng dari partainya. Dalam hal ini, Putra Mahkota harus rela jadi pendampingnya di posisi Cawabup. “Dealnya seperti itu, tergantung bagaimana hasil survei kandidat di internal Golkar nanti,” katanya.
Sayangnya, Gede Ariadi belum bisa dikonfirmasi soal isu deal politik dengan Golkar ini. Melalui pesan singkat (SMS)-nya, Selasa kemarin, Putra Mahkota mengaku belum bisa bicara karena sedang mengikuti persembahyangan. Sedangkan Sugawa Korry yang dikonfirmasi terpisah, secara diplomatis menyatakan sulit menepis kehadiran Putra Mahkota dengan pakaian Golkar dari nuasa politik saat acara turnamen futsal. Tapi, dia membantah ada deal politik dengan Putra Mahkota. “Ah, kalau deal politik belum ada. Tapi, saya sulit membatah ada nuansa politik dalam pembukaan turnamen futsal itu,” terang Sugawa Korry yang mantan Cabup Buleleng dari Golkar di Pilkada 2007.
Ditegaskan Sugawa Korry, dia ingin mengejewatahkan ‘Suara Golkar, Suara Rakyat’ dalam Pilkada Buleleng 2012. Dalah hal ini, calon yang diusung Golkar ke Pilkada 2012 adalah figur yang memang diterima masyarakat dan memiliki kemampuan. “Nah, siapa calon itu? Tentu hasil survei yang menentukan. Golkar punya mekanisme, termasuk menerima masukan dari struktur partai dan para tokoh masyarakat. Kalaupun nanti bukan saya (terpilih jadi Cabup Buleleng yang diusung Golkar), saya legowo,” jelas dedengkot koperasi ini.
Gede Ariadi sendiri sejak awal diisukan merapat ke Golkar untuk maju ke Pilkada Buleleng 2012. Namun, Putra Mahkota tiba-tiba mengutarakan niatnya menggunakan mesin politik PDIP untuk maju Pilkada. Dia dikabarkan sudah akan ambil formulir Balon Bupati di Sekretariat DPC PDIP Buleleng, dua pekan lalu. Pihak panitia penjaringan dan penyaringan Balon di PDIP pun sudah menyiapkan diri untuk menyambut Putra Mahkota.
Ternyata, Putra Ariadi batal mengambil formulir karena pada hari yang sudah ditentukan, dia justru disalip oleh Made Arga Pynatih, politisi PDIP yang juga Wakil Bupati Buleleng. Konon, dengan alasan enggan bertemu Arga Pynatih, Gede Ariadi tunda ambil formulir Balon di PDIP. Hingga Selasa kemarin, Putra Mahkota belum juga ambil formulir ke PDIP. Padahal, jadwal pengambilan formulir Balon sudah akan ditutup PDIP, Rabu (18/5) ini. Hal itu memperkuat keyakinan bahwa Putra Mahkota mantap ingin maju ke Pilkada Buleleng 2012 dengan tunggangan politik Golkar.
Sementara itu, serangan terhadap Ketua DPC PDIP sekaligus Ketua DPRD Buleleng, Dewa Nyoman Sukrawan, terus mengalir. Setelah coba dijegal dengan SK 114 DPP PDIP yang melarang Ketua Dewan dari Partai Banteng Gemuk maju ke Pilkada, Dewa Sukrawan kembali diserang lawan politiknya lewat jurus dituding menggelar persembahyangan politik dengan melibatkan aparat desa dan prajuru adat.
Informasi, Dewa Sukrawan telah menyusun jadwal persembayangan matur piuning ke sejumlah Pura Kahayangan Tiga di seluruh Desa Pakraman se-Kabupaten Buleleng. Karena jumlah desa pakraman mencapai 165 desa, maka Dewa Sukrawan menyiapkan jadwal persembayangan mulai Rabu ini. Dalam persembahyangan itu, Dewa Sukrawan disebutkan telah meminta perangkat desa dinas dan desa adat ikut serta mendampinginya.
Isu sembhyangngan politik inilah yang dipakai menyerang balik Dewa Sukrawan. Menurut sumber di lingkaran elite PDIP Buleleng, kegiatan spiritual Dewa Sukrawan itu sarat nuasa politiknya. “Itu sembahyang politik namanya. Kenapa harus melibatkan perbekel dan kelian desa adat segala?” ujarnya kepada NusaBali. Dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin, Dewa Sukrawan menampik kegiatan persembahyangan bernuasa politik itu. “Saya kan harus menghormati yang memiliki pura. Saya matur nuun dengan mereka. Saya kan tidak bisa sembahyang begitu saja, apalagi pura itu bukan milik saya. Jelas dong saya meminta izin kepada mereka yang memiliki pura untuk mengantar saya,” dalih Ketua DPRD Buleleng yang mengincar posisi Cabup di PDIP ini.
Menurut Dewa Sukrawan, apa yang dilakukannya itu wajar, apalagi persembahyangan ini bertujuan baik untuk kemenangan PDIP. Di samping itu, dia juga ingin membuktikan bahwa dirinya serius nyalon dalam Pilkada Buleleng 2012. “Saya ingin membuktikan kepada masyarakat, baik secara sekala maupun niskala, bahwa saya serius nyalon. Ini bertujuan baik untuk kememangan PDIP,” tegas politisi PDIP asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng ini.
Disinggung masalah surat penegasan dari DPP PDIP soal SK 411 yang melarang Ketua Dewan maju ke Pilkada, menurut Dewa Sukrawan, hal itu adalah masalah internal partai di mana PDIP ingin menang dengan mengusung calon yang dianggap layak. “Ya DPP PDIP nanti yang memberikan penugasan,” ujarnya. Jika SK 411 DPP PDIP diberlakukan, akan ada dua kandidat yang tak boleh maju ke Pilkada di Bali tahun 2012 ini. Selain Dewa Sukrawan, juga Ketua DPRD Gianyar Made Agus Mahayastra. Namun, Agus Mahayastra mengaku tetap akan maju ke Pilkada Gianyar, November 2012. Perkara tidak dapat rekomendasi DPP PDIP, itu soal nanti.
Di sisi lain, dua dokter bertarung perebutkan tiket Cawabup Buleleng di PDIP, yakni dr Ketut Putra Sedana dan dr Nyoman Sutjidra. Keduanya sama-sama telah mengambil formulir Balon Wakil Bupati di Sekretariat DPC PDIP Buleleng. Bedanya, dr Sutjidra merupakan tokoh non-kader, sementara dr Putra Sedana adalah kader PDIP yang kini menjabat Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Buleleng. Saat ambil formulir di Sekretariat DPC PDIP, Jalan Raya Pantai Penimbangan Singaraja, Selasa kemarin, dr Putra Sedana langsung show of force dengan diiringi puluhan pendukungnya berpakain adat lengkap. Bahkan, barisan pendukungnya kemarin menabuh baleganjur. “Ini murni masyarakat yang mendorong saya harus maju. Saya ambil formulir sebagai wakil bupati,” terang dr Putra Sedana. Kader militan PDIP lainnya, Dewa Made Mahayadnya, juga ikut meramaikan bursa Balon Wakil Bupati di internal partainya. “Intinya, saya ingin mengabdi saja, saya serahkan pada mekanisme partai dan masyarakat yang menilai,” terang Dewa Jack, panggilan akrab Dewa Mahayadnya yang kini Ketua Komisi C DPRD Buleleng.
Dengan tampilnya Dewa Jack dan dr Putra Sedana, maka sejumlah kader PDIP ikut berburu tiket Cawabup Buleleng di partainya. Kader lain yang juga ikut berebut tiket Cawabup di PDIP adalah Ni Made Turkini (anggota DPRD Buleleng) dan Putu Mangku Budiasa (anggota DPRD Buleleng). Mereka akan bersaing dengan tokoh dari luar PDIP, seperti Putu Pasek Sandoz (putra Gubernur Bali Made Mangku Pastika), Dewa Putu Selawa (kader Gerindra), dan Made Saputra (kader PNI Marhaenisme).
SINGARAJA - Batal ambil formulir bakal calon (Balon) Bupati di PDIP untuk maju ke Pilkada Buleleng 2012, putra sulung Bupati Buleleng Putu Bagiada yakni Gede Ariadi banting haluan merapat ke Golkar. Bahkan, Sang Putra Mahkota siap maju berpaket dengan Ketua DPD II Golkar Buleleng, Nyoman Sugawa Korry. Siapa yang ratingnya lebih tinggi dalam survei nanti, dialah yang berhak jadi Cabup.
Deal politik untuk maju berpaket dengan Sugawa Korry ke Pilkada Buleleng itu kabarnya disepakati seusai Sang Putra Mahkota bersama ayahnya, Bupati Bagiada, hadir dalam turnamen Futsal ‘Singa Ambara Raja Cup II’ yang digelar DPD II Golkar Buleleng di Lapangan Futsal Ahmad Yani Singaraja, Minggu (15/5). Dalam kegiatan futsal yang digelar Golkar itu, Bupati Bagiada datang untuk membuka turnamen secara
resmi. Sedangkan Putra Mahkota hadir mengenakan baju kuning kebesaran Golkar selaku tamu undangan VIP. Menurut sumber di lingkungan Golkar di Singaraja, Selasa (17/5), sebelum hadir di turnamen futsal itu, Putra Mahkota bersama ayahnya sempat bertemu sejumlah pengurus Golkar di rumah jabatan Bupati Buleleng.
Pembicaraan politik kemudian berlanjut seusai menghadiri pembukan turnamen futsal, di mana Putra Mahkota bersama Bagiada mengadakan pembicaraan politik dengan Sugawa Korry selaku Ketua DPD II Golkar Buleleng di sebuah tempat makan kawasan wisata Lovina, Seririt.
Bahkan, menurut sumber tadi, Gede Ariadi bersama Sugawa Korry telah meminta restu kepada DPP Golkar. “Ya, kalau tidak salah, Jumat (13/5) lalu, keduanya sudah ke Jakarta buat minta restu DPP Golkar,” jelas elite Golkar yang wanti-wanti namanya dirahasiakan ini.
Dalam deal politik yang disepakati Putra Mahkota dan Sugawa Korry, ada dua alternatif final, mengacu pada hasil survei kandidat di internal Golkar nanti. Pertama, jika rating Gede Ariadi lebih baik dari Sugawa Korry dalam survei nanti, maka Putra Mahkota akan langsung menjadi Calon Bupati (Cabup) Buleleng yang diusung Golkar di Pilkada 2012. Dalam hal ini, Sugawa Korry harus rela jadi pendampingnya di posisi Calon Wakil Bupati (Cawabup).
Alternatif kedua, berlaku hal sebaliknya. Jika dalam survei teranyata rating Sugawa Korry yang lebih tinggi, maka anggota Fraksi Golkar DPRD Bali ini yang akan menjadi Cabup Buleleng dari partainya. Dalam hal ini, Putra Mahkota harus rela jadi pendampingnya di posisi Cawabup. “Dealnya seperti itu, tergantung bagaimana hasil survei kandidat di internal Golkar nanti,” katanya.
Sayangnya, Gede Ariadi belum bisa dikonfirmasi soal isu deal politik dengan Golkar ini. Melalui pesan singkat (SMS)-nya, Selasa kemarin, Putra Mahkota mengaku belum bisa bicara karena sedang mengikuti persembahyangan. Sedangkan Sugawa Korry yang dikonfirmasi terpisah, secara diplomatis menyatakan sulit menepis kehadiran Putra Mahkota dengan pakaian Golkar dari nuasa politik saat acara turnamen futsal. Tapi, dia membantah ada deal politik dengan Putra Mahkota. “Ah, kalau deal politik belum ada. Tapi, saya sulit membatah ada nuansa politik dalam pembukaan turnamen futsal itu,” terang Sugawa Korry yang mantan Cabup Buleleng dari Golkar di Pilkada 2007.
Ditegaskan Sugawa Korry, dia ingin mengejewatahkan ‘Suara Golkar, Suara Rakyat’ dalam Pilkada Buleleng 2012. Dalah hal ini, calon yang diusung Golkar ke Pilkada 2012 adalah figur yang memang diterima masyarakat dan memiliki kemampuan. “Nah, siapa calon itu? Tentu hasil survei yang menentukan. Golkar punya mekanisme, termasuk menerima masukan dari struktur partai dan para tokoh masyarakat. Kalaupun nanti bukan saya (terpilih jadi Cabup Buleleng yang diusung Golkar), saya legowo,” jelas dedengkot koperasi ini.
Gede Ariadi sendiri sejak awal diisukan merapat ke Golkar untuk maju ke Pilkada Buleleng 2012. Namun, Putra Mahkota tiba-tiba mengutarakan niatnya menggunakan mesin politik PDIP untuk maju Pilkada. Dia dikabarkan sudah akan ambil formulir Balon Bupati di Sekretariat DPC PDIP Buleleng, dua pekan lalu. Pihak panitia penjaringan dan penyaringan Balon di PDIP pun sudah menyiapkan diri untuk menyambut Putra Mahkota.
Ternyata, Putra Ariadi batal mengambil formulir karena pada hari yang sudah ditentukan, dia justru disalip oleh Made Arga Pynatih, politisi PDIP yang juga Wakil Bupati Buleleng. Konon, dengan alasan enggan bertemu Arga Pynatih, Gede Ariadi tunda ambil formulir Balon di PDIP. Hingga Selasa kemarin, Putra Mahkota belum juga ambil formulir ke PDIP. Padahal, jadwal pengambilan formulir Balon sudah akan ditutup PDIP, Rabu (18/5) ini. Hal itu memperkuat keyakinan bahwa Putra Mahkota mantap ingin maju ke Pilkada Buleleng 2012 dengan tunggangan politik Golkar.
Sementara itu, serangan terhadap Ketua DPC PDIP sekaligus Ketua DPRD Buleleng, Dewa Nyoman Sukrawan, terus mengalir. Setelah coba dijegal dengan SK 114 DPP PDIP yang melarang Ketua Dewan dari Partai Banteng Gemuk maju ke Pilkada, Dewa Sukrawan kembali diserang lawan politiknya lewat jurus dituding menggelar persembahyangan politik dengan melibatkan aparat desa dan prajuru adat.
Informasi, Dewa Sukrawan telah menyusun jadwal persembayangan matur piuning ke sejumlah Pura Kahayangan Tiga di seluruh Desa Pakraman se-Kabupaten Buleleng. Karena jumlah desa pakraman mencapai 165 desa, maka Dewa Sukrawan menyiapkan jadwal persembayangan mulai Rabu ini. Dalam persembahyangan itu, Dewa Sukrawan disebutkan telah meminta perangkat desa dinas dan desa adat ikut serta mendampinginya.
Isu sembhyangngan politik inilah yang dipakai menyerang balik Dewa Sukrawan. Menurut sumber di lingkaran elite PDIP Buleleng, kegiatan spiritual Dewa Sukrawan itu sarat nuasa politiknya. “Itu sembahyang politik namanya. Kenapa harus melibatkan perbekel dan kelian desa adat segala?” ujarnya kepada NusaBali. Dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin, Dewa Sukrawan menampik kegiatan persembahyangan bernuasa politik itu. “Saya kan harus menghormati yang memiliki pura. Saya matur nuun dengan mereka. Saya kan tidak bisa sembahyang begitu saja, apalagi pura itu bukan milik saya. Jelas dong saya meminta izin kepada mereka yang memiliki pura untuk mengantar saya,” dalih Ketua DPRD Buleleng yang mengincar posisi Cabup di PDIP ini.
Menurut Dewa Sukrawan, apa yang dilakukannya itu wajar, apalagi persembahyangan ini bertujuan baik untuk kemenangan PDIP. Di samping itu, dia juga ingin membuktikan bahwa dirinya serius nyalon dalam Pilkada Buleleng 2012. “Saya ingin membuktikan kepada masyarakat, baik secara sekala maupun niskala, bahwa saya serius nyalon. Ini bertujuan baik untuk kememangan PDIP,” tegas politisi PDIP asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng ini.
Disinggung masalah surat penegasan dari DPP PDIP soal SK 411 yang melarang Ketua Dewan maju ke Pilkada, menurut Dewa Sukrawan, hal itu adalah masalah internal partai di mana PDIP ingin menang dengan mengusung calon yang dianggap layak. “Ya DPP PDIP nanti yang memberikan penugasan,” ujarnya. Jika SK 411 DPP PDIP diberlakukan, akan ada dua kandidat yang tak boleh maju ke Pilkada di Bali tahun 2012 ini. Selain Dewa Sukrawan, juga Ketua DPRD Gianyar Made Agus Mahayastra. Namun, Agus Mahayastra mengaku tetap akan maju ke Pilkada Gianyar, November 2012. Perkara tidak dapat rekomendasi DPP PDIP, itu soal nanti.
Di sisi lain, dua dokter bertarung perebutkan tiket Cawabup Buleleng di PDIP, yakni dr Ketut Putra Sedana dan dr Nyoman Sutjidra. Keduanya sama-sama telah mengambil formulir Balon Wakil Bupati di Sekretariat DPC PDIP Buleleng. Bedanya, dr Sutjidra merupakan tokoh non-kader, sementara dr Putra Sedana adalah kader PDIP yang kini menjabat Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Buleleng. Saat ambil formulir di Sekretariat DPC PDIP, Jalan Raya Pantai Penimbangan Singaraja, Selasa kemarin, dr Putra Sedana langsung show of force dengan diiringi puluhan pendukungnya berpakain adat lengkap. Bahkan, barisan pendukungnya kemarin menabuh baleganjur. “Ini murni masyarakat yang mendorong saya harus maju. Saya ambil formulir sebagai wakil bupati,” terang dr Putra Sedana. Kader militan PDIP lainnya, Dewa Made Mahayadnya, juga ikut meramaikan bursa Balon Wakil Bupati di internal partainya. “Intinya, saya ingin mengabdi saja, saya serahkan pada mekanisme partai dan masyarakat yang menilai,” terang Dewa Jack, panggilan akrab Dewa Mahayadnya yang kini Ketua Komisi C DPRD Buleleng.
Dengan tampilnya Dewa Jack dan dr Putra Sedana, maka sejumlah kader PDIP ikut berburu tiket Cawabup Buleleng di partainya. Kader lain yang juga ikut berebut tiket Cawabup di PDIP adalah Ni Made Turkini (anggota DPRD Buleleng) dan Putu Mangku Budiasa (anggota DPRD Buleleng). Mereka akan bersaing dengan tokoh dari luar PDIP, seperti Putu Pasek Sandoz (putra Gubernur Bali Made Mangku Pastika), Dewa Putu Selawa (kader Gerindra), dan Made Saputra (kader PNI Marhaenisme).
sumber : NusaBali